Innocent Kid - Bab 951 Mengontrol Tangan Dan Kaki

“Paman, kakak.”

Scarlett dengan sopannya menyapa.

“Kalian sudah datang, sini duduk.” Samuel memberi salam lalu mempersilahkan mereka duduk.

Setelah semua orang duduk, Samuel yang terlebih dahulu membuka topik : “Kenapa begitu malam datangnya?”

“Bukan begitu, mereka sudah tiba di siang hari, kemudian mereka mengunjungi rumah sakit untuk menemani ayah dan kakak ketiga.”

Sambil menuangkan sup sambil membantu Scarlett menjawabnya.

Samuel tersenyum, “Kalian sangat perhatian.”

Scarlett hanya tersenyum tanpa berkata apapun.

“Sini, Scarlett, minumlah sedikit sup.” Setelah selesai menuangkan sup kemudian memberikan sup ini kepada Scarlett.

“Terima kasih.”

Pada saat Scarlett menundukkan kepalanya dan hendak meminum supnya, terdengar sebuah suara dari George, “Adik ipar, setelah selesai makan bolehkah kamu meluangkan sedikit waktu untukku?

Suaranya terlihat sangat hati-hati seakan-akan menganggap Theo adalah orang yang sangat mengerikan.

Scarlett sedikit mengerutkan dahinya lalu mengangkat kepalanya dan sebelum Theo menjawabnya : “Kakak, kita adalah keluarga, kamu tidak perlu berkata dengan seformal itu.”

George tercengang sesaat lalu sedikit tersenyum, “Aku bukan ingin formal, aku cuman sungkan saja.”

“Baiklah.” Scarlett melirik ke pria tersebut, “Kakak berbicara kepada kamu.”

Theo melihat ke dia lalu menaikkan sudut bibirinya dan tidak bisa menahan senyumnya lalu dengan lembutnya berkata: “Pasti boleh.”

Mendengar dia menjawabnya, George menghelakan nafasnya lega, “Baguslah, setelah selesai kita akan ke ruangan buku untuk berbicara.”

Theo menjawab dengan datarnya “Iya”

Setelah makan, George membawa Theo ke ruangan buku.

Dan Scarlett dibawa Olivia ke kamar ibunya yang dulu.

“Semuanya disini tidak berubah sedikitpun.” Olivia berkata.

Kamarnya sangat besar dipenuhi dengan pernak-pernik bergaya Eropa, ada ruangan ganti baju tersendiri juga kamar mandi terpisah kemudian di tengahnya ada sebuah tempat tidur ala Eropa dengan kerudung merah muda menggantung ke bawah, dengan seprai renda-renda yang menjalar.

Tiba-tiba Scarlett tidak bisa menahan senyumannya, “Tampaknya kakek dan nenek menganggap ibuku dan membesarkannya layak seorang putri.”

“Anak yang paling disayangi oleh kakek dan nenekmu adalah hanya ibumu.”

“Jadi itulah sebabnya ibuku dengan berani dan tidak ragu untuk memilih ayahku dan memusuhi kakekku.”

Karena hanya dengan kasih sayang orang tua ini membuat ibu menjadi tanpa ragu melakukan ini.

Dan alhasilnya dia telah melukai dirinya sendiri juga melukai hati dari keluarga yang menyayangi dia.

Memikirkan ini membuat hati Scarlett sedikit terluka.

Jika pada saat itu ibunya mendengarkan apa perkataan dari kakek maka dia tidak harus menderita seperti ini.

Seperti mengetahui isi pikirannya membuat Olivia dengan lembutnya meletakkan tangannya di bahunya lalu dengan lembutnya berkata : “Aku merasa jika waktu bisa di putar kenbali maka ibumu juga akan membuat keputusan yang sama.”

Scarlett memalingkan kepalanya dan melihat ke arahnya.

“Karena begitu orang menemukan cintanya maka mereka memang saling mencintai hanya saja cinta datang dan pergi terlalu cepat.”

Oliva juga orang yang termasuk menyaksikan cinta Chella dan Branson.

Awalnya semua menganggap jika mereka akan berjalan hingga selamanya tetapi siapa sangka jika pada akhirnya mereka berpisah.

Olivia menarik nafas dalam-dalam, hatinya sedikit sedih lalu menaikkan sudut bibirnya, “Cukup, kita tidak usah membicarakan hal ini, ayo ke bawah makan sedikit buah-buahan.”

Scarlett menganggukkan kepalanya, “Baiklah.”

...

Ruang buku.

George mengambil kontrak perjanjian yang dibatalkan hari ini.

“Adik ipar, aku ingin meminta kamu untuk membantuku melihat, apakah ada yang salah dengan kontrak ini.”

Setelah berkata, dia memberikan kontraknya kepada Theo.

Setelah menerimanya Theo tanpa berkata apapun dan melihatnya.

Di sekitaran ini terasa tenang dan hanya terdengar suara dari kertas yang dibolak-balik.

George menelan ludah dengan gugup, pada saat ini dirinya seakan-akan seperti seorang murid yang sedang menunggu gurunya memperbaiki pr nya.

Aura dari Theo begitu kuat, dirinya yang berdiri disampingnya dapat merasakan ada aura kuat dan menekan.

George terlihat sangat gugup ini mulai berpikir kapan dia akan memiliki aura yang kuat tersebut.

Dengan seperti ini, orang-orang tersebut tidak akan meremehkan dia.

“Ini adalah perjanjian kerjasama dirimu dengan pihak lawan?”

Setelah selesai melihat Theo mengangkat kepalanya dan melihat ke arah George.

“Ya, ini adalah negosiasiku.”

“Sangat sempurna.” Theo berkata, “Kamu menetapkan harga dengan rendah dalam perjanjian ini, bukankah kamu akan memberikan uang sia-sia kepada pihak lawan?”

George tidak berkata apa-apa.

“Aku tahu bahwa kamu baru saja mengambil alih Fang’s Corp dan dengan terburu-buru ingin membuat prestasi yang bagus tetapi jika seperti ini maka tidak bisa.”

George dengan malunya menggaruk bagian belakang kepalanya, “Semua terlihat jelas olehmu.”

Dengan seklias saja dia bisa melihat apa isi hati pikiran George dan tidak ada kata lain selain kagum kepada dia.

Theo melihatnya sekilas dan dengan datarnya dia bertanya : “Kontraknya tidak di tanda tangani?”

“Tidak ada, pihak lawan membatalkan perjanjiannya.”

Setelah mendengarnya, Theo tersenyum, “Membatalkannya?”

“Ya, aku juga tidak tahu apa yang terjadi, aku sudah memberikan syarat yang terbaik tetapi hasilnya masih ditolak.”

George tidak bisa mengerti.

“Ada orang yang melakukan sesuatu.” Theo mengambil kontrak itu dan meletakkannya di meja, “Memberikan perjanjian yang begitu baik tetapi tidak ditandatangani, tidak ada alasan lain selain ada orang lain yang melakukannya.”

“Sebenarnya aku juga berpikiran seperti itu.”

Seluruh penjuru menjadi terdiam, George berpikir sejenak, “Jadi apa yang harus aku lakukan?”

“Mencari mitra lain untuk bekerja sama.”

Theo mengangkat alisnya, “Jika aku tidak salah menebak, bukankah kamu kamu juga melakukan hal yang sama?”

“Iya.” George menganggukkan kepalanya, “Alasanku meminta nasihatmu adalah karena aku takut melakukan kesalahan yang salah.”

Dia baru mengambil alih Fang’s Corp, banyak orang yang melihatnya dan setiap langkah yang dia ambil harus sangat berhati-hati, terutama untuk menghindari resiko yang terjadi, beberapa orang itu pastinya tidak akan melepaskannya dengan mudah.

Theo menepuk pundaknya lalu berkata dengan serius : “Kemampuanmu hebat, tidak perlu terlalu berhati-hati dan kamu perlu percaya pada dirimu sendiri.”

“Kamu harus ingat, terkadang terlalu berhati-hati akan semakin mudah untuk dicari kesalahannya, atau tidak akan dengan mudah dibalikan.”

“Baik, aku mengingatnya.”

George tersenyum, “Terima kasih, adik ipar.”

Theo menarik tangannya, “Jika perlu bantuan apa dari diriku, katakan saja.”

George berpikir sejenak dan dengan memberanikan diri mengutarakan pendapatnya, “Aku ingin mengajakmu besok untuk pergi ke perusahaan bersamaku.”

“Boleh.” Tanpa ragu Theo menjawabnya.

Karena dia tidak bisa berdiri dengan stabil di Fang’s Corp maka dari itu dia harus membantunya untuk berdiri stabil dan hal itu akan membuat Scarlett juga menjadi tenang.

George tidak menyangka bahwa dia akan berjanji dengan begitu cepat dan membuatnya sedikit tercengang dengan wajah senangnya dia menjawab, “Adik ipar, aku tidak tahu bagaimana harus berterima kasih kepadamu.”

“Kita sekeluarga tidak perlu sungkan.”

Setelah kedua orang ini selesai mengobrol, mereka berdua turun ke bawah.

“Kalian sudah selesai mengobrol?” Olivia bertanya dengan ragu.

“Iya.”

George berjalan ke arah Scarlett dan dengan lembutnya tersenyum, “Adik, bolehkah aku meminjam waktu adik ipar besok?”

Scarlett tercengang sebentar, “Boleh.”

“Aku mengira kamu akan keberatan.” Goerge sedikit mengodanya.

“Kenapa keberatan? Apakah aku terlihat seperti orang yang pelit?” Scarlett berpura-pura menatapnya seolah-olah dia marah terhadapnya.

Theo berjalan dan duduk di sampingnya sambi mengambil apel dan memberikan kepada dia, “Makan sedikit buah.”

George bercanda : “Bagaimana bisa kan aku sedang mengkhawatirkan suami istri tidak ingin berpisah ini.”

Pipi Scarlett sedikit memerah lalu membuka topik lain, “Kakak, apakah kamu baik-baik saja di perushaan?”

Dengan watak paman tertua dan paman kedua, pasti dia akan terjolimi disana.

George mengangkat bahunya, “Kalau tidak bagaimana mungkin aku bisa meminjam adik ipar dari dirimu?”

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu