Innocent Kid - Bab 697 Paling Membenci Pengkhianat

Saat kedua pegawai medis itu kembali membawa petugas keamanan, Theo Jin dan Leon Fu masih berkelahi dengan sengit.

Saat ini Leon Fu mulai kewalahan, staminanya tidak terlalu mendukung.

Tinjunya juga beberapa kali agak tak bertenaga.

Theo Jin menggunakan kesempatan ini untuk mengarahkan tinjunya ke wajahnya, tapi ia ditarik oleh petugas keamanan yang datang tepat waktu.

Ia mendengar petugas keamanan itu membujuk, “Jika ada masalah bicarakan baik-baik! Ini adalah rumah sakit, tempat banyak pasien sedang menjalani pengobatan, kenapa kalian berkelahi disini? Jika hal ini mempengaruhi para dokter, apakah kalian bisa menanggung akibatnya?”

Dan pasien yang disinggungnya itu pastilah Scarlett Jiang, maka amarah Theo Jin sedikit memudar.

Ia mendengus dan menatap Leon Fu dengan tatapan garang dan dingin.

Iblis dari neraka ini memancarkan ekspresi suram dan dingin yang tak dapat dijelaskan.

Leon Fu ditarik duduk ke bangku di sisi seberang oleh seorang petugas keamanan, ia menatap Theo Jin lekat-lekat.

Tiba-tiba ia merasa cemas dan ketakutan.

Bahkan ia tak berani memikirkan tatapan Theo Jin barusan, ekspresinya sangat dingin, membuatnya sangat ketakutan.

Theo Jin duduk di bangku dan menundukkan kepalanya, sangat diam tak mengatakan apapun.

Menit demi menit berlalu, Leon Fu merasa sangat cemas dan tak berdaya, ia terus berjalan mondar-mandir di lorong rumah sakit.

Theo Jin hanya menatap nanar ke arah ruang emergensi dengan mata memerah.

Tiba-tiba lampu merah di atas pintu ruang emergensi dimatikan, dan pintu ruangan terbuka, dan seorang dokter yang mengenakan jubah putih dan masker keluar.

Mereka berdua bergegas menghampirinya dan di saat yang bersamaan bertanya, “Bagaimana kondisi Lett?”

Dokter melepaskan maskernya, menunjukkan wajahnya yang lelah, dan berkata, “Pasien sementara ini telah melewati masa kritis, tapi ia terluka parah, dan takkan sadarkan diri untuk beberapa saat.”

Mendengarnya, mereka berdua menjadi sangat lega dan menghembuskan nafas panjang.

Ekspresi Leon Fu menjadi lega, dan karena didikannya yang baik, ia berkata dengan sopan, “Terimakasih atas kerja keras anda.”

Dokter menggeleng, memang sudah tugasnya untuk menyelamatkan mereka yang sakit dan terluka dari kematian.

“Kalian uruslah administrasi pasien dulu, pergilah ke lantai 1 untuk mendaftarkan pasien dan membayar tagihan.”

Setelah mengatakannya, dokter berbalik badan dan memasuki kamar pasien.

Dan di lorong rumah sakit yang lengang itu, hanya tersisa Leon Fu dan Theo Jin.

Leon Fu menoleh dan tersenyum mencemooh, “Tuan Jin, kau harus mengurus bawahanmu baik-baik, agar jangan sembarangan mengusik orang, aku yang akan lanjut mengurus administrasi rumah sakit Lett, sebaiknya kau segera pergi.”

Mendengarnya, Theo Jin tentu memahami nada memperingatkan dalam perkataan Leon Fu.

Ia tersenyum datar dan berkata dengan dingin, “Aku tahu, tak perlu kau peringatkan.”

Lalu ia segera melangkahkan kaki meninggalkan rumah sakit.

Melihat sosok Theo Jin yang berjalan pergi, Leon Fu merasa gembira.

Sekarang tak ada Theo Jin lagi, maka begitu ia siuman, yang akan pertama kali dilihat oleh Scarlett Jiang adalah dirinya.

Dan juga, Leon Fu lah yang selama ini diam-diam selalu melindunginya.

Dari awal sampai akhir, hanya Leon Fu seorang.

..................

Walaupun saat ini Theo Jin sangat mengkhawatirkan kondisi Scarlett Jiang, tapi hal terpenting yang harus diselesaikannya saat ini adalah orang kurang ajar itu.

Yaitu Levita Zi.

Theo Jin memicingkan matanya memikirkan apa yang telah dilakukan Levita Zi.

Tatapan matanya sangat dingin, bibirnya terkatup rapat.

Theo Jin tak pernah menunjukkan rasa belas kasihan terhadap seorang pengkhianat.

Ia akan membuatnya tahu bagaimana rasanya hidup segan mati tak mau.

Ia menekan pedal gas dan memacu mobilnya dengan kencang menuju ke sebuah gedung.

Theo Jin memasuki lift, memasukkan sidik jari dan passwordnya, dan lift bergerak turun ke lantai bawah tanah.

Saat ia berjalan mendekat, dari dalam ia mendengar suara Levita Zi memohon belas kasihan.

“Jika aku langsung membunuhmu bukankah hal ini terlalu menguntungkanmu.”

Tiba-tiba sebuah suara yang dingin terdengar.

Levita Zi membuka kelopak matanya yang berat, dan melihat Theo Jin berdiri tak jauh dari sana, menatapnya dengan dingin.

Ia tiba-tiba gemetaran.

Ia sangat takut melihat ekspresi ini.

“Tuan, tolong lepaskan aku, kumohon.” Levita Zi menangis dan memohon.

Ia menyembah-nyembah dan bersujud di kaki Theo Jin bagaikan anjing.

Theo Jin tak tergerak, sambil menggertakkan giginya ia berkata, “Kau tahu aku paling benci pada pengkhianat.”

Ia mengira ia akan bersikap bijak, tapi ia malah mengecewakannya.

Jelas sudah tahu yang dilakukannya sangat salah, ia masih saja melakukannya.

Theo Jin mendengus, karena ia senang bersikap seperti ini, ia akan membantunya.

Merasakan sikap dingin Theo Jin, Levita Zi merasa seolah terperangkap dalam gua es, ia membeku.

Memang, Theo Jin tak bisa menerima jika orang di sekitarnya mengkhianatinya.

Dan hal yang telah dilakukannya, sudah cukup untuk membuat Theo Jin ingin membunuhnya ribuan kali.

Satu-satunya alasan ia masih hidup saat ini adalah karena Theo Jin tak ingin membiarkannya mati dengan segera.

Sosok jangkung itu lenyap di kegelapan, dan Levita Zi duduk terpaku di tanah.

Tapi baru saja ia pergi, ia menerima sebuah kabar.

Levita Zi telah melarikan diri.

Theo Jin mengerutkan kening, ia segera kembali.

Theo Jin kembali ke ruang bawah tanah, dan kali ini atmosfernya sangat berbeda.

Auranya yang sangat mengintimidasi membuat orang-orang yang berada disana tak dapat menahan rasa takutnya.

Vaness Bai tak ingin tindakannya membuat orang lain jadi terseret dan menerima hukuman, maka ia segera maju untuk mengakuinya.

“Tuan, akulah yang membebaskan Levita Zi, dan yang lain tak ada hubungannya dengan ini.”

Theo Jin menatap Vaness Bai lekat-lekat, lalu tersenyum.

Tapi senyumnya ini penuh ekspresi dingin, dan sepatu kulit itu melangkah di tanah, menimbulkan suara “duk duk”.

Suaranya bagaikan suara langkah iblis menghampiri.

Theo Jin tiba-tiba memukulkan tinjunya ke perut Vaness Bai, gerakannya sangat cepat dan ganas, tak menunjukkan sedikit pun belas kasihan.

Vaness Bai kehilangan keseimbangannya, dan mundur beberapa langkah untuk menyeimbangkan tubuhnya.

Mulutnya mengeluarkan darah, dan wajahnya menjadi pucat.

Ia tak mengatakan apapun, sama sekali tak berusaha memohon ampun bagi dirinya.

Suasana di ruang bawah tanah itu menjadi hening dan menegangkan, dan terasa sangat mencekam.

Semua melihat hal yang barusan terjadi, tapi tak ada yang berani menghentikan Theo Jin.

Mereka semua memahami sikap Theo Jin, ia selalu teguh pada pendiriannya.

Ia tidak pandang bulu, dan ia paling benci pada orang yang mengkhianatinya.

Dan Vaness Bai sekarang bisa dianggap sedang berdiri di ujung tanduk, dan tak ada yang berani menolongnya.

Karena jika mereka berbuat seperti itu, mereka sendirilah yang nanti akan berdiri di ujung tanduk.

Ekspresi Theo Jin tak berubah, lalu sekali lagi ia memukulnya dengan keras.

Tubuh Vaness Bai gemetaran dan ia terjatuh ke tanah.

Ia menunduk menatap Vaness Bai dari atas dan berkata dengan dingin, “Kuberi kau satu kesempatan, apakah kau melakukannya atas keinginanmu sendiri atau karena paksaan?”

Vaness Bai tersenyum pahit dan mengusap darah dari ujung bibirnya, “Aku melakukannya atas keinginanku sendiri, hal ini tak ada hubungannya dengan Levita Zi.”

Theo Jin mengangkat alisnya, ekspresinya sangat murka.

Ia dengan santai berkata, “Kau telah bekerja bersamaku selama bertahun-tahun, kau tahu bagaimana caraku memperlakukan pengkhianat.”

Meskipun Vaness Bai merasa ketakutan, tapi ia tak menyesalinya.

Ia memejamkan matanya dan menjawab, “Aku tahu.”

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu