Innocent Kid - Bab 918 Mengalihkan Pandangan

Mengikuti perkataannya yang selesai dikatakan, udara seperti masuk dalam keheningan, sebuah rasa menekan yang tidak berwujud langsung memaksa datang.

Dzon tidak tahan menelan air liur, jelas-jelas aura dingin di dalam restoran sangat cukup, tapi punggungnya masih mengeluarkan selapis keringat.

Ekespresi pria muda yang duduk di seberang datar, tidak terlihat pikirannya, tapi masih bisa merasakan Dia sedang emosi.

“Tuan Buckland……” Dzon dengan hati-hati memanggil.

Sebelum datang Dia sudah membuat persiapan hati, tapi saat ini Dia tidak tahan menjadi ketakutan.

Jangan melihat Dia lebih tua dari Buckland, tapi membahas otak dan siasat tidak bisa membandingi orang, lebih lagi lawan masih adalah peran kejam.

Dia bisa ketakutan juga normal.

Mata Buckland menunduk rendah, pandangan jatuh di jarinya yang mengesek bibir gelas, diam tidak bicara, seperti tidak mendengar suara Dzon.

Dzon sesaat juga tidak berani kembali bicara, hanya bisa duduk dengan tidak tenang menunggu Dia berinisiatif berbicara.

Beberapa menit yang panjang lewat, Buckland baru perlahan mengangkat mata meliriknya, “Kamu, tadi mengatakan apa?”

Suara tenang, tidak ada keanehan apa.

Tapi Dzon mengerti Dia sangat emosi, tidak memedulikan rasa takut, segera mengulang perkataan yang Dia katakana tadi.

Buckland mengangkat tangan tersenyum, maksud senyuman masih belum sampai mata, “Dzon, kamu benar sangat memiliki kemampuan.”

“Maaf, aku yang lalai.”

Melihat Dzon yang dengan suara rendah meminta maaf, di dalam hati Pierce yang berdiri di samping merasa sangat meremehkan.

“Katakanlah, saat ini harus bagaimana?” Buckland bersandar ke belakang kursi, pandangan dingin jatuh di wajah Dzon.

“Bagaimana?” Benak Dzon kosong, sesaat juga tidak bisa memberikan cara menyelesaikan apa.

Raut wajah Buckland jelas semakin lama semakin tidak senang, “Dzon, kemajuan penelitian telah tertunda, kamu tidak mampu menanggungnya.”

“Aku mengerti aku mengerti.” Dzon mengusap keringat di atas keningnya, melanjutkan berkata: “Anda tenang, aku pasti tidak akan menunda anda.”

“Oh?” Buckland mengangkat alis, “Kamu ini sudah memikirkan harus bagaimana?”

“Aku akan kembali memesan satu batch bahan obat, mengenai obat yang dicuri juga akan secepatnya menemukannya.”

Saat ini yang bisa dipikirkan Dzon juuga hanya berbuat seperti ini.

Buckland seperti memikirkan menganggukkan kepala, “Kalau begitu kamu merasa aku seharusnya memberikanmu kesempatankah?”

“Kali ini benar adalah masalah Sa’s Corp.”

Dzon menjawab dengan sangat cepat, “Tapi berharap Tuan Buckland bisa mengerti penelitian ini hanya ada kami Sa’s Corp yang bisa melakukannya.”

Juga dikatakan Buckland hanya bisa bekerja sama dengan Sa’s Corp.

Mendengar perkataan, Buckland tertawa besar.

Dzon sedikit tercengang, tidak mengerti Dia sedang tersenyum apa.

Tapi detik selanjutnya melihat Dia menyimpan senyuman, ekspresi seketika menjadi berat, ketidaksenangan dalam mata sangat jelas.

Saat ini Dzon baru menyadari dirinya telah salah bicara, saat sedang bersiap berbicara untuk menambal lalu sudah dipotong oleh Buckland.

“Pusat penelitian yang membuat penelitian obat sangat banyak, tidak hanya ada Sa’s Corp yang bisa.”

Buckland dengan dingin memelototi Dzon, dalam hati sangat tidak senang dengan perkataannya tadi.

“Maaf, aku yang salah bicara.”

Dzon dengan takut Buckland akan membatalkan kerjasama, buru-buru menjamin berkata: “Silahkan Tuan Buckland percaya padaku, juga percaya pada Sa’s Corp, kami pasti akan menyelesaikan tugas.”

Penelitian berjalan setengah jalan, tiba-tiba mengganti rekan kerjasama juga tidak baik.

Dan juga yang menjadi tanggung jawab Sa’s Corp adalah bagian paling penting dari keseluruhan penelitian.

Akhirnya Buckland dengan datar bicara, “Aku kembali memberikan waktu satu bulan untukmu, kalau sampai saatnya tidak bisa memberikan barang yang aku inginkan lagi, kerjasama kita selesai sampai disini!”

Begitu mendengar perkataan ini, Dzon diam-diam merasa lega, tapi tidak berani menunjukkannya.

Dia dengan buru-buru menganggukkan kepala, “Mengerti, aku akan secepatnya menyelesaikan tugas.”

……

Disaat yang sama, Seven kembali datang ke hotel menemui Theo Jin.

“Ada masalah?”

Saat melihat Seven, kening Theo Jin mengerut erat, ekspresi sedikit tidak sabaran.

“Hoi, kamu ini ekspresi apa?” Seven dengan tidak puas berteriak: “Paling tidak aku juga sudah tidak sedikit membantumu, sikap baik sedikit, bisa tidak?”

Seven memelototinya sekilas, lalu mendorongnya langsung berjalan ke sofa duduk.

“Seven, silahkan minum kopi.” Alex Gu sangat berwawasan membawa segelas kopi.

“Masih kamu yang pengertian.”

Seven dengan puas tersenyum padanya.

Alex Gu sedikit canggung membalas senyuman.

Sebenarnya Dia bukan pengertian, Dia hanya simpati Seven setiap kali dibuat emosi oleh tuan muda.

Theo Jin duduk di seberangnya, tubuh yang panjang menyandar ke belakang, kaki panjang menyilang, tangan dengan terserah diletakkan di tempat tangan, lengan baju sedikit dinaikkan ke atas menunjukkan pergelangan tangan, di tambah jari yang panjang dengan tulang yang jelas, dengan tidak jelas menunjukkan aura yang menahan keinginan.

Benar-benar pria yang berkelas.

Sekalipun sangat emosi, Seven masih tidak dapat dikendalikan terpikat dengan ketampanan di depan mata.

Melihat Dia dengan lurus menatap tangan tuan muda sendiri, Alex Gu tidak tahan batuk sesaat.

Mendengar suara, Seven tersadar, menyadari dirinya malah dibuat terpikat oleh ketampanan Theo Jin, di dalam mata cantik melintas sedikit rasa kesal.

“Kamu juga memiliki paras yang lumayan.”

Perkataan ini sedikit ingin menutupi malah lebih terlihat jelas.

Theo Jin sama sekali tidak peduli, hanya dengan datar menanyakan: “Kamu datang ada hal apa?”

Seven membalikkan mata kepadanya, “Apa aku tidak bisa datang mencarimu untuk bernostalgia?”

“Aku tidak ada waktu santai itu, kamu juga tidak ada.”

Baiklah, Dia memang adalah pria yang begitu tidak menarik, paras tampan juga satu-satunya miliknya: “Dzon dan Buckland sudah bertemu.”

Sejak awal sudah menebak hubungan Sa’s Corp dan Buckland, jadi mendengar kabar ini, Theo Jin sama sekali tidak terkejut.

“Masalah sudah diselesaikan dengan baik?” Theo Jin menanyakan.

Topik pembicaraan ini dialihkan terlalu cepat, Seven sesaat tidak meresponnya, “Masalah apa?”

“Mengalihkan pandangan.”

Begitu Theo Jin mengatakannya, Seven baru meresponnya, dengan tidak senang mencemberutkan bibir, “Yang kamu tanyankan ini bukankah omong kosong?”

“Terima kasih.”

Sulit dari mulutnya mendengar perkataan terima kasih, Seven tertengun, mengira dirinya salah mendengar.

Menunggu meresponnya, menyadari benar Dia yang mengatakannya, seketika melompat bangkit.

“Jin, barusan kamu mengatakan apa?” Dia dengan sulit memercayai melihatnya.

Melihat Dia begitu bahagia, Theo Jin menarik ujung bibirnya, “Kamu ini sedang apa?”

“Kamu malah telah berterima kasih padaku!”

Seven bergerak maju kearahnya.

Mata dan tangan Theo Jin cepat menghalanginya, dengan wajah dingin memarahi: “Seven!”

Seven terkejut sesaat, segera dengan tersadar diri sendiri terlalu bahagia, segera menyimpan kembali tangan, dengan malu tersenyum, “Maaf, terlalu bahagia.”

Theo Jin dengan dingin melihatnya, satu wajah tidak senang.

Seven tidak berani kembali sembrono, buru-buru mengalihkan pembicaraan, “Dzon untuk sementara tidak akan mencurigaimu, kamu ingin melakukan apa segera lakukan.”

“Masih ada Buckland dan Dzon bertemu pasti kembali ada pikiran buruk apa, kamu perhatikan sedikit.”

Dia tidak ingin sampai waktunya kembali membantunya membantunya membereskan masalah.

“Tidak lain adalah ingin kembali membeli bahan obat.” Theo Jin dengan mencibir mengangkat bibir.

Saat ini bahan obat sudah dibakar, penelitian Buckland sudah tidak dapat dijalankan dengan lancar.

Asalkan mereka ingin melanjutkan penelitian ini, lalu pasti akan kembali mencari dirinya memesan bahan obat.

Seven juga sudah memikirkan, mengerutkan kening, “Kenapa, kamu masih ingin menjualnya pada mereka?”

“Tidak ada keharusan lagi.”

“Kalau begitu apa maksudmu?” Seven tiba-tiba menyadari pikirannya benar-benar sama sekali tidak bisa ditebak.

“Aku kali ini datang ke Italia tidak lain adalah ingin mengerti hubungan Sa’s Corp dan Buckland, dan juga penelitian mereka.”

Saat ini sudah mencapai tujuan, kalau begitu Dia juga tidak ada keharusan untuk menjual bahan obat kepada Sa’s Corp.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu