Innocent Kid - Bab 751 Tidak Akan Kehilangan Kamu Lagi

Scarlett terpikir dengan masa depan, terpikirnya dirinya akan mati, jantung sakit sampai tidak bisa bernafas.

Jika dirinya tidak ada lagi, Nesya harus bagaimana......

Terpikir sampai sini, Scarlett tidak tahan untuk menangis, air mata yang juga mengalir ke bawah.

Jatuh ke atas selimut dan membasahi selimut.

Kebetulan saat ini Theo membawa susu datang ke depan pintu.

Sayup-sayup terdengar suara tangisan, mengerutkan dahi, membuka pintu dan masuk ke dalam.

Karena sinar bulan ini bisa terlihat Scarlett yang sedang menangis, sekejap membuat dia sakit hati.

Mengira karena tubuhnya tidak nyaman, bergegas memeluk dia, dengan cemas bertanya: "Lett, kenapa? Tubuh kamu ada yang sakit ya?"

Melihat Theo, Scarlett terkejut, kemudian menghisap hidung lalu menggeleng kepala mengelak, "Bukan......"

"Jadi kenapa kamu menangis?" Theo dengan sakit hati bertanya.

Didalam kegelapan malam hari ini, ketakutan Scarlett dalam hati semakin besar.

Dia dengan erat memegang sudut baju Theo, "Aku hanya takut......takut aku bisa mati......"

Theo memeluk dia, bisa merasakan tubuhnya sedang gemetar, sangat sakit hati, tangan Theo dengan lembut menyeka air mata yang di wajahnya.

Dibawah sinar bulan, ekspresi Scarlett ini sangat membuat orang sakit hati.

Melihat air mata dia yang mengalir, hati Theo seolah-olah sedikit demi sedikit di robek oleh orang.

Theo memeluk erat dia, lalu membujuknya: "Jangan nangis lagi, aku ada di sini."

Selesai berkata Theo membungkuk badan dengan penuh sakit hati mencium air mata yang di bawah mata Scarlett.

Tiba-tiba tindakan ini membuat Scarlett berhenti menangis, jari tangan dengan kaku memegang sudut baju Theo.

Sekejap tidak pandai bernafas.

Gerakan pria yang lembut dengan penuh kasih sayang ini, membuat jantung dia berdebar dengan cepat.

Dihidung penuh dengan aroma hormon pria ini, nafas yang dingin mengelilingi dia.

Merasakan tubuhnya yang sangat tegang, Theo memeluk erat tubuhnya, lalu menepis punggungnya.

Bibir yang dingin ini sesuai dengan aliran air mata turun ke bawah, dengan dangkal mencium sampai mendekati bibir Scarlett.

Jarak mereka juga semakin dekat, sehingga Scarlett bisa mendengar detak jantung dia.

Disaat yang tegang ini dia juga menutup mata, tindakan yang ingin menolak juga berhenti.

Sekejap Theo dengan lembut mencium bibir dia yang pucat.

Tangan Theo memegang wajahnya, sangat mengelikan......

Rasa ini Scarlett tidak pernah rasakan.

Melihat dia terjerumus, Theo juga memperdalam ciuman ini.

Tidak lama Scarlett dicium dia sampai tidak begitu sadar, tubuh juga mulai lemas.

Dia juga merintih berkata, "Theo......jangan......"

Theo karena suara ini juga sadar kembali, melihat wajah Scarlett yang memerah, Theo hampir saja tidak bisa menahan nafsunya.

Kemudian memeluk dia kembali dengan suara serak berkata: "Lett, kamu ingat kapan pun aku akan ada di belakang kamu, lain kali jangan bilang kata mati ini lagi, aku tidak akan membiarkan kamu mati. Asalkan aku ada, meskipun dewa mati ingin merebut kamu, aku pasti akan dari tangannya rebut kembali!"

Dia dengan yakin mengatakan janjinya.

"Lett, aku tidak akan kehilangan kamu lagi, selamanya tidak akan."

Saat Theo mengatakan ini, suara semakin serak.

Rasa kehilangan dia, hanya perlu rasakan sekali saja sudah cukup.

Sangat sakit, sengsara, dia tentu saja tidak ingin merasakan lagi.

Dada pria yang bertenaga ini memberi Scarlett ketenangan, dalam hati juga merasa hangat.

Tiba-tiba merasa berada disamping Theo, dia tidak akan ada masalah dan kekhawatiran dia yang sebelumnya seolah-olah hanya terlalu berpikir banyak saja.

Scarlett bersandar didalam pelukannya, dengan suara kecil berkata: "Baik, aku percaya kamu, aku akan hidup dengan baik, aku masih ada Ace dan Nesya juga ada kamu."

Suara dia kecil seperti bunyi lalat, kata yang terakhir juga sangat kecil sampai dirinya saja yang bisa dengar.

Theo sepertinya tidak menyadari kata dia tentang "Juga ada kamu", jika kedengaran pasti ada reaksi.

Saat mereka berpelukan, ada satu anak kecil tidak sudah berdiri didepan pintu.

Nesya dengan mengantuk memegang boneka, melihat dua orang yang di dalam ruangan, dengan manis berkata: "Ayah, ibu, Nesya ingin tidur dengan kalian."

Sambil berkata dia juga mengucek mata, kelihatan dia sekarang sangat ngantuk.

Theo melihat ini langusng menggendong Nesya, tangan memegang kakinya.

Nesya saat datang kesini tidak pakai sepatu, jadi kakinya sangat dingin.

Scarlett juga meluangkan tempat untuk Nesya, kemudian menggendong dia dan memegang dahinya yang penuh dengan keringat.

Scarlett dengan suara kecil bertanya: "Nesya mimpi buruk lagi?"

Nesya mendengar ini, dengan sedih katakan, "Aku mimpi ibu di curi orang jahat, Nesya tidak bisa menolong ibu."

Sambil berkata Nesya juga menangis, Scarlett bergegas menepis punggungnya membujuk: "Nesya jangan nangis, ibu juga baik-baik disini, mimpi itu sebalik dari realita, jangan anggap serius."

Selesai bicara, Theo juga ikut membujuknya: "Iya Nesya, ibu dan ayah ada disini, tidak akan terjadi apa-apa, ayah akan lindungi kalian."

Selesai mendengar perkataan mereka, Nesya juga mengangguk kepala dan didalam pelukan Scarlett tidur.

Setelah Nesya tidur nyenyak, Theo dengan hati-hati berjalan keluar dan tutup pintu.

Kemudian datang kedalam kamar Ace, ingin melihat Ace ada tidur atau tidak.

Melihat dia tidur dengan nyenyak, juga tidak mengganggu.

Memakaikan dia selimut, kemudian Theo keluar.

Berjalan ke ruang belajar, membuka laptop melihat dokumen yang dikirim oleh Kenneth.

Beberapa dokumen analisisnya, namun Theo tidak mengerti, jadi menutup laptop.

Masalah virus, bisa besok bertemu mereka dan tanya jelas.

Berdiri didepan jendela, dalam hati Theo sangat gelisah, mengeluarkan sebatang rokok, menunduk kepala merokok, lalu menghembus asap.

Rokok yang di jari tangan ini sebentar hidup sebentar redup, asap bersebaran, membuat orang tidak bisa melihat ekspresinya.

Dia masih ingat pada saat Scarlett hamil suruh dia jangan merokok lagi, jika tidak tidak memberi dia bertemu dengan bayi.

Dulunya tampak dia yang ceria itu, Theo sekarang masih ingat dengan jelas.

Sekarang dia sakit, dirinya malahan tidak bisa membantu, rasa yang tidak berdaya ini melingkari dirinya.

Kegelapan diluar jendela ini seperti tinta, sinar bulan ini menyinari tubuh tegak Theo, membuat dirinya kelihatan kesepian.

Memijat dahinya yang sakit, Theo mematikan rokok yang ditangan.

Novel Terkait

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu