Innocent Kid - Bab 886 Tidak Bisa Menebak Pemikirannya.

Namun meskipun hati Mario sangat cemas tetapi dia juga tidak bisa bertanya dan pada saat ini dia hanya bisa menunggu sebuah perubahan.

Kyoto, restoran Madeline.

Simon dan Darius duduk berhadapan dan keduanya sambil mengerutkan dahinya.

Beberapa saat kemudian Simon membuka mulut: “Darius, menurutmu akankah Theo datang?”

“Aku sudah mengirimkan alamat kepadanya dan tidak yakin dia akan datang atau tidak.” Hati Darius juga tidak yakin.

Siapapun tidak akan bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh Theo.

Pada saat ini, pintu ruangan ini terbuka, Theo yang mengenakan pakaian jas mewah dan dengan sepasang kaki yang panjang dia berjalan masuk ke dalam.

Awalnya Theo tidak berencana untuk menghadiri undangan dari Simon dan putranya ini.

Tetapi dia tidak akan melupakan tujuan utamanya untuk memanfaatkan Simon dan anaknya agar bisa berkomunikasi dengan penanggung jawab SA’s Corp.

Maka dari itu dirinya tidak punya pilihan lain untuk datang.

Ketika melihat Theo hati Simon yang bergantung itu seketika bahagia dan menyapanya: “Theo, akhirnya kamu datang, sini duduk, kita sudah menunggu kedatanganmu.”

“Ya, Theo sini duduk.” Di sebelah bibi Vivian juga berkata.

Theo menjawab dengan datar, duduk.

“Theo, kamu lihat saja, kami juga tidak tahu seleramu seperti apa jadi kami memesan hidangan khusus di restoran ini, apakah akan cocok dengan seleramu?”

Selama pembicaraan, Simon sengaja berjalan ke sebelahnya Theo untuk menuangkan anggur merah untuk dirinya.

Theo menahan dengan tangannya dan menolak: “Scarlett tidak suka aku minum, maaf.”

Mendengar perkataannya, Simon sedikit canggung dan menarik kembali tangannya lalu tersenyum, “Sepertinya hubunganmu dengan Scarlett sangat baik.”

Mengungkit tentang Scarlett, tanpa sadar membuat ekspresi Theo melunak dan tersenyum menjawab, “Ya.”

“Scarlett benar-benar menemukan seorang suami yang baik.”

“Bukankah begitu, jika keluarga kita bisa mempunyai seseorang seperti ini, maka kita tidak perlu bersusah payah lagi.”

...

Sanjungan dari keluarga ini membuat Theo merasa sedikit tidak sabaran.

Dia melihat ke arah Darius dan membahas topik utamanya, “Bagaimana kamu bisa berhubungan dengan SA’s Corp?”

Seolah-olah ditatap oleh Theo membuat wajah Darius merasa gugup dan dengan segera menjawabnya, “Dulu waktu ketika melakukan bisnis perjalanan, sesekali bertemu dan membahas tentang pekerjaan, dan dengan seperti ini menjadi kenal lalu melakukan kerja sama dengan mereka, apakah ada sebuah masalah?”

Setelah mendengarnya, Theo mengerutkan dahinya, jika semua ini seperti yang dikatakan oleh Darius maka masalah ini tidak akan serumit itu.

Mungkinkah, dia yang berpikir terlalu banyak?

“Apakah kamu mengetahui latar belakang dari SA’s Corp ataukah pernah pergi ke departemen SA’s Corp? Seberapa kamu mengenal mereka?” Theo mencari tahu.

Pertanyaan ini membuat Darius menjadi binggung karena dirinya tidak terlalu mengenal SA’s Corp.

Lalu dia memegang hidungnya, “Aku biasanya bertemu dengan manager perusahaan mereka, kerja sama yang dilakukan juga melalui dia, apakah ada masalah dengan persuhaan ini?”

Melihat wajah Theo yang semakin tidak enak hal ini membuat hati Darius sedikit ketakutan.

Setelah selesai berkata, Theo mengerutkan alisnya lebih erat dan keraguannya semakin meningkat.

Melihat Theo terdiam, Darius tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya, “Direktur Theo, apakah ada masalah?”

“Tidak apa.”

Setelah perkataan ini terucap Theo tidak berkata apapun lagi.

Di meja makan, keluarga Fang tak hentinya menunjukkan sikap baik mereka demi mempererat hubungan mereka dengan Theo.

Theo sedikit termenung memikirkan urusannya dengan SA’s Corp

“Theo, segeralah dicoba ini adalah menu baru disini, malam ini kamu belum makan apa-apa.” Simon mengambil sumpit dan mengambil sepotong iga kemudian diletakkan di piring Theo.

Restoran ini bagus, bermacam-macam variasi makanan dihidangkan.

Tetapi Theo kelihatannya tidak berselera.

Setelah selesai makan, sekelompok orang itu pun berada di depan pintu restoran.

Setelah Theo berpamitan lalu mempercepat langkahnya ke mobil dan langsung pergi.

Keluarga Fang saling memandang dan melihat mobil yang pergi jauh lalu Darius bertanya: “Pa, menurutmu apa yang sedang dia rencanakan? Aku tidak bisa menebak isi pikirannya.”

Simon juga tidak bisa menebak lalu berkata, “Tunggu saja, tidak peduli apa yang direncanakan olehnya, dia bukanlah orang yang bisa kita lawan.”

Yang dilakukan oleh Theo hari ini membuat Simon tidak bisa menebak isi pemikirannya, sikap yang berubah-ubah ini membuat dia bingung.

Dalam perjalanan kembali ke hotel, hati Theo merasa sedikit gelisah.

Dia menarik-narik kerah bajunya lalu menyalakan sebatang rokok.

Didepan kakinya ini adalah hotel, dan dari belakang Alex telah datang.

“Tuan muda, seseorang mengaku sebagai om kedua nyonya muda, ingin mengajak anda untuk makan siang besok.”

Ketika mengingat acara ulang tahun kakek dia bertemu dengan Mario lalu Theo melambaikan tangannya: “Tolak dia, besok aku tidak ada waktu dan panggillah George kemari, ada suatu hal yang ingin kukatakan kepadanya.”

Simon dan Mario adalah tergolong serigala dari kandang yang sama, tentu saja Theo tidak ingin berkomunikasi dengan satu lagi.

“Baik, tuan muda.”

Alex menerima perintah.

Setengah jam kemudian, pintu kamar hotel diketuk, dan George telah tiba.

Theo membuka pintunya sendiri dan mempersilahkan George untuk masuk lalu memerintahkan Alex, “Ambilkan dua gelas teh.”

Setelah George duduk, dengan hati yang ragu dia melihat kearah Theo.

Hari ini Theo datang ke Kyoto untuk makan bersama keluarga Simon dan dia tahu segalanya.

Meskipun ada beberapa pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada Theo tetapi pada akhirnya dia memilih diam.

Theo mengambil sebuah dokumen dan memberikannya kepada George, “Ini adalah beberapa pelanggan yang dapat dipercaya, dan seharusnya dapat membantumu, saat ini yang dibutuhkan olehmu adalah pelanggan jangka panjang yang akan memperkokoh pondasimu.”

Theo sangat paham bahwa kondisi keluarga Fang pada saat ini dan juga sekarang George telah memegangnya, mungkin hanya bisa mengurus beberapa proyek.

Dengan memperoleh prestasi yang tinggi dengan ini bisa membungkam mulut beberapa orang dan mendapatkan hak untuk berbicara.

George membukanya dan dengan mudahnya dia menandai beberapa nama perushaaan lalu sedikit terkejut dan ragu untuk dia bertanya, “Kenapa? Apakah kamu tidak berencana bekerja sama dengan paman tertua?”

Theo tahu jika dia akan menanyakan hal ini, lalu dia menjawab : “Ya, bekerja sama dengan mereka hanya terpaksa saja, semua ini berhubungan dengan keselamatan Scarlett.”

Setelah mendengar ini, George dengan tidak ragu untuk bertanya: “Adikku? Ada apa dengannya?”

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu