Innocent Kid - Bab 690 Bertemu Dulu

Untungnya Scarlett dengan tepat waktu menahan air mata, pergi ke sana membujuk Nesya.

Keluarga Fu kembali tenang.

Hari kedua.

Theo mengendarai mobil, mengantar Ayah Jin Ibu Jin dan Ace ke bandara.

Dia mengatakan banyak pada Ace, agar taat pada kata nenek dan kakek, patuh sedikit, dirinya nanti tidak lama akan pergi melihat dia.

Ace menunduk kepala bermain ponsel, seperti tidak mendengar perkataan dia.

Theo mengerutkan dahi, ingin memarahinya, tapi dari spion melihat ekspresi ibunya, hanya bisa terdiam lagi.

Berharap anak ini bisa kembali seperti semula.

Karena perusahaan dalam negri masih banyak yang perlu di urus, jadi Oscar dan Devina memesan tiket pesawat semalam pulang.

Sampai bandara, Theo demi beberapa orang ini mengurus proses pendaftaran.

Ace sangat patuh, membiarkan nenek memegang tangannya, dia hanya diam saja.

Sudah terbiasa dengan dia yang biasa aktif, melihat dia begini merasa sangat sedih.

Melihat mereka masuk ke dalam cek pengamanan, Theo juga berdiri di tempat sangat lama.

Tunggu sampai pesawat yang di duduki mereka terbang, Theo baru mengendarai mobil pulang.

Dalam perjalanan ini, hati beberapa orang ini penuh perasaan yang sangat berat.

Saat ini Kediamanan Keluarga Jin terlihat sangat sepi, Theo tiba-tiba merasa kesal.

Terpikir perusahaan masih ada masalah yang perlu dia urus, dia juga mengendarai mobil ke perusahaan.

Bisnis yang di Prancis ini menempati posisi penting di Jin's Corp, Theo sebenarnya harus di sini beberapa bulan.

Tapi kondisi Ace yang tidak baik ini, Theo harus segera mengurus selesai dan pulang menemani dia.

Apalagi pernikahan Scarlett dan Leon sudah mendekat.

Theo tidak ingin melihat wanita yang di cintainya menjadi istri orang, ini terhadap dia sangat kejam.

Mengeluarkan hati dan di lempar orang ke lantai, rasa ini dia tidak ingin mencoba kedua kali lagi.

Jadi dia berencana menunggu semua masalah sudah di alihkan, maka dia akan pulang.

Menarik kembali pemikiran dia, tatapan Theo kembali fokus pada dokumennya.

"CEO." Alex mengetuk pintu.

Theo melihat dan dengan dingin berkata: "Masuk."

Hanya melihat Alex menggendong setumpuk dokumen, klafikasi di taruh di depan Theo.

"Boss, semua dokumen ini kamu harus tanda tangan sendiri."

"Besok rapat kantor jam sepuluh pagi, akan mengumumkan perencanaan perusahaan yang sudah di siapkan."

"Sebelum kamu pergi, masih perlu ikut pesta yang diselenggarakan oleh sebuah perusahaan terkenal Eropa."

Alex satu persatu katakan dan dengan jelas mengatakan perjalanan Theo.

Theo mengangguk kepala, ekspresi sangat dingin.

"Dokumen tinggalkan, rapat besok aku akan pergi, pesta malam itu kamu bantu aku tolak."

"Baik."

Alex tidak ragu padanya, langsung menerima perintah dan keluar.

Sebagai asisten Theo, dia tidak akan bertanya banyak, juga tidak akan berkata basa-basi.

Theo memijat dahinya, melihat dokumen yang di bawa Alex, kemudian menandatangani namanya.

Selesai mengurus ini, Theo membuka kancing kerah baju, baru merasakan nafas sangat lancar.

Sangat lama Theo baru mengambil ponsel dan menelepon.

Tu tu tu......

Suara telepon yang diam ini membuat Theo merasa tidak tenang, sampai saat dia ingin menyerah, telepon terdengar suara.

Menahan perasaan dia, Theo dengan tenang katakan: "Lett, lusa aku akan pulang."

Di dalam kantor sangat tenang, hanya ada suara Theo yang gema di ruang ini.

"Kita bertemu dulu."

Dari ponsel terdengar suara, tapi tidak mendengar jelas apa yang dia katakan.

Tangan Theo ini memegang kertas yang putih ini.

Dia dengan nada rendah dan serak berkata seperti berbisik di telinga kekasih.

"Aku tunggu kamu."

Theo sudah mau pulang......

Saat mendengar kabar ini, otak Scarlett langsung kosong.

Lewat sebentar dia baru menenangkan diri, berpura-pura tenang ingin melanjutkan pembicaraan pada Theo.

Namun saat dia ingin bicara, ponsel sudah menunjukkan layar hitam.

Dia benar-benar sudah mau pulang kah......

Scarlett dengan bingung melihat keluar, tidak tahu sedang berpikir apa.

Setelah selesai menelepon dengan Scarlett, ponsel di letakkan di samping, dia merasa hampir tidak bisa bernafas.

Batu dalam hati menekan dia sampai tidak bisa bernafas.

Berjalan sampai jendela yang besar, melihat pemandangan Prancis ini.

Punggungnya terlihat sangat sedih, dari jauh saja bisa terasa temperamen yang tidak senang.

Prancis sangat baik, tapi bukan miliknya.

Waktunya pergi.

Agak malam, Theo datang ke tempat yang di janjikan.

Ini adalah tempat pertama kali dia dengan Scarlett makan.

Saat ini hanya tinggal kenangan saja.

Dia lebih cepat datang daripada waktu yang di janjikan, sendirian duduk di dekat jendela minum kopi.

Tunggu sepuluh menit, sudah dari jendela melihat Scarlett.

Scarlett tahu setelah pertemuan kali ini, mereka tidak akan ada hubungan lagi.

Theo ini datang melakukan perpisahan terakhir.

Saat melihat Theo, Scarlett merasa detak jantungnya berdebar dengan lambat.

Sekarang dia tidak tahu harus bagaimana menghadapi pria ini.

Ace karena keegoisan dia, terjadi masalah dan dia juga......

Theo melihat Scarlett menunjukkan senyum, dengan sopan menaruk kursi untuk dia, mata dia seperti laut yang sangat lembut.

"Kamu sudah datang."

"Iya......"

Scarlett duduk di depan Theo, berusaha untuk tidak menunjukkan perasaan dia keluar.

Makanan yang baru di pesan juga mendorong ke depan Scarlett, Theo berkata: "Coba dulu, kue di sini Ace sangat suka."

Mendengar Ace, Scarlett terkejut, tidak tahan untuk bertanya: "Ace......baik-baik saja kan?"

"Sudah pulang, di sini tidak cocok dengan dia." Theo tanpa perasaan menjawab dia.

Scarlett terdiam, melihat kue yang di piring, merasa tenggorakkan sangat pahit.

Dia tidak menyangka bisa menjadi begini, Ace dengan tatapan asing membuat dia sakit hati.

Ace setiap kali bertemu dengan dia, selalu dengan mata yang bersinar, mata yang cantik terlihat sangat senang.

Saat dia tertawa seperti malaikat kecil.

Tapi sekarang......

Tahu dia sedang berpikir apa, Theo mengaduk kopi, dengan tidak peduli katakan: "Ace dulunya juga ada penyakit depresi, dokter dalam negri sangat tahu jelas penyakit Ace, pengalaman juga banyak, ada mereka di sana, tidak perlu khawatir banyak."

Namun, perkataan ini hanya untuk membujuk Scarlett saja.

Sekarang pengobatan dokter terhadap Ace tidak berguna.

Scarlett tertawa pahit, harapan dia sekarang adalah Ace bisa sembuh.

Melihat dia tidak bicara, Theo terus berkata: "Kamu tahu kenapa Ace bernama Jacob?"

Scarlett menggelengkan kepala, meskipun dia tahu nama ini, tapi tidak tahu arti nama ini.

Theo mengerutkan alis menjelaskan: "Jacob berarti bintang utara, memberi dia nama ini berharap dia bisa seperti bintang utara selamanya bersinar, tidak akan redup."

Bintang utara yang tidak akan redup......

"Jacob" Nama yang sangat baik.

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu