Innocent Kid - Bab 542 Memotong Tulangnya Dan Mengancurkan Abunya

Theo Jin hanya berdiri dengan diam, dan mengabaikan suara yang terdengar di sisi telinganya.

Tidak, tidak mungkin, Lett pasti masih hidup.

Kenapa dunia mengutuk Lett, bahkan adiknya juga berkata seperti ini.

Theo Jin berdiri tegak, tanpa ekspresi apapun yang terlihat di wajahnya.

Dia mulai berbicara, dan memotong perkataan Oscar Jin secara tiba-tiba, “Jika kalian tidak ingin menyelamatkannya, aku akan pergi mencarinya sendiri.”

Setelah selesai berbicara, dia berjalan maju dengan langkah yang besar.

Oscar Jin terkejut.

Apakah dia akan pergi mencarinya? Bagaimana dia mencarinya, tim ahli penyelamat sudah berkata, kemungkinan besar orangnya sudah tiada, apa yang ingin dia lakukan?

Ketika Oscar Jin hendak menghentikan abangnya, tiba-tiba, sosok di hadapannya bergerak, seolah-olah seluruh kekuatannya dikeluarkan, lalu tubuh yang tinggi dan besar terjatuh dengan kuat di atas lantai.

“Aku tidak percaya, dia akan baik-baik saja, dia pasti akan kembali.”

Theo Jin menggeram kesakitan dengan marah, di depan matanya dia melihat setiap senyuman Scarlett Jiang.

Setelah mengetahui tentang kehamilannya, dia merasa sangat senang.

Lalu memberitahu Theo bahwa, anak kedua mereka sudah akan hadir, dan Ace tidak akan sendirian lagi, dia akan memiliki seorang adik laki-laki atau adik perempuan.

Mereka bersama-sama menantikan anak yang akan segera hadir.

Namun, senyumannya masih ada di hadapannya, tetapi orangnya sudah tiada.

Tiba-tiba, Theo Jin mengepal tinjunya, dan memukul lantai dengan keras, untuk sesaat, sepertinya tidak ada rasa sakit.

Kedua tangannya yang bagus dan ramping, jarinya akan segera hancur, dan mengeluarkan bercak darah.

Kedua mata Theo Jin memerah, seolah-olah dia tidak merasakan kesakitan.

“Abang!”

Oscar Jin merasa sangat sakit hati, dan tidak tahan untuk berteriak.

Abang tertua yang selalu tenang dan luar biasa, sejak kapan dia menunjukkan sikap ketidakberdayaan seperti ini.

Oscar Jin selalu memuja-muja abangnya, sejak kecil hingga dewasa.

Di dalam hatinya mengetahui bahwa, bahkan bagaimanapun dia berusaha keras, juga tidak akan bisa menjadi orang seperti itu.

Pemikiran Theo Jin, persis seperti sebuah alat yang keakuratannha tidak pernah salah, ketenangan dan kematangannya seperti sebuah boneka.

Dia juga pernah mencurigainya, mungkin Theo Jin kurang memiliki perasaan yang layak untuk diterima manusia .

Tapi hati ini……sikap kehilangan kendalinya sudah terlihat.

Hatinya terasa sangat sakit……

Oscar Jin menahan kesedihannya dengan kuat, lalu menasihatinya: “Abang, kamu tenanglah sedikit, jika kakak mertua tahu bahwa kamu menyakiti diri sendiri seperti ini, dia akan merasa sedih.”

Theo Jin seolah-olah tidak mendengarkannya.

Oscar Jin yang sudah tidak memiliki cara hanya bisa menarik tangannya, dan mencoba menghentikan dia yang terus melukai diri sendiri.

Saat dia hampir meraih Theo Jin, tiba-tiba badannya tercondong kedepan, memuntahkan darah dalam jumlah yang besar.

Theo Jin yang melihat kejadian ini terdiam dalam sekejap, dan tidak tahu harus bagaimana.

Setelah sadar, dia merasa ketakutan, dan berteriak dengan sedih: “Abang, ada apa denganmu?”

Tenggorokan Theo Jin terasa manis dan amis, pandangannya menjadi gelap untuk sesaat.

Dia bisa mendengar panggilan Oscar Jin di sisi telinganya, tetapi dia tidak memiliki tenaga untuk berbicara, dan diketahui bahwa tubuhnya mungkin sudah bermasalah.

Karena sejak setelah mengetahui kabar bahwa terjadi kecelakaan pada Scarlett Jiang, dia sama sekali tidak tidur bahkan 1 jam pun.

Sekarang, tubuhnya sudah membantah.

Tetapi dia tidak ingin jatuh sakit, dia masih ingin pergi mencari Lett.

Tidak peduli seberapa kuat niat di dalam hatinya, bagaimanapun tubuhnya tidak bisa bertahan lagi.

Dia menutup mata, dan pingsan sepenuhnya.

Oscar Jin langsung mengulurkan tangan untuk meraihnya, dan dirinya terlihat panik.

Karena Theo Jin selalu menjadi tulang punggung mereka.

Karena tidak berani untuk menunda, Oscar Jin langsung menggendonh tubuh Theo Jin yang besar dan tinggi, lalu berlari ke arah mobil dengan cepat.

“Abang, abang, kamu bertahanlah, kita akan segera pergi ke rumah sakit, kamu tidak akan apa-apa! Jika terjadi sesuatu padamu, maka ketika kakak mertua kembali, dia tidak akan memaafkanmu! ”

Oscar Jin menginjak pedal gas hingga maksimal, dengan wajah yang dipenuhi dengan keringat.

Tangannya yang memegang setir mobil, sedikit bergetar.

Sambil mempedulikan Theo Jin yang terbaring di tempat duduk belakang, sambil bergumam pada dirinya sendiri: “Abang, kamu bertahanlah sebentar lagi, kita segera tiba di rumah sakit.”

Theo Jin tidak mungkin bisa mendengarnya, tetapi Oscar Jin menenangkan dirinya sendiri.

Setelah tiba di rumah sakit, Theo Jin langsung dibawa ke UGD.

Oscar Jin bersandar di dindinh, kedua tangannya terjatuh lemas, dan dia menyadari bahwa kedua twngannya masih gemetaran.

Tidak apa-apa, pasti tidak akan terjadi apa-apa, dia memberitahu pada dirinya sendiri berulang kali.

Mengenal masalah terjadi sesuatu pada Theo Jin, dia tidak bisa menyembunyikannya dari ayah dan ibu Jin.

Kedua orang tua bergegas ke rumah sakit dengan terburu-buru 1 jam kemudian, tapi untungnya Theo Jin sudah keluar dari ruang UGD, dan dipindahkan ke ruang pasien, hanya saja orangnya masih belum sadar.

Penampilannya yang menutup mata dan terbaring di atas tempat tidur, menunjukkan sikap lemas.

Ibu Jin yang melihat situasi ini langsung meraih tangan Oscar Jin, dan mulai berkata seakan-akan dia sudah hampir kehilangan akal.

“Apa yang terjadi, apa yang terjadi pada abangmu, kenapa dia bisa pingsan?”

Kondisi tubuh Theo Jin selalu sangat baik, selama beberapa tahun bahkan dia tidak pernah sakit.

Apalagi masalah pingsan seperti ini, lebih tidak diluar dugaan.

Oscar Jin menyeka wajahnya, lalu berkata dengan lembut: “Ayah ibu kalian jangan khawatir, abang tidak apa-apa, kata dokter dia hanya terlalu lelah, dan akan baik-baik saja setelah beristirahat selama 2 hari. ”

“Kalau begitu kenapa dia masih belum sadar? ”

Ibu Jin tidak percaya, dan wajah ayah Jin dipenuhi oleh rasa khawatir.

Melihat wajah kedua orang tuanya, Oscar Jin tersenyum pahit: “Tubuhnya sudah menghabiskan tenaga dengan sangat berlebihan, dokter berkata kita hanya bisa menunggunya sadar dengan sendirinya, jika tidak, maka tidak ada lagi yang bisa diperbuat.”

Wajah ibu Jin tetlihat sedih, menatap wajah anaknya yang pucat di atas tempat tidur, dan hatinya merasa sangat sakit.

Pertama, menantu perempuannya, kemudian anaknya, ini adalah kehidupan masa tuanya.

Ketika tubuhnya bergerak, ibu Jin jatuh ke belakang dengan perlahan-lahan.

“Ibu!” Oscar Jin berteriak dengan kuat.

Ayah Jin menopang istrinya, dan membantunya untuk duduk di kursi, memberikannya segelas air, lalu berkata dengan suara yang berat: “Kamu jangan terlalu banyak berpikir, anak kita akan baik-baik saja.”

Setelah 2 hari, akhirnya Theo Jin sadar.

Melihat orang-orang di sekitar tempat tidur pasien, kata pertama Theo Jin adalah, “Dimana Lett, apakah Lett sudah ditemukan? ”

Melihat dia yang sudah sadar, semua anggota keluarga Jin merasa senang, namun setelah mendengar perkataan ini, mereka semua menarik kembali senyumannya.

“Theo, jaga kondisimu terlebih dahulu.” Ibu Jin menasihatinya sambil tersenyum, dengan ekspresi mata yang menunjukkan rasa lelah.

Dia merasa paham di dalam hatinya, dan Theo Jin menutup matanya sejenak.

“Apakah tim penyelamat masih belum menemukan orang? ”Theo Jin bertanya dengan lemas.

Oscar Jin berkata dengan lembut: “Ya, tidak ada kabar, tapi aku sudah mengambil inisiatif, untuk menarik kembali tim penyelamat. ”

Lagi pula, tidak baik untuk selalu menduduki sumber daya publik.

Setelah mendengar perkataan tersebut pancaran cahaya di dalam mata Theo Jin mulai redup, dia menutup mulut, tanpa mengatakan sepatah katapun

“Theo, kamu berpikir terbuka sedikit, Lett sudah tiada, kita biarkanlah dia pergi dengan baik, dan sebaiknya carikan pemakan terbaik untuknya, jangan buat dirimu sendiri menderita seperti ini lagi.”

Ibu Jin menangis sambil menarik tangan Theo Jin, berharap agar dia bisa berpikir terbuka, penampilannya yang seperti ini benar-benar membuat hati ibu Jin terluka.

Setelah mendengar perkataan ibu Jin, Theo Jin langsung menarik kembali tangannya, lalu berkata dengan dingin: “Dia masih hidup, untuk apa mencari pemakaman.”

Ibu Jin masih ingin menatihatinya lagi, tetapi ayah Jin bergegas memberikannya sebuah isyarat mata, agar dia jangan berbicara lagi, kemudian membawanya keluar dari ruang pasien.

Setelah kedua orang pergi, ruang pasien tenggelam dalam kesunyian.

Tidak lama kemudian, melihat ekspresi Theo Jin yang sudah kembali normal, Oscar Jin bertanya: “Abang, ayah dan ibu sangat mengkhawatirkanmu, mereka sudah menjagamu di ruang pasien selama 2 hari ini, dan sekarang apa yang sedang kamu rencanakan? ”

“Mencari Bella Jiang! Bahkan jika dia berlari hingga ke ujung dunia, aku juga harus menemukannya, memotong tulangnya dan menchancurkan abunya, mambuatnya merasa lebih baik mati daripada hidup! ”Theo Jin berkata dengan ganas.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu