Innocent Kid - Bab 950 Jangan Terlalu Senang

George kembali ke kantornya dan memikirkan kembali perkataan para direktur membuat dia menarik dasinya dengan cemas

Sial!

Jadi sebenarnya siapa yang menghancurkan kesepakatan kali ini?

“Direktur, aku sudah bernegosiasi dengan pihak lawan tetapi mereka tetap tidak setuju menandatangani kontrak.” Asisten berjalan ke sebelahnya dan melaporkan situasi ini kepada dirinya.

George berbalik, “Apakah ada alasan?”

“Tidak ada.”

George mengerutkan dahinya, “Bagaimana mungkin tidak ada alasan? Kerjasama kali ini aku pribadi yang bernegosiasi dengan mereka, syaratnya sudah disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak ingin menandatanganinya kenapa tidak memberikan sebuah alasan?”

Asisten juga tidak mengerti kenapa pihak lawan menjadi tidak konsisten seperti ini karena harga dan syarat yang diberikan oleh Fang’s Corp adalah yang terbaik, apa yang dibuat oleh pihak lawan ini sungguh tidak masuk akal.

George menarik nafasnya dalam-dalam dan dengan tegas berkata : “Pasti ada dalang dibalik ini semua.”

Dan mungkin dia sudah bisa menebak siapa orang tersebut.

“Jadi bagaimana dengan kita sekarang?” Asisten bertanya.

“Bernegosiasi dengan perusahaan lain.”

Jika perushaan itu tidak bisa menepati janjinya, maka akan dimasukkan ke daftar hitam perushaan dan selamanya tidak akan bisa bekerja sama dengan Fang’s Corp.

“Baiklah, aku sekarang akan pergi menghubunginya.”

Asisten diperintahkan segera meninggalkannya.

George menutup matanya dan menarik nafasnya dalam-dalam, usahanya membuat dia menekan amarahnya.

Dia tidak boleh kacau, tidak boleh terburu-buru jika tidak akan membuat hati beberapa orang terkabuli.

Di sisi lain, Simon mendatangi kantor anaknya Darius.

“Darius, hari ini sungguh luar biasa!” Wajah Simon dipenuhi oleh kebahagiaan.

Dia berjalan ke depan anaknya sambil memegang pinggulnya dan berkata dengan bangga : “Kamu tidak tahu betapa pucatnya muka George tadi, setelah menahan keperihan selama beberapa hari, akhirnya hari ini bisa terbalaskan juga.”

Darius melihat pintu yang belum tertutup lalu mengerutkan dahinya, “Pa, bolehkah kamu menutup pintunya? Lalu kecilkan suaramu jika tidak akan didengar oleh orang lain dan dilaporkan kepada Goerge lalu membuat kita dihabisi.”

Setelah berkata, Simon menyadari bahwa dirinya terlalu bersemangat kemudian sambil tersenyum lalu menutup pintunya.

“Pa, bukankah ini baru dimulai, kamu jangan terlalu bahagia, jika tidak orang lain akan menangkap hal ini.”

Dibandingkan untuk memilih senang seperti Simon, Darius memilih untuk tenang.

Hal yang ingin dia lakukan bukan hanya menjebak George tetapi dia ingin menjatuhkan posisi George.

Fangs’s Corp hanya boleh dimiliki oleh dia saja!

“Papa tahu, papa tahu.” Simon dengan segera menganggukkan kepalanya.

Darius tiba-tiba mengingat sesuatu dan memperingatkannya: “Pa, lakukan pekerjaan itu dengan bersih dan jangan meninggalkan sebuah bekas.”

“Apakah kamu masih khawatir ketika ayahmu melakukan sesuatu? Aku sudah terlebih dahulu mengatur segala sesuatu dengan baik.” Dengan sinisnya Simon tersenyum.

Pokoknya permasalahan hari ini, George tidak akan bisa melacaknya.

...

Setelah Theo dan Scarlett tiba di Kyoto, hal pertama yang mereka lakukan adalah pergi ke rumah sakit.

Ketika berjalan di depan pintu kamar pasien kakek Fang, terdengar suara sedang membaca buku.

Mereka saling memandang lalu mendorong pintu dan masuk.

Chella duduk di samping kasur.

Kakek suka membaca buku jadi dia menyuruh Olivia dengan khusus membawakan beberapa buku dari ruangan buku, dengan seperti itu ketika dia mempunyai waktu dia akan membacakannya untuk kakek.

Mungkin suatu hari kakek akan terbangun.

Dia membacanya dengan serius dan tidak mendengar suara orang masuk.

Scarlett berdiri di tempat dan dengan tatapan lembut melihat ke arah ibunya dengan bibir yang tersenyum.

Sepertinya dia benar membawa ibunya kemari.

Melihat ada tatapan yang melihat ke arahnya, Chella mengangkat kepalanya lalu melihat ke arah mereka dan terlihat senyum yang gembira, “Scarlett Theo, kalian sudah datang.”

“Iya.” Scarlett berjalan ke arah kakeknya lalu berkata: “Bagaimana keadaan kakek?”

Setelah mendengar kata kakek, wajah senyum dari Chella seketika hilang, alis matanya terlihat penuh dengan kesedihan, “Keadaannya masih sama, kemungkinan besar dokter mengatakan dia masih akan menjadi manusia vegetatif.”

“Manusia vegetatif?” Scarlett sedikit terkejut, “Bukankah dia sudah siuman, kenapa bisa menjadi bisa menjadi manusia vegetatif?”

“Ini hanya kemungkinan, belum pasti.”

Scarlett yang mendengarkannya, berpikir sejenak lalu menoleh ke arah Theo: “Apakah kita perlu mencarikan seorang dokter yang kuat untuk kakek?”

Theo menganggukkan kepala, “Aku akan menyuruh Alex mempersiapkannya.”

“Baik, terima kasih.”

Ibunya kembali ke kediaman Fang dia tidak ingin menyesal seperti kematian kakek dan neneknya.

Chella memikirkan Nesya lalu dengan segera menyingkirkan raut sedihnya dan bertanya: “Bagaimana dengan Nesya?”

“Sudah tidak kenapa-napa.”

Barulah Chella merasa lega dan menganggukkan kepalanya, “Ini baik, beritahu kepada mertuamu untuk berhati-hati dan jangan sampai jatuh sakit.”

“Kamu tenang saja, mama sangat memperhatikan Nesya.”

Scarlett berjalan ke belakangnya sambil memijat bahunya sambil bertanya : “Bagaiamna kondisimu selama 2 hari disini? Apakah merasa tidak enak?”

“Kedengarannya aneh setelah aku tiba di sini, aku merasa diriku sendiri sangat bertenaga.” Chella memalingkan kepala ke arahnya.

“Benarkah?”

“Tentu saja, apakah aku terlihat membohongimu?”

“Siapa yang tahu jika kamu membohongiku.” Scarlett tersenyum dan melihat ke kakeknya dikasur lalu berpikir sejenak dan berkata : “Mungkin setelah kamu berada di samping kakek, seluruh jiwamu merasa tenang dan menjadi lebih baik.”

Chella menganggukkan kepalanya, “Seharusnya begitu, lagipula setelah pelarianku dari rumah ini membuat hatiku merasa tertekan seperti ada sebuah batu yang besar selama ini, dengan susah payah bisa terangkat maka dari itu merasa lebih tenang.”

“Lalu keputusan kami membawamu kemari adalah pilihan yang tepat.”

“Benar, aku harusnya banyak berterimakasih kepadamu.” Chella memegang tangannya dengan raut setengah serius dan setengah bercanda.

Scarlett tersenyum dan berkata: “Tidak usah berterima kasih, kamu hanya perlu menjaga dirimu dengan baik.”

“Baiklah.”

Kedua ibu dan anak ini saling menatap dan tersenyum.

Theo tiba-tiba menyadari bahwa dirinya tidak penting lalu dengan perlahan berjalan ke sofa yang ada di sebelah lalu melihat mereka mengobrol.

Scarlett berada di rumah sakit untuk menemani ibunya hingga sore dan langit mulai mengelap lalu bersama dengan Theo ke kediaman keluarga Fang.

Sekarang kakek tinggal di rumah sakit, di rumah tua ini hanya ada keluarga paman muda Samuel saja.

Melihat mereka datang, Olivia sangat terkejut, “Scarlett, kapan kalian datang?”

“Kira-kira siang ini.”

“Kenapa kamu meneleponku?” Olivia berkata dengan sengaja.

Scarlett merasa sungkan dan tersenyum, “Menemani ibuku berbincang dan lupa.”

Olivia tersenyum tidak berdaya, “Anak ini, lain kali kamu harus meneleponku, mengerti?”

“Baiklah.” Scarlett dengan manisnya menganggukkan kepala.

Olivia melihat ke Theo, “Kalian seharusnya sudah lapar, untungnya kita baru mau makan, ayok makan bareng.”

“Terima kasih bibi.”

Olivia tersenyum melihat ke arahnya, “Kita semuanya adalah keluarga, jangan sungkan.”

Scarlett terkekeh mengikuti dirinya dari belakang menuju ke ruang makan.

“Lihat siapa yang datang.” Dengan senangnya Olivia berkata.

Samuel dan George berbalik dan melihat ke arah Scarlett dan dengan segera berdiri.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu