Innocent Kid - Bab 519 Mobil Yang Menyebabkan Kecelakaan Itu Kabur

Masalah obat aborsi sebelumnya, Scarlett menghadapi Branson dengan tidak senang, juga dengan nada dingin, "Katakan yang penting saja, apa yang ingin kamu lakukan?"

Tatapan Branson merasa tidak alami.

Pengacara berdiri, membantu Branson menjelaskan: "Aku yang katakan saja, Nona Scarlett, kamu jangan sangat dendam pada ayah aku. Dia hari ini panggil kamu datang, ingin mengalihkan saham pada kamu."

Scarlett mendengar ini, berdiri diam ditempat sejenak.

Sekejap tidak bisa menerima masalah ini.

Namun siapa saja tidak memerhatikan, diluar pintu, ada sepasang mata yang kejam, menatap mereka.

Mira sangat benci dan marah.

Sejak dari semalam dia merasa Branson ini sangat aneh, jadi baru ikut datang kesini.

Tidak menyangka, dia bisa mendengar masalah ini.

Dia dengan erat memegang pegalnya, kukunya bahkan masuk kedalam dagingnya.

"Branson, kenapa kamu bisa berbuat ini padaku?!" Mira dengan marah katakan.

Ada Scarlett lagi, jika tidak ada wanita jahat ini, semua harta, pasti akan menjadi milik Bella.

Eskpresi gila Mira ini membuat orang terkejut.

Didalam kantor pengacara.

Scarlett memegang pulpen, tangan terus bergetar.

Dia merasa sedikit bingung, sampai sekarang belum percaya Branson bisa begini.

"Lett, tanda tangan disini." Branson dengan nada yang lembut berkata.

Scarlett baru sadar, dengan rumit melihat dia.

Beberapa bulan yang lalu, dia masih tidak berani berpikir, dia dengan Branson, bisa ada satu hari yang tenang.

"Aku......" Scarlett ternggorokan menjadi kering, hanya berkata satu kata lalu berhenti.

Namun Branson memotong dia, dengan yakin katakan: "Ini seharusnya memang milik kamu, aku hanya ini saja yang bisa kasih padamu. Yang lain kamu mungkin tidak inginkan, jadi kamu harus terima."

Scarlett akhirnya menandatangani juga.

Seperti yang Branson katakan, ini memang milik dia, dia tidak ambil, pasti ada orang yang ambil ini lalu dihancurkan.

Dari kantor pengacara keluar, Scarlett tetap sedih.

Membuat Branson yang ingin berbicara padanya juga tidak tahu harus berkata apa, dalam hati merasa sedih.

Dia sekarang tidak ada permohonan lagi, hanya berharap bisa dengan Scarlett berbincang masalahnya.

Seperti kehidupan dia, pekerjaan dia, seperti ayah yang biasa.

Sebenarnya dulunya bisa begini, tapi dia yang membuat ini semua hancur.

Sampai didepan pintu, Scarlett akhirnya berkata. "Aku pergi dulu."

Branson bergegas mengatakan: "Ei, baik, kamu, ada orang yang menjemput kamu, apakah kamu bisa mengendarai mobil, jika tidak aku......"

Dia sebenarnya ingin katakan aku ingin mengantar kamu, namun ditolak oleh Catherine.

Dia berkata langsung: "Tidak perlu."

Scarlett berjalan kearah mobil, tidak tahu kenapa, langkah dia sangat berat.

Dalam hati juga sangat sedih, merasa sangat aneh, dia menoleh kebelakang melihat.

Branson berdiri dibelakang, tidak bergerak, tatapan ini terlihat tidak rela.

Seolah-olah tidak menyangka Scarlett tiba-tiba menoleh kepala, tatapan dia menghindar sebentar, bertanya: "Ada apa?"

Scarlett hanya melihat dia sebentar, baru saja ingin bicara.

Tiba-tiba eskpresi Branson berubah, dengan panik berlari kesini.

Kemudian Scarlett merasa ada tenaga yang kuat datang, dia memegang perut, mundur beberapa langkah baru berdiri stabil, dalam hati sangat marah.

Namun disaat ini, dibelakang tiba-tiba terdengar suara rem mobil, suara itu sangat menyaring membuat orang ketakutan.

Scarlett juga menoleh kebelakang, sekejap juga terkejut.

Berjalan mundur beberapa langkah, tubuhnya Scarlett seperti kertas burung saja, terbang tinggi kemudian turun dengan kuat.

Suara yang keras ini, seperti ada orang yang mengambil palu, mengetuk dikepala dia.

Darah keluar dari tubuh bawah Branson.

Ada beberapa detik Scarlett seluruh orangnya sangat bingung.

Dia dengan bodoh berdiri disini, tidak ada reaksi apapun.

Sampai sekitarnya suara keributan semakin besar, dunia dia baru mulai berputar lagi.

"Cepat pergi ke rumah sakit, sudah keluar banyak darah."

"Mobil yang menyebabkan kecelakaan ini sudah kabur, sial."

Scarlett berjalan kesamping Branson, tangan bergetar sangat kuat, mengambil beberapa kali ponsel baru dapat. "Aku tidak apa-apa, jangan khawatir, Lett, kamu harus baik-baik......"

Kemudian mobil ambulans juga datang, Branson diangkat kedalam.

Scarlett juga mengikuti, dia mencium aroma darah, lambung sangat mual.

Sampai rumah sakit, dia turun mobil, menjongkok dilantai mulai muntah, muntah sampai air mata juga keluar.

Dia memegang tenggorokan, merasa lambung, ginjal, hati, paru-paru sangat sakit, sakit sekali.

Selesai muntah, dia lap wajahnya, dan dengan jalan yang tidak stabil kembali ke ruang gawat darurat.

Satu dokter terburu-buru berjalan kesini, menangkap Scarlett berkata: "Siapa adalah keluarga pasien ini, kamu siapanya dia?"

"Aku adalah putrinya, bagaimana kondisinya?"

Dokter melihat hasil pemeriksaan, dengan serius katakan: "Kondisi sangat parah, pasien luka dibagian jantung, perlu tranfusi darah. Tapi darah di rumah sakit ini tidak cukup, tidak bisa operasi."

Scarlett terbengong, kemudian berteriak berkata: "Kalian harus menolong dia, tidak boleh dengan diam melihat darahnya mengalir terus."

Nada dia bicara membawa tangisan.

Dokter mengerutkan dahi: "Kita tentu saja ingin menolong dia, sudah dengan rumah sakit yang lain mengambil darah, mungkin saja tidak akan sempat, jadi silakan anggota rumah melakukan persiapan mental."

Scarlett mendengar ini, air mata langsung mengalir, dengan menangis berkata: "Ambil darah aku saja, aku adalah putri dia, darah aku pasti bisa, kalian ambil darah aku saja."

Tarik pakain dilengannya, bersiap ingin transfusi darah.

Tapi dokter menolak.

Dia melihat Scarlett sebentar, terus terang berkata: "Kamu sudah hamil, lebih baik jaga kesehatan kamu, jangan mengambil kesehatan menjadi taruhan."

Setelah ditolak oleh dokter, Scarlett menjadi panik.

Dengan tidak berdaya melihat lantai, juga tidak tahu harus melakukan apa.

Saat ini lampu merah gawat darurat ini seperti monster, seolah-olah seditik kemudian akan menelan dia saja.

Scarlett dengan bergetar mengambil ponsel keluar, menelepon satu nomor.

Telepon diangkat, dia bergegas menangis: "Theo, tolong ayah aku."

Theo sedang rapat, mendengar suara Scarlett, bergegas berdiri, sehingga membuat kursi juga jatuh.

Suara peng, ruangan menjadi tenang.

Theo melihat penjabat tinggi yang diruangan ini, sambil berjalan keluar dari ruang rapat sambil berkata: "Lett, apa yang terjadi, pelan-pelan katakan."

Scarlett menangis sampai susah bernafas, "Ayah aku......terjadi kecelakaan, kata dokter......rumah sakit tidak ada darah, tidak bisa melakukan operasi, Theo kamu cepat datang, aku......"

"Lett, dengar aku katakan, jangan menangis lagi, jangan takut, aku segera datang, aku yang cari cara."

Theo menenangkan dia, kemudian menoleh kepala memerintah Levita.

"Hubungi semua rumah sakit besar, segera siapkan darah, cepat!"

Levita menjawab, kemudian segera siapkan.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu