Innocent Kid - Bab 695 Terserah Dimainkan

Ekspresi Levita berubah, pelan-pelan mundur ke sudut.

Theo menoleh kepala, dengan tatapan dingin melihat dia.

Pupil mata sangat merah, tatapan itu seperti melihat orang yang mati.

"Aku, aku......"

Levita ketakutan.

Theo dengan pelan berjalan ke sini, suara ta ta kulit sepatu ini seperti mantra kematian.

"Tuan muda, aku......aku......kamu dengar penjelasan aku......"

Levita mengangkat tangan, ingin menghalang Theo yang mendekat ini.

Tapi tidak sangka, pisau masih ada di tangan dia, ujung pisau menunjuk ke Theo.

Levita terkejut, suara prang, pisau jatuh di lantai, di dalam pabrik yang tenang ini suara ini seperti guntur.

Theo dengan pelan melirik ke arah pisau itu.

Melihat di atas ada noda darah, ekspresi semakin kejam seperti iblis yang datang dari neraka.

Theo menginjak pisau ini, mendekati Levita.

"Rupanya kamu, kamu berakting dengan baik."

Levita tidak bisa mundur lagi, dengan pasra berkata: "Tuan muda......kamu.....kamu kenapa ada di sini?"

Jika bukan tahu Theo tidak ada di sini, Levita tidak berani melakukan ini.

Selama beberapa tahun mengikuti Theo, dia sangat jelas pria ini betapa kejam.

Jika ada yang berani membuat kesalahan di depan dia, pasti akan mendapat balasan yang sangat kejam.

Seperti Bella Jiang.

Levita sangat gemetar dan sangat panik.

Theo berhenti di depan dia, dengan tatapan jijik seperti melihat ulat busuk, tatapan juga terlihat ingin membunuh orang.

Dada Levita seperti di buka besar, angin besar masuk ke dalam.

Bertahun-tahun ini, dia hanya mendapatkan tatapan ini.

Dia tidak tahan untuk tertawa, tertawa sampai air mata juga mengalir.

"Apa yang kamu lakukan?"

Siapapun juga tahu, Theo sudah sangat marah, suara itu sangat dingin membuat orang takut.

Levita berhenti tertawa, menggigit bibir tidak berbicara.

Tangan dia masih memegang pisau, pisau ada darah, tidak bisa beralasan apapun.

Pria ini ingin membunuh dia, seperti ingin membunuh semut saja.

Tapi dia masih ingin berjuang lagi, menengadah kepala.

Baru bilang kata aku, Theo sudah tidak sabar lagi, langsung menendang Levita terbang keluar.

Dengan teriakan kesakitan ini, Levita tergelincir dari dinding ke bawah.

Meringkuk di sudut, keringat juga mengalir dari dahi.

Theo tidak berencana dengan begini melepaskan dia, dia juga sudah gila, hanya ingin membuat sengsara orang yang menyakiti Scarlett.

Orang yang melukai Lett adalah orang yang di sampingnya!

Melihat Theo yang gila ini, Vaness bergegas katakan: "Tuan muda, Nyonya mengalirkan banyak darah, takut akan terancam nyawa, lebih baik kamu duluan mengantar dia ke rumah sakit."

Theo berhenti melangkah, tanpa perasaan melihat Levita, kemudian bergegas berjalan ke arah Scarlett.

Tatapan yang kejam ini sudah hilang, di gantikan dengan sakit hati.

Theo berjongkok di lantai, memeluk erat Scarlett sampai jari tangan memutih, ingin memeluk erat sampai masuk ke tubunya.

"Lett, Lett......"

Theo dengan lembut memanggil nama Scarlett, berharap dia bisa membuka mata melihatnya.

Walaupun melototi dia, dia juga senang.

Tapi fakta adalah, Scarlett tidak ada reaksi.

Theo memegang tangan Scarlett, tubuh penuh dengan darah.

Tapi dia tidak peduli, dengan erat memeluk Scarlett.

Tatapan ini seperti binatang buas yang kehilangan pasangannya, penuh dengan kesakitan dan putus asa.

"Tolong kamu lihat aku, Lett aku mohon pada kamu."

Mereka berdua berpelukan di dalam darah, adegan ini hampri membuat pengawal yang di sekitar menangis.

Mereka hanya pernah melihat Theo yang kejam di dunia bisnis, tidak pernah melihat dia begini!

Rupanya pria yang kejam juga bisa pasra dan sedih, hanya saja tidak sampai terasa sedih saja.

Vaness tidak sanggup melihat lagi, berkata keras: "Tuan muda, nyonya masih ada nafas, kamu segara mengantar dia ke rumah sakit, jika tidak akan terlambat."

Theo seperti terbangun dari mimpi, sedikit melepaskan Scarlett.

Benar dada dia masih bergelombang, meskipun sangat kecil, tapi masih ada nafas.

Theo menggendong Scarlett, berjalan beberapa langkah, menoleh kepala berkata: "Wanita itu berikan pada kalian, sisakan satu nafas, yang lain terserah kalian main."

Nada sangat ringan tapi maksud perkataan ini, membuat orang yang mendengar takut.

Para pengawal mendengar ini merasa senang, mulai menggosok telapak tangan.

Levita sangat cantik dan mereka sudah melirik sangat lama.

Hanya karena dia adalah asisten Theo, jadi tidak berani.

Sekarang, he he.

Tujuh delapan pengawal melingkari ke arah Levita, wajah mereka satu-satu tersenyum jahat.

Levita memeluk lutut di sudut, wajah memucat, tatapan sangat samar, seperti tidak ada roh lagi.

Saat dia menyadari dirinya di lingkari, dengan takut melawan.

"Jangan......"

Sayangnya, perlawanan dia di depan pria perkasa ini tidak berguna.

Meskipun kunfu dia sangat bagus, tapi tidak bisa melawan beberapa pria perkasa ini.

Dengan cepat tangan dan kakinya di tahan, sangat banyak tangan meraba tubuhnya.

Tatapan yang menjijikkan ini, membuat Levita ingin muntah, tapi tidak tahu harus bagaimana melawan.

Theo melihat berat kemampuan dia, jadi jabatan dia di perusahaan sangat tinggi, tidak pernah ada orang yang berani melakukan ini padanya.

"Tuan muda! Tuan muda......" Levita dengan pasra merintih, memanggil nama yang selama ini dia taruh di dalam lubuk hati.

"Wanita jelek, tuan muda sudah memberikan kamu pada kita, panggil juga tidak berguna, patuh sedikit, jika tidak kita akan memberi kamu pelajaran!"

Satu pria perkasa menampari dia.

Levita menoleh kepala ke samping karena di tampar dan sudut mulut mengalir darah.

Dia dengan kuat melawan seperti gila, "Tidak mungkin, tidak mungkin, kalian bohong pada aku, tuan muda tidak akan begini terhadap aku, tidak akan, aku tidak percaya!"

Pria perkasa mendengar ini juga menjadi marah, berkata: "Kamu kira kamu barang apa, jika tidak ada perintah tuan muda, kamu kira kita berani?"

Levita terkejut dan merasa pasra.

Dia tiba-tiba menyerah untuk berlawan, membiarkan baju di buka......

Satu pria perkasa yang tidak sabar ini di tarik oleh orang, Vaness dengan ekspresi dingin marah: "Apa yang kalian lakukan?"

"Tuan muda bilang menyerahkan dia pada kita." Pria perkasa dengan sedih katakan.

Vaness dengan dingin melirik dia dan dengan dingin berkata: "Tuan muda hanya bilang menyuruh kalian jaga dia, tidak menyuruh kalian melakukan hal yang menjijikkan ini, geser!"

Para perkasa dengan tidak rela mundur, Vaness membungkukkan pinggang, dengan tenang menutupi tubuhnya dengan baju.

Melihat dia yang bodoh ini, dalam hati juga sedih.

Menghela nafas berkata: "Apa yang kamu pikirkan, itu adalah orang kesayangan tuan muda, kamu juga tahu, beraninya kamu menyakiti dia, Tuan muda tidak akan dengan mudah melepaskan kamu."

Tatapan kosong Levita ini dengan pelan melihat wajah dia, mulut bergerak tapi tidak mengeluarkan suara.

Tapi mengalirkan air mata.

Vaness yang melihat juga sedih, membujuknya: "Kamu turuti Tuan muda dulu, jika ada kesempatan aku akan katakan pada Tuan muda, berharap dia bisa memberi kamu hukuman yang ringan."

Meskipun berkata seperti ini, tapi dalam hati mereka sangat jelas, masalah ini, takutnya tidak akan dengan mudah selesaikan.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu