Innocent Kid - Bab 885 Kami Tidak Membutuhkan Barang Ini

Mendengar sebuah keraguan dari Darius, Simon berkata : “Tentu beneran, asisten Theo sendiri yang menghubungi aku, tetapi Theo ingin bertemu dengan pengurus SA’s Corp, Darius coba kamu...”

Perkataan ini, membuat Darius terdiam sejenak.

Setelah itu, dia memutuskan, “Kebetulan pengurus SA’s Corp sedang berada didalam nengeri, Theo bisa menuju ke Kyoto, dan bertemu dengan pengurus ini.”

“Baik, aku akan memberitahu Theo.”

Setelah menutup teleponnya, Simon tidak menghubungi Alex dan malah langsung menghubungi Theo.

“Theo, beberapa hari ini pengurus dari SA’s Corp sedang berada di Kyoto, mungkin kapan kamu ada waktu untuk bertemu dengan dia?”

Simon tidak memanggilnya dengan sebutan direktur Theo lagi, menggunakan hubungan keluarga Scarlett untuk mendekati dia.

Theo yang mendengar ini, berpikir dan berkata : “Besok, aku akan mengurusi pekerjaan aku disini lalu menuju ke Kyoto, mohon tuan Simon untuk menghubungi pengurus di SA’s Corp.”

Sesuatu yang berhubungan dengan Scarlett, tentu saja dia tidak bisa menundanya.

“Theo, kamu tidak perlu seformal itu denganku, kita ini satu keluarga, besok aku juga tidak sibuk jika seperti itu, bagaimana jika kembali bersama.” Simon kemudian menggunakan jurus ini.

Theo tidak menyetujui perkataannya, “Tuan Simon suka bercanda, orang yang dianggap Scarlett keluarga barulah keluargaku, untuk tiket pesawat aku akan meminta asistenku mengurusnya, jika tuan Simon ingin ikut juga boleh.”

Walaupun perkataan Theo tidaklah kasar, tetapi Simon juga merasa pedas ketika mendengarnyanya lalu tersenyum : “Jika seperti itu mohon asisten direktur Theo mengirimkan tiket pesawatnya kepadaku.”

“Baik, aku masih ada yang harus diurus, sampai jumpa tuan Simon.”

Belum sempat Simon menjawabnya, Theo telah menutup teleponnya.

Dan terlihat layar yang mengelap membuat Simon mengepalkan tangannya.

Theo menghempaskan telepon genggamnya diatas meja, lalu terdiam sejenak dan mengurus perkataannya Alex lalu memasukan berkas yang banyak.

Malam tiba, Theo membawa mobilnya ke perjalanan pulang, kemudian dia singgah disebuah toko kue sambil memilih kue kesukaannya Nesya lalu kembali ke kediaman Jin.

Nesya melihat Theo, lalu kaki kecilnya itu berlari sambil memeluk sepasang kakinya Theo dengan suara yang mengemaskan : “Daddy!”

“Daddy belikan Nesya kue.”

Theo sedikit menunduk lalu memberikan ini kepada Nesya.

Setelah bocah ini mendapatkan kuenya lalu memberikan kecupan di wajah Theo yang penuh dengan air liur, sambil menarik Theo ke ruangan makan.

Kebetulan sekarang waktunya makan.

Keluarga Jin sedang duduk di atas meja makan, lalu Oscar menarik lengannya Theo : “Ayo kak, tinggal kamu saja.”

Setelah Theo duduk, ibu Jin membawa sebuah sup yang telah di godok lama, sambil menaruhnya di depan Theo, “Ini adalah sup kesehatan, baik untuk kamu dan Scarlett.”

Perkataan ini membuat semua orang disini mengerti, hal ini membuat seluruh wajah Scarlett memerah.

Melihat wajah gadis kecilnya yang memerah ini, Theo berkata : “Ma, kami tidak membutuhkannya.”

Padahal dengan mudahnya dia menolak, tetapi maksud ini membuat semua orang merasa berbeda.

Tidak membutuhkan...

Sepertinya mereka berdua ini tetap harmonis.

Beberapa orang tersenyum dan pada akhirnya Oscar tidak bisa menahan tawanya dan tertawa dengan besar.

Scarlett sendiri tidak berpikir dengan banyak, tetapi ketika melihat wajah yang tersenyum ini membuat wajahnya semakin memerah.

Hanya Ace dan Nesya sendiri yang tidak mengerti.

Tetapi karena melihat mereka semua yang terlihat bahagia, lalu kedua orang ini juga tersenyum.

Ketika makan malam berakhir, Theo mengajak Scarlett berjalan diluar ini adalah waktu yang jarang bagi mereka.

Dengan angin sepoi-sepoi, yang menip rambutnya Scarlett.

Theo menjulurkan tangannya untuk memperbaiki rambutnya, “Scarlett, besok aku akan ke Kyoto.”

Mendengar ini Scarlett mengangkat kepalanya dan bertanya : “Apakah urusan pekerjaan, kenapa tidak mendengar kamu menceritakan ini kepadaku?”

Setelah Theo terlihat rahu, dia mencari sebuah alasan, “Iya, ada urusan yang mendadak, dan membutuhkan aku untuk menuju kesana.”

Dirinya tidak memberitahunya, apa yang sebenarnya terjadi, jika dirinya mengatakannya akan membuat membuat dia merasa khawatir.

Scarlett memperlihatkan wajah tidak rela, lalu memeluk pinggangnya yang kurus, dengan kepalanya yang berada didada dia berkata : “Akan pergi berapa lama?”

Merasakan perasaannya Scarlett, Theo memeluknya erat dan berkata : “Mungkin 2 atau 3 hari, setelah mengurus ini aku akan segera kembali.”

Setelah perkataan ini terdengar, Scarlett tidak menjawabnya, hanya memeluk dia dengan erat.

...

Keesokkan harinya, Theo terbangun dengan dengan pelan turun dari kasur.

Siapa sangka, jika dia malah menganggu Scarlett, dan terbangun lalu berjalan ke sampingnya Theo dengan suara yang malas dan suara baru bangun tidur : “Cepatlah kembali dan berhati-hatilah.”

“Tenang, pasti itu.”

Setelah mengecup dahinya lalu Theo mandi dan pergi.

Setibanya di bandara lalu bertemu dengan Simon.

Wajah Simon terlihat bahagia, “Theo, aku telah memberitahu Darius, setibanya disana dia akan menjemput kita.”

“Iya.”

Theo berkata dengan datar, lalu menuju ke pesawat.

Melihat ini Simon dengan segera mengikutinya.

Setibanya di pesawat, Simon berpikir akan berbincang denga Theo, tetapi tempat duduknya dan Theo bahkan tidak disatu tempat.

Mengerti maksud dari Theo, Simon sendiri juga merasa tidak senang.

Tetapi, dirinya juga tidak bisa berbuat apa.

Apalagi, sekarang adalah saat-saat yang paling penting, jika terjadi sebuah kesalahan kepada Theo, maka perjuangan mereka akan sia-sia.

...

Jarak Kyoto dan kota Jin ini tidaklah jauh, menggunakan kendaraan darat kira-kira 2 jam, jadi menggunakan pesawat akan lebih cepat.

Setelah melewati waktu yang singkat, pesawat telah mendarat dengan aman.

Simon sendiri dengan tidak sabar berjalan ke kabin pesawatnya Theo, dan turun bersamanya.

Setelah keluar dari bandara, Darius telah menunggunya di luar dan ketika melihat Theo, kemudian dia tersenyum : “Direktur Theo.”

Sambil berkata dia menjulurkan tangannya, tetapi Theo tidak terlihat akan membalasnya hanya dengan datar menjawabnya.

Seketika, tangan Darius yang berada udara ini sedikit merasa canggung.

Melihat hal ini Simon dengan segera menarik pintu mobil dan mempersilahakn Theo.

Sebelum pintu tertutup, Simon berkata dengan penuh senyuman : “Theo, pesawat sedikit berguncang, kami tidak akan menganggu kamu untuk beristirahat di hotel, mungkin ketikan malaman apakah ingin makan malam bersama?”

Theo berkata dengan datar, “Malaman saja baru dikatakan lagi.”

Dengan sikapnya yang berubah-ubah, Simon tidak bisa terlalu memaksanya, “Ini... baiklah jika begitu, maka Theo beristirahatlah dulu.”

Setelah perkataan ini terlontar, Simon meminta supir untuk mengantarkan Theo ke hotel.

Setibanya di kediaman Fang, Simon segera memesan sebuah restoran ternama di Kyoto.

Walaupun Theo belum memutuskan, tetapi Simon memilih untuk mempersiapkan semua ini.

Pada saat ini, Mario mendapatkan sebuah kabar, ketika mengetahui hubungan Theo dan Simon yang lebih mendekat, dirinya merasa khawatir.

Jika Theo telah ditarik oleh Simon, berarti mereka tidak ada harapan lagi bukan?

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu