Innocent Kid - Bab 662 Jangan ! Harap !

Ibu Jin selesai mendengar memutar mata putih ke Oscar Jin.

Oscar Jin benar - benar tahu harus berkata apa.

Melihat raut wajah Scarlett Jiang tidak terlalu bagus, Theo Jin berkata mengusulkan : " Ibu jangan berdiri di luar terus, aku telah check - in sebuah kamar di samping.

Lett baru saja pulih, sebaiknya jangan biarkan Dia berdiri dalam waktu lama. "

" Baik, baik. " Jawab Ibu Jin.

Setelah kembali ke kamar, Nesya dari samping berlari kedalam pelukan Ibu Jin.

Berkata dengan suara lembut : " Nenek. "

Bertemu dengan anak kecil lucu yang sudah dirindukan lama, ditambah bentuk imutnya ini, hati Ibu Jin segera akan mencair.

Dengan cepat memeluk gadis kecil itu, menciuminya dengan baik.

Menahan kesedihan dalam mata, Ibu Jin berkata dengan suara sedikit ceria : " Nesya kita sudah tumbuh besar, berubah bertambah semakin lucu, nenek sangat rindu kamu. "

Mendengar perkataan Ibu Jin, gadis kecil sangat senang.

" Nesya juga sangat rindu nenek. "

Nesya berparas imut, juga ceria, tidak berlebihan jika berkata setiap yang bertemu dengannya akan menyukainya.

Hati Ibu Jin meleleh saat mendengarnya, segera memeluk Nesya dan menanyakan ini itu, Oscar Jin melihat tak berdaya.

Oscar Jin awalnya ingin menunggu setelah Ibu Jin selesai berpelukan dan baru dirinya memeluk Nesya lagi, tidak disangka pelukan Ibu Jin tidak ada habisnya.

Setelah menunggu lebih dari setengah jam juga tidak melihat niat Ibu Jin ingin melepaskannya.

Oscar Jin tidak bisa duduk diam lagi, hatinya tergelitik melihat wajah imut Nesya, dan berkata : " Ibu, kamu kasih aku peluk Nesya juga, aku juga sangat merindukan Nesya. "

Masih belum menunggu Ibu Jin berkata, Ayah Jin melihat ke dirinya dengan tatapan tajam, sedikipun tidak ada niat membiarkan Oscar Jin peluk.

Berkata dengan nada bicara sedikit bangga : " Tidak ada bagian kamu, setelah ibu mu selesai peluk maka giliran aku. "

" Ah ..... "

Wajah Oscar Jin dalam sedetik berubah menjadi labu pahit, Nesya yang melihatnya tertawa senang, suara tawanya merdu dan menyenangkan.

Oscar Jin menolak untuk menyerah, ingin terus berjuang mendapatkan kesempatan, berkata : " Kalau begitu ayah setelah kamu selesai peluk maka sudah seharusnya giliran aku bukan. "

Tanpa di duga, Ayah Jin tersenyum dan menunjuk Devina Song yang duduk di samping Oscar Jin.

Tubuh lawan cukup tegap, tersenyum, berkata dengan penuh kemenangan : " Masih ada Devina, tunggu Devina sudah selesai peluk baru tiba giliran kamu. "

Oscar Jin merasa terbuang oleh seluruh dunia, kedudukannya dalam keluarga benar - benar yang paling akhir.

Oscar Jin menusuk - nusuk Devina Song, mencoba mendapatkan secercah harapan, berkata : " Jika tidak kita berdua ..... "

Masih belum menunggu Oscar Jin selesai berkata, Devina Song sudah menebak apa yang ingin Oscar Jin katakan.

Sepasang mata tertawa menjadi seperti bulan sabit, berkata tanpa belas kasih kata demi kata : " Jangan ! Harap ! "

" ..... "

Oscar Jin mencekungkan mulutnya, hanya bisa mengantri dengan diam.

Keesokkan harinya.

Matahari pagi hangat dan lembut, melalui tirai putih rumah sakit menyebar dalam kamar pasien, beberapa sinar cahaya menyinari kulit putih Scarlett Jiang, mata yang tertutup bergetar.

Setelah beberapa saat dia membuka matanya dengan linglung, tubuhnya sedikit kaku setelah tidur bersandar semalaman di samping tempat tidur.

Scarlett Jiang tidak peduli dengan ketidaknyamanannya, sepasang matanya itu menatap lekat ke anak di atas ranjang.

Matanya penuh dengan kesedihan dan menyalahkan diri sendiri, menghela napas dengan sangat cemas.

Tanpa di duga detik berikutnya terdengar suara gumam pelan Ace, " Mommy ..... Mommy ..... Mommy, kamu di ..... "

Selesai mendengar mata Scarlett Jiang melebar tapi tidak berani terlalu banyak bergerak, Dia memegang erat tangan Ace.

Berkata dengan suara sedikit bergetar : " Mommy ada disini, Ace jangan takut, Mommy disini. "

Ace sedikit menyipitkan matanya, tampaknya Dia telah mengunakan seluruh kekuatannya untuk membuka mata.

Wajah dan bibir Ace sangat pucat, berkata ke Scarlett Jiang yang berada disamping tempat tidur : " Mommy ..... "

Setelah mendengar suara Ace, Scarlett Jiang benar - benar sangat gembira.

Memegang tangan Ace yang seperti baru selamat dari suatu bencana, berusaha tersenyum, tapi lingkar mata malah merah, berkata dengan lembut : " Mommy disini. "

Ace tersenyum, matanya tertutup lagi dan jatuh koma.

Batu dalam hati Scarlett Jiang akhirnya sudah sedikit lega, sekarang yang paling dibutuhkan Ace adalah istirahat.

Bisa tersadar satu kali dan melapor ke dirinya, Scarlett Jiang sudah merasa puas.

Scarlett Jian melihat ke arah tangan kecil Ace itu, meskipun Ace sekarang tidak sadar, tapi tangan kirinya terus memegangi erat tangan Scarlett Jiang.

Scarlett Jiang sangat menyayangkannya, diam - diam berdoa agar Ace bisa pulih dengan cepat.

Dengan begini Scarlett Jiang terus menemani Ace di dalam kamar pasien selama beberapa hari.

Sejak saat terakhir kali Ace tersadar, setelah itu terus dalam keadaan koma.

Tapi Scarlett Jiang tidak perah putus asa, tetap menemani Ace.

Namun demikian Ayah Fu dan Ibu Fu menyadari sesuatu yang salah, mereka mengerutkan kening.

Teringat terakhir kali Scarlett Jiang datang melihat mereka adalah beberapa hari lalu, tapi beberapa hari ini Scarlett Jiang orangnya terus tidak terlihat.

Ibu fu mempunyi sebuah dugaan samar, memutar kepala bertanya ke Leon Fu yang sedang memotong buah apel : " Kenapa Lett belakangan ini tidak datang ? Apakah sedang sibuk ? "

Gerakan memotong buah apel Leon Fu terhenti sejenak, dalam mata terbesit sedikit tidak bersemangat.

Leon Fu mendongak melihat mata Ibu Fu, tersenyum berkata : " Ibu kamu tidak perlu banyak pikir, sekarang tubuh kamu lemah, perlu istirahat dengan baik. "

Ibu Fu melihat ekspresi matanya tidak benar, semakin memperkuat pikiran batinnya, berkata : " Kamu tidak perlu mengurusi hal lain, apa yang disibukkan Lett beberapa hari ini ? "

Melihat sikap tegas Ibu Fu, Leon Fu tidak enak mengalihkan topik pembicaraan lagi, hanya bisa menjawab : " Ace belakangan terus koma, Lett sangat khawatir oleh karena itu terus menemani Ace. "

Ekspresi wajah Ibu Fu seketika berubah, tampaknya Lett pasti sudah berjumpa dengan Ayah Jin dan Ibu Jin.

Ibu Fu mengerutkan kening dan menoleh dan menyentuh tangan Leon Fu, berkata dengan ekspresi serius : " Leon, kamu harus tahu jelas bahwa Lett adalah menantu Keluarga Fu kita.

Bukan Keluarga Jin ! Walaupun Lett sekarang telah setuju untuk menjadi menantu Keluarga Fu, kamu tetap tidak boleh menganggap enteng ! "

Leon Fu membuka mulutnya sedikit tetapi tidak bisa mengatakan apa-apa, hanya bisa menganggukkan kepala, dan menjawab : " Ibu kamu tenang, aku akan membicarakan hal ini dengan Lett. "

Melihat Leon Fu berkata seperti itu, alis Ibu Fu sudah tidak mengerut lagi, dan baring dengan tenang di atas ranjang rumah sakit.

Leon Fu meletakkan buah apel dalam tangannya yang telah di potong, dan berjalan keluar kamar pasien, berjalan ke depan kamar pasien Ace.

" Lett, Bisakah kamu keluar sebentar ? Ada hal yang ingin aku bicarakan dengan kamu. "

Scarlett Jiang melirik sebentar Ace yang dalam keadaan koma, dan menganggukkan kepala berjalan keluar kamar pasien.

Pada saat ini dalam koridor kamar pasien hanya ada Leon Fu dan Scarlett Jiang berdua, terlihat sedikit sunyi.

Scarlett Jiang berjalan ke samping Leon Fu, bertanya : " Ada apa ? "

" Belakangan kamu terus sibuk dengan masalah Ace, ibu sedikit sensitif terhadap masalah ini, belakangan ini tubuhnya sedikit lemah, berharap kamu bisa sering pergi mengunjunginya. "

Leon Fu sebisa mungkin tidak langsung berterus terang mengatakan inti pembicaraan, Scarlett Jiang membuka mulut dan mengerti apa yang Leon Fu maksud.

Teringat selama beberapa hari ini dirinya selain kamar pasien dan kantin rumah sakit, kedua tempat ini hampir menjadi satu garis kehidupan.

Dan melupakan hal yang lainnya.

Scarlett Jiang megerutkan bibirnya, berkata meminta maaf : " Maaf ..... aku yang tidak terlalu banyak berpikir, aku juga tidak ingin seperti ini.

Tapi begitu aku meninggalkan Ace aku tidak bisa tidak mengkhawatirkannya, benar - benar tidak ada niat untuk melakukan hal yang lain.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu