Innocent Kid - Bab 707 Kamu Sangat Mengecewakanku

Ada lingkaran riak air yang, dimana membuat orang tidak dapat berkedip.

Raut Sheren He menjadi suram. Dia pun juga ikut terjun ke laut.

Setelah mencari beberapa saat, Sheren He tidak menemukan apa-apa. Pada akhirnya, Sheren He pun keluar dari laut

Pada saat ini, Johnson Ying telah membereskan dua pengawal itu dan kebetulan dia juga sedang menoleh ke laut.

Johnson Ying yang melihat Sheren He keluar pun segera bertanya, “Dimana orangnya? Kenapa kamu pergi ke laut?”

Wajah Sheren He saking suramnya dapat mengejutkan orang-orang yang melihatnya.

“Dia loncat ke laut. Tapi aku sudah melumpuhkan salah satu kakinya, jadi seharusnya dia tidak da[at berlari jauh.”

Johnson Ying yang mendengarnya pun tampak terkejut. Dia yang terlihat bingung kembali bertanya, “Jadi orangnya?”

Sheren He melirik Johnson Ying, lalu dengan kesal membalas, “Tidak ditemukan.”

Namun, Sheren He tidak yakin bahwa Levita Zi akan menghilang begitu saja.

Levita Zi telah bertarung dengannya begitu lama, jadi tenaganya dari awal sudah melemah.

Kaki tendonnya Levita Zi telah patah. Selain itu, Sheren He telah menusuk arterinya, jadi Levita Zi seharusnya tidak memiliki tenaga untuk berenang terlalu jauh.

“Kalau begitu mari kita pergi mencarinya.”

Kedua orang ini segera meloncat ke dalam air.

Kali ini mereka telah mencari lama di dalam air, namun bahkan sosok bayangan Levita Zi tidak ditemukan.

Ketika mereka keluar dari air, mereka pun tampak agak murung. Apakah Levita Zi beneran dapat menteleportasi dirinya?

Laut ini masih memiliki bekas darah Levita Zi, namun mengapa orangnya tidak ditemukan?

Sekujur tubuh mereka pun basah dan memiliki aroma air laut.

Johnson Ying dengan frustrasi berkata, “Jadi apa yang seharusnya kita lakukan sekarang? Jika tuan muda tahu bahwa kita telah kehilangan Levita Zi, dia pasti akan sangat marah. Aku tidak ingin bertemu dengan tuan muda yang sedang marah.”

“Apalagi yang bisa kita lakukan selain melaporkannya ke tuan muda? Apakah kamu ingin menanggung risikonya?”

Sheren He segera pergi sambil mengabaikan Johnson Ying yang sedang berteriak di belakangnya.

Pada saat ini di dalam laut, Levita Zi diam-diam telah dibawa pergi oleh orang.

Anak buah Buckland pernah mengalami pelatihan ketat, makanya mereka dapat membereskan masalah dengan sangat cepat.

Setelah membiarkan dokter mengobati lukanya, Levita Zi pun dikirim ke hadapan Buckland.

Setelah mengalami pengejaran yang terjadi barusan, Buckland sudah kembali ke apartemen yang terletak di atas daratan.

Buckland melirik Levita Zi. Rambut Levita Zi sangat basah dan wajahnya juga berwarna ungu.

Yang paling menarik perhatian orang-orang adalah sepasang kakinya yang memiliki bekas luka dan luka terbuka.

Ini yang membuat orang-orang mengernyit dan tidak dapat melepaskan pandangan mereka.

Raut wajah Buckland tampak datar, lalu dia bertanya, “Apakah masih hidup?”

Dokter pribadinya adalah pria yang berumur tiga puluhan taun. Dia mengangguk kepalanya dan berkata, “Untung tidak termasuk telat menyelamatkannya. Saat ini, ada tanda-tanda kehidupan setelah melakukan perawatan darurat. Tuan tidak perlu mencemaskannya.”

Buckland meletakkan tangannya ke leher Levita Zi untuk menyelidikinya. Setelah dia telah memastikan Levita Zi masih hidup, Buckland mendongak kepalanya dan bertanya, “Bagaimana kondisinya sekarang?”

“Kaki tendonnya patah dan memiliki banyak luka. Arterinya juga telah diputuskan, jadi dia akan kehilangan banyak darah. Selain itu, luka-luka ini telah mengenai air laut, ini pun seperti menambahkan bahayanya.”

Jika tidak diamputasi, kemungkinan Levita Zi akan kehilangan nyawanya. Namun, nona ini sampai sekarang masih belum terbangun. Mengamputasi kaki itu masih harus diputuskan oleh nona ini.

Raut Buckland tidak berubah. Dia seakan-akan menganggap Levita Zi sebagai robot, robot yang dapat membawakan keuntungan baginya.

Buckland yang tidak mempedulikan Levita Zi berkata, “Karena demikian, maka amputasikan kakinya. Semakin cepat semakin bagus.”

Dokter yang melihatnya pun tidak berani membantah Buckland. Bagaimanapun juga, dia mengenal prinsip Buckland yang “jangan banyak berbicara dan lakukan saja”.

Kemudian, Levita Zi di dorong ke sebuah kamar dan dokternya bergegas masuk sambil membawa kotak obat.

Operasi tersebut berlangsung selama setengah jam. Levita Zi yang didorong keluar terlihat pucat.

Buvkland menyuruh orang untuk membangunkan Levita Zi. Levita Zi yang berjuang beberapa saat pun perlahan-lahan membuka matanya.

Pandangan Levita Zi dialihkan dan memutuh waktu lama baginya untuk melihat dengan jelas.

Sebelum Levita Zi dapat tersadar, dia mendengar suara dingin seorang pria di sebelahnya.

“Sudah bangun?”

Levita Zi menoleh ke Buckland yang sedang bersandar di kursi sebelah. Di belakang Buckland terdapat dua pira berkulit hitam.

Buckland menatap dingin Levita Zi sambil menepuk jemari tangannya.

Levita Zi berusaha untuk bangkit berdiri, namun dia menyadari bahwa dirinya saat ini sangat lemah.

Lalu dia berkata, “Aku tidak dapat menyelesaikannya karena kekuatanku masih tidak cukup. Aku akan bersedia menerima segala hukumannya.”

Buckland menyengir, lalu dia bangkit berdiri dan menyerahkan lembar diagnosis kepada Levita Zi.

“Kamu tidak perlu memikirkan yang lainnya. Aku mempercayai kesetiaanmu. Namun, aku memiliki kabar buruk untukmu dan seharusnya kamu sudah dapat merasakannya. Kakimu telah diamputasi, namun aku akan memasangkan kaki buatan untukmu, jadi kamu tidak perlu terlalu mencemaskannya. Semenjak saat ini, kaki ini adalah hasil dari pemutusan hubunganmu pada masa lalumu. Kamu akan tetap menjadi Levita Zi, tapi bukan Levita Zi yang dulu. Paham?”

Levita Zi pun terdiam. Pada saat ini, dirinya sudah tidak memiliki apa-apa selain bertarung hingga akhir. Kalau tidak, tidak ada jalan keluarnya selain kematian.

Levita Zi membuka mulutnya dan berkata, “Baiklah. Aku paham. Aku pasti akan setia kepadamu untuk kedepannya.”

Buckland tersenyum puas, hanya saha senyuman itu sama sekali tidak ramah.

Orang yang melihatnya akan merasa dingin di punggung mereka dan juga ketakutan di hati mereka.

“Karena demikian, kamu baik-baiklah beristirahat. Untuk beberapa saat ini, aku akan mengutuskan orang untuk menjagamu. Kamu tidak perlu mencemaskan Theo Jin akan mengutus orang untuk menghabiskan nyawamu.”

Setelah selesai mengatakannya, Buckland berbalik badan dan pergi.

Bagian belakang Buckland tinggi dan tegak. Seketika dalam kamar tersebut hanya tersisa Levita Zi dengan dua pria berpakaian hitam.

Levita Zi mengambil lembaran diagnosis itu dengan tangannya yang bergemetaran. Di atasnya tertulis dua kata yang membuatnya tidak berhenti bergemetaran.

“Amputasi kaki.”

Jika tidak memiliki kaki ini, Levita Zi akan menjadi orang lumpuh. Apa jadinya jika setelah ini dia akan memiliki kaki buatan?

Ketika memikirkannya, Levita Zi pun memukul sejenak ranjangnya.

Kedua orang berpakaian hitam tampak mengabaikan Levita Zi dan hanya melakukan tugas mereka.

Di sisi lain, Sheren He telah kembali tampak mendapatkan hasil apa-apa.

Johnson Ying tidak ingin menghadapi amarah Theo Jin, makanya dia tidak ikut kemari.

Ketika Sheren He memasuk kamar ruang inap, dia melihat Theo Jin yang sedang diinfus malah sedang fokus membaca dokumen.

Theo Jin juga tidak mengankat kepalanya begitu mendengar suara langkah kaki Sheren He. Meskipun suasananya ringan, namun juga terasa tertekan.

Itu karena aura mulia Theo Jin yang sudah ada sejak lahit. Bahkan gerakan terkecilnya dapat membuat orang-orang terasa tertekan.

“Orangnya tidak tertangkap?”

Sheren He tidak mencarikan alasan apapun atas kegagalan dalam pekerjaannya. Dia langsung mengakui kesalahannya dan berkata, “Iya. Aku tidak berhasil membawwa Levita Zi kembali.”

Theo Jin membalikkan halaman yang lain, lalu kedua mata hitamnya itu menatap ke Sheren He.

Theo Jin dengan amarah berkata, “Kamu sungguh mengecewakanku.”

Setelah selesai mengatakannya, Theo Jin menutup dokumennya dan meletakkannya di atas meja yang berada di samping ranjangnya.

“Ya sudahlah, Buckland juga bukan orang yang mudah untuk ditangani. Untuk sementara kita biarkan saja.”

Sheren He menjadi lega melihat Theo Jin tidak menyelidiki masalah ini, namun dia tidak berani menunjukkannya di depan Theo Jin.

Pandangan mata Theo Jin menjadi tajam dan dingin, lalu dia dengan murung berkata, “Lanjutkan pelacakan jejak Levita Zi dan diam-diam menunggu kesempatannya.”

Baiklah. Aku pasti akan mengerahkan seluruh kemampuanku. Aku tidak akan membuatmu kecewa.”

Theo Jin hanya mengangguk kepalanya. “Kamu boleh pulang.”

Sheren He tahu bahwa dirinya kemungkinan akan semakin dalam bahaya jika dia masih berdiam disini, makanya dia segera berkata, “Baiklah. Kalau begitu aku pulang dulu.”

Setelah Sheren He pergi, Theo Jin pun mengerutkan dahinya.

Keberadaan Levita Zi dapat diibaratkan seperti sebuah bom. Levita Zi telah lama bekerja untuk Theo Jin dan telah mengetahui terlalu banyak hal yang seharusnya tidak boleh diketahui.

Namun Levita Zi yang saat ini adalah orang-orang Buckland. Buckland sendiri adalah orang yang terlalu waspada dan terlalu licik.

Jika ingin merebut orang-orang Theo Jin di bawah pengawasannya, maka kemungkinan itu akan sangat kecil.

Theo Jin pun meyipitkan matanya. Pandangannya sangat ganas dan juga diselubungi dengan aura pembunuh.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu