Innocent Kid - Bab 166 Aku Memang Menyukai Scarlett Jiang

第73章 口水都吃过了,一碗面算什么?(1)

Cindy Han berjalan keluar dari ruang kantor, beberapa rekan kerjanya sedang berada di depan pintu, dengan suara pelan membicarakan masalah tersebut.

“Kalian sudah dengar belum! Scarlett sudah mengambil program Amerika itu.”

“Benarkah? Han Jing saja sudah sebulan tidak berhasil mendapatkan program itu, tidak disangka Scarlett dengan begitu mudahnya mengambilnya, benar-benar hebat!”

......

Cindy Han berdiri di tempat itu, begitu marahnya ia sehingga seluruh wajahnya memerah.

Ia menggenggam erat cincinnya, hatinya sangat tidak senang. Jelas-jelas dirinya adalah anggota eksekutif perusahaan, datang bersama dengan Susan, dilihat darimanapun juga, dirinya memiliki posisi yang lebih tinggi dari orang-orang lain di Jade Corp. Namun sekarang... Scarlett Jiang berturut-turut mengambil beberapa proyek besar, kalau begini terus, mana ada posisi untuknya di perusahaan ini?

Tidak bisa, ia tidak bisa hanya melihat Scarlett Jiang menikmati kesuksesan seperti ini, Cindy Han membatin dalam hatinya.

......

Kembali menetap sebentar di hotel, saat hari sudah sore, Nana Xu melihat mood Scarlett yang bagus, jadi diajaknyalah Scarlett pergi berbelanja. Ia berniat membeli barang-barang untuk diberikan pada orang-orang saat pulang nanti.

Tidak ada orang tertentu yang bisa Scarlett Jiang berikan oleh-oleh, tapi di hatinya, ia mengingat Ace. Ia melihat beberapa robot, dan membelikannya untuk Ace.

Nana tertegun melihat Scarlett.

“Apa yang kau pikirkan! Ini untuk anak temanku,” ujar Scarlett tertawa.

“Oh,” Nana Xu mengangguk-anggukkan kepala. Sesaat kemudian ia tiba-tiba teringat tuan muda keluarga Jin, tidak mungkin ‘kan... Dalam sekejap, ekspresi Nana Xu kembali berubah terkejut.

Tapi belum sempat ia membuka mulut untuk bertanya, ponsel Scarlett Jiang berbunyi, Hendri Lu menelepon.

Barang-barang yang ia dan Nana Xu ingin beli hampir semuanya sudah dibeli, sekarang juga sudah waktunya makan malam. Hendri Lu berkata ia sedang berada di daerah sekitar sana dan ingin mengajak mereka berdua makan bersama. Setelah berpikir sejenak, Scarlett Jiang juga tidak menolaknya.

Tak berapa lama kemudian, mereka bertiga sampai di sebuah restoran. Seraya berjalan masuk, Hendri Lu menanyakan, “Kalian sudah berhasil mendapatkan proyek itu belum?”

Scarlett Jiang belum sempat berkata apa-apa, Nana Xu sudah dengan bangga berkata, “Sudah pasti bukan, Kak Scarlett di tengah sakitnya pun tetap pergi menghadiri jamuan makan itu, mau dibayangkan seperti apapun juga tidak mungkin tidak ia dapatkan!”

Mendengar perkataan itu, Hendri Lu sedikit cemberut menatap Scarlett Jiang.

“Kau sakit? Parahkah?”

“Bahkan sampai pingsan juga, masih perlukah ditanyakan parah atau tidak?” Nana dengan begitu jujurnya membuka mulut.

Mendengarnya, kerutan pada alis Hendri Lu semakin bertambah dalam.

Scarlett Jiang buru-buru berujar, “Tidak apa-apa, tidak apa-apa, kakak kelas, aku hanya terkena flu saja, sekarang sudah hampir sembuh total.”

“Benarkah?”

“Tentu saja, lihatlah, aku sudah sehat walafiat begini bukan?”

Hendri Lu memingkamkan bibir, teringat Scarlett Jiang yang tiba-tiba pingsan saat jamuan makan, merasa masih belum bisa percaya sepenuhnya.

Setelah tiga orang itu menemukan tempat duduk, Nana Xu memerhatikan Hendri Lu yang begitu perhatian terhadap Scarlett Jiang. Di satu sisi, ia merupakan seorang kakak kelas yang lembut dan tampan, di sisi lain, seorang CEO yang bertangan dingin dan tentunya, tampan. Ck, ck, ck, benar-benar iri dengan Kak Scarlett!

Tengah berpikir, tiba-tiba saja ia melihat dua sosok yang sedang berjalan masuk di ambang pintu. Saat itu juga, ia terkejut.

“Kak Scarlett, itu bukannya CEO Jin?”

Scarlett Jiang memutar tubuhnya dan melihat ke arah yang ditunjukkan, begitu melihat sumber suara yang tidak asing itu, kulit kepalanya terasa tegang. Ternyata benar, itu Theo Jin, ia bersama dengan Clarissa Su.

New York begitu besar, kenapa bahkan sedang makan saja bisa bertemu dengannya, Scarlett Jiang tidak bisa berkata-kata.

Clarissa Su dan Theo Jin juga melihat Scarlett Jiang dan orang-orangnya. Dalam sekejap, sekelebat awan gelap memburamkan mata Clarissa Su.

Lagi-lagi Scarlett Jiang. Mengapa wanita ini selalu ada dimana-mana?

Clarissa Su menggertakkan gigi, baru saja mereka menyelesaikan pekerjaan, sungguh tidak mudah membuat Theo Jin mengiyakan ajakannya pergi makan malam. Namun tak disangka, malah bertemu dengan Scarlett Jiang. Clarissa Su marah setengah mati.

Saat ia sedang berpikir keras, Theo Jin malah sudah berjalan pergi. Clarissa pun buru-buru berjalan mengikutinya.

Hendri Lu juga sama kagetnya, namun ia masih menyapa dengan sopan, “CEO Jin, Nona Su, kebetulan sekali, Anda berdua juga datang makan di sini? Apakah mau makan bersama?”

Clarissa Su sangat ingin menolak, memang sebenarnya ia ingin berdua saja dengan Theo Jin, namun pria di sebelahnya itu sudah langsung duduk tanpa basa basi.

Ketika pelayan datang mengambil pesanan, Hendri Lu memberikan buku menu pada Theo Jin.

“CEO Jin, silahkan.”

Theo Jin tidak berbicara apapun, ia memesan banyak makanan yang Scarlett Jiang sukai. Mendengar nama-nama makanan yang ia sebutkan, Hendri Lu sedikit terkejut, sebab iapun tahu makanan-makanan itu adalah yang Scarlett sukai.

Sesaat kemudian, Hendri Lu terlihat kebingungan, dan terlihat tidak tenang.

Setelah pelayan berjalan pergi, suasana di meja itupun menjadi canggung.

Dalam hatinya, Clarissa Su sudah menyerah akan keinginannya makan berdua dengan Theo Jin, jadi ia berusaha mencari topik pembicaraan.

“CEO Lu dan Nona Jiang kelihatannya memiliki hubungan yang baik, ya! Sudah beberapa kali aku bertemu ketika Anda berdua sedang bersama. Dengar-dengar, Anda berdua dari sekolah yang sama? Ketika di sekolah, apakah Anda berdua juga seperti sekarang?”

Hendri Lu menatap Scarlett Jiang sesaat, tersenyum mengiyakan, “Ya, benar! Dulu Scarlett juga anggota OSIS, kami berdua sering berhubungan, sudah lama kenal jadi hubungan kami cukup baik.”

“Benarkah?” Clarissa Su tersenyum-senyum, seakan-akan sedang terpikirkan sesuatu, secara sengaja tidak sengaja membuka mulut bertanya, “Waktu itu aku mendengar pidato Anda di Universitas J, Anda membicarakan seorang wanita yang Anda sukai, apakah itu Nona Jiang?”

Selain Nana Xu, tiga orang di meja itu semuanya tertegun. Tidak ada yang menyangka Clarissa Su bisa menanyakan masalah ini.

Sejak awal, Theo Jin memang sudah tidak suka melihat Scarlett Jiang makan bersama dengan Hendri Lu. Detik itu juga wajahnya semakin terlihat tidak senang.

Hendri Lu sendiri tidak menjawab.

Scarlett Jiang merasa seperti ingin menggali lubang dan masuk ke dalamnya. Terlebih lagi setelah melihat air muka Theo Jin yang tidak senang, ia semakin merasakan ketegangan dan rasa bersalah yang tidak bisa dijelaskan.

Nana Xu seakan sedang duduk di atas kursi jarum, ia tidak bodoh, ia dapat dengan jelas melihat bahwa Clarissa Su menyukai Theo Jin. Theo Jin dan Hendri Lu, keduanya menyukai Kak Scarlett. Nah, sekarang... Kak Scarlett menyukai siapa?

Nana Xu tidak tahan untuk menatap mereka semua satu persatu, rasanya ia sendiri telah masuk ke sebuah lingkaran yang aneh.

Setelah tidak ada yang bersuara selama beberapa detik, Clarissa Su tanpa merasa bersalah membuka mulut, “Maaf! Apakah aku salah berbicara?”

Scarlett Jiang baru saja terpikir untuk tertawa dan berkata bahwa mana mungkin yang kakak kelasnya sukai adalah dirinya, malah mendengar Hendri Lu membuka mulut menjawab pertanyaan Clarissa Su, “Tidak apa-apa, yang Anda katakan memang tidak salah. Aku memang menyukai Scarlett Jiang.”

Terlihat sebentuk senyum tipis di wajah Hendri Lu, suaranya pun sangat lembut, seakan sedang membicarakan hal yang lumrah dan biasa saja.

Pernyataan yang tiba-tiba itu membuat Scarlett Jiang kebingungan, ia merasa dirinya seakan mendadak tuli. Sebenarnya, ia sudah lama menebak bahwa Hendri Lu menyukainya, namun pada saat itu, ia tetap saja tidak bisa tidak merasa kaget.

Suasana di meja itu sekali lagi menjadi aneh, bahkan Clarissa Su sendiri tidak mengira Hendri Lu bisa menyatakan perasaannya di depan umum seperti itu. Saat itu juga, kedua ujung bibirnya tertarik naik ke atas.

Pandangan orang-orang, sengaja ataupun tidak, semuanya menatap Scarlett Jiang. Selang beberapa waktu, Scarlett Jiang benar-benar tidak tahu harus berkata apa, hanya bisa membuka mulut untuk beralasan bahwa ia ingin pergi ke kamar kecil.

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu