Innocent Kid - Bab 658 Aku Akan Mendonorkan Darah

Theo memegang tangan rampingnya yang kecil itu dengan sangat erat.

Suster dengan segera berjalan kekoridor dan memberikan sebuah kabar baik : Hasil darahnya cocok, bisa digunakan.

Mata Scarlett seketika berubah menjadi bersemangat dia mengeluarkan tangannya dan berkata kepada Theo : “Aku akan mendonorkan darah, Ace tidak akan kenapa-napa.”

Tatapan mata yang berbinar ini terlihat serius.

Theo terpesona kepadanya, dengan tangan besarnya dia memegang dan dengan dalam dia menatapnya lalu berkata dengan suara yang serak, “Iya.”

Setelah itu Scarlett mengikuti suster untuk mendonorkan darahnya.

Jarum yang menusuk dirinya ini tidak membuat dirinya merasa sakit tetapi merasa lebih tenang.

Dia sangat senang bisa mendonorkan darah kepada anak yang begitu mengemaskan itu.

Jika terjadi sesuatu kepada Ace dia pasti akan merasa bersalah.

Aneh, perasaan ini seperti semakin terasa, Ace seperti sebuah bagian yang pergi dari hidupnya.

Kehilangan dan terasa sakit.

Mungkin saja karena Ace begitu mengemaskan.

“Apakah kamu baik-baik saja?”

Suster bertanya, setelah itu darah segar ini keluar dan wajah Scarlett terlihat memucar.

Tentu saja karena tubuhnya begitu lemah.

Scarlett dengan bibir yang putih itu mengelengkan kepalanya, “Tidak apa-apa.”

Seketika dia mulai merasa kedinginan lalu tidak dapat menahan dan menekukkan tubuhnya.

“Apakah ac kalian disini terlalu rendah.”

“Disini tidak ada ac.” Suster menjawab kepadanya.

Dengan serius berkata kepadanya, semua ini karena pengambilan darah ini membuat tubuhnya melemah.

Dengan kata lain berarti darah ini hanya bisa diambil sebanyak ini, jika diambil lagi akan mengalami masalah.

Tetapi Scarlett terlihat tidak peduli dengan dirinya sendiri lalu bertanya : “Sudah cukupkah?”

“800ml, sebenarnya masih tidak cukup, tetapi normalnya hanya bisa mengambil 400ml saja, jika lebih...” Suster dengan ragu berkata.

Scarlett yang melihat tatapan suster itu dan berkata : “Tidak apa-apa, lanjutkan saja aku akan bertahan.”

Suster mengangkat alisnya dan tidak setuju : “Jika diambil lagi maka kamu tidak akan bisa menahannya, aku mengerti perasaanmu, tetapi mohonlah kamu mengerti.”

Scarlett yang mendengar ini menutup mulutnya dengan tatapan kacau.

“Aku mohon, dia tidak boleh kenapa-napa, darahku ini bukan kenapa-napa, setelah ini aku masih bisa memperbaiki ini tetapi dia tidak dapat menunggu lagi.”

Yang penting Ace bisa kembali sehat, walaupun harus menghabiskan darahnya dia tidak akan berkata apapun.

Tatapan matanya terlihat sangat sedih, seperti ada sebuah tatapan api dimatanya begitu penuh pengharapan melihat kearah suster.

Suster ini bahkan tidak berani melihat matanya, dia tetap menolaknya, “Sudah tidak bisa lagi, kamu tahu jika 800ml itu sudah batasnya.”

“Aku berjanji tidak akan kenapa-napa, aku mohon selamatkan anak ini dia masih kecil.”

Sambil berkata tatapan mata Scarlett penuh dengan air mata.

Melihat dari ketulusannya ini, suster terlihat ragu.

Disatu sisi jika darah ini tidak cukup, maka operasi ini akan gagal, dan disisi lain dia tidak sanggup melakukan ini.

“Aku mohon, Ace masih berada diruang operasi untuk diselamatkan.” Scarlett berusah untuk memohon.

Perkataan ini membuat suster memutuskan sambil menghelakan nafasnya : “Baiklah jika begitu, jika kamu merasa tidak nyaman katakanlah, aku akan segera menghentikannya.”

Scarlett terlihat bersemangat dan menganggukkan kepalanya.

“Terimakasih.”

Suster yang melihat dia bersemangat seperti ini, hatinya terasa sangat kacau.

Dia tidak bisa menahan hati seorang ibu, berusaha menyelamatkan anaknya yang tidak tahu apakah akan hidup atau mati.

Hatinya terus saja menghelakan nafas, suster hanya bisa meneruskan hal ini.

Kemudian dia mengambil 400ml lagi, seluruh dahi Scarlett dipenuhi dengan keringat dingin, tangan dan kakinya terus saja bergetar.

Setelah suster melihat ini cukup lalu menghentikannya.

Scarlett yang lemah itu berkata : “Cepat selamatkan Ace, aku mohon!”

Ruang operasi tidak dapat menunggu lagi, menunggu satu menit lebih lama lagi maka akan menghabiskan satu nyawa.

Dia mengerti tentang ini, suster lebih mengerti tentang ini.

Terdengar suara langkah kaki, sambil bersandar didinding Scarlett pelan-pelan membuka matanya.

Yang masuk itu adalah Theo, melihat Scarlett yang seperti ini, hatinya terkejut dengan cepat dia melangkahkan kakinya, tatapan matanya berubah menjadi bingung.

“Bagaimana kamu sekarang?”

Scarlett dengan dalam menarik nafasnya, lalu menaikkan sudut bibirnya terlihat sedikit memaksa.

“Tidak apa-apa, tubuhku sangat kuat, hanya mendonorkan sedikit saja tidak akan kenapa-napa.”

Walaupun ada seorang pria dewasa yang mendonorkan 1000ml lebih pasti tidak akan kuat juga.

Apalagi, dengan tubuh Scarlett yang lemah ini.

Tatapan Theo melihat kearah keringat yang berada didahinya itu, bibirnya dan wajahnya yang pucat juga tangannya yang bergetar membuat hatinya merasa sakit.

Dia mengangkat tangannya, dengan pelan dia menyeka keringatnya menggunakan ujung bajunya, suaranya terdengar serak.

“Terimakasih Scarlett, terimakasih.”

“Tidak perlu berterimakasih menyelamatkan Ace adalah keinginanku.”

Dia tidak ingin mempunyai sebuah penyesalan, bola mata Theo yang bulat dengan dalam melihat dia, terlihat tatapan mata itu mempunyai sebuah perasaan.

Dia berusaha menghindari tatapan mata itu, bulu mata Scarlett bergetar lalu mengingatkan dia dan berkata : “Diluar ruang operasi tidak ada orang, jika Ace melihat tidak ada orang dia pasti akan merasa sedih.”

Mendengar ini Theo menganggukkan kepalanya berencana untuk keluar.

“Aku akan keluar bersamamu.”

Scarlett ikut berdiri, tetapi dirinya merasa tempat ini mengelpa, dia segera memegang kearah tembok.

Theo menjulurkan tangannya dengan segera memegangnya dan berkata : “Kamu jangan pergi, beristirahatlah disini.”

Wajahnya yang pucat terlihat adanya perbedaan.

Tahu jika hal ini karena pengambilan darah ini, hati Theo semakin merasa bersalah dan sedih.

“Tidak apa-apa aku bisa.” Scarlett tidak ingin sendirian disini, dia ingin semua ini berlalu.

Tidak bisa melawannya, Theo hanya bisa menuruti.

Kedua orang ini berada didepan pintu operasi dan pintu ini tertutup, darah merah yang berada “diruangan operasi” ini membuat seseorang tidak bisa duduk dengan tenang.

Scarlett bersandar ditembok sambil melihat pria disampingnya ini.

Bibirnya Theo tatapan matanya dan tangannya terlihat sangat gelisah.

Wajahnya terlihat kacau, dia seperti orang yang baru saja mendonorkan darah.

Perasaan pria ini terlihat sangat berantakan.

Dengan parasnya yang dingin, terlihat kebingungan.

Theo yang kuat seperti ini, ketika menghadapi hal ini akan tetap merasa tidak berdaya.

Hati Scarlett juga seperti merasa sesuatu.

Dia tidak ingin melihat Theo terlihat seperti ini, dia seharusnya memberikan tatapan dingin.

Dan bukan seperti ini, terlihat sangat tidak berdaya dan tidak bisa apa-apa.

Dia berjala sedikit lalu memeluk Theo.

“Tidak perlu khawatir, Ace tidak akan kenapa-napa.”

Scarlett menghiburnya dengan pelan dia menepuk punggungnya, seperti menenangkan Ace.

Kemudian dia berencan untuk pergi.

Tetapi Theo mengangkat tangannya, lalu membawa tubuhnya yang wangi itu kedalam dekapannya.

Orang yang selalu berada didalam pikirannya akhirnya berada didalam dekapannya, Theo tidak terlihat bingung.

Dia tidak memikirkan apapun, hanya ingin memeluknya dengan tenang.

Scarlett yang mendapatkan pelukan ini membuat tubuhnya menegang, seketika detak jantungnya berdetak dengan kencang.

Seperti pohon yang dipeluk Theo membuat otaknya memutih.

Ketika ingin mendorongnya, dia pasti akan merasa sedih, karena Ace telah membuat dia merasa sedih, jika hal ini dilakukan bukankah akan terlihat keterlaluan?

Hati Scarlett seperti penuh tantangan, otaknya terus seperti mengenang sesuatu dan penuh kebingungan.

Tetapi, belum sempat dia mendapatkan sebuah jawaban, Theo telah membisikkan sesuatu ditelinga, membuat telinga terasa panas dan sedikit gatal.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu