Innocent Kid - Bab 691 Ini Yang Harus Kamu Tanggung

Tapi bintang yang seterang apapun suatu hari juga akan redup.

Suasana sekejap menjadi sangat tenang, Theo terus berkata: "Aku sudah mau pulang, tiket lusa malam."

Meskipun dalam hati susah melakukan persiapan, tapi saat mendengar dia katakan tetap terasa hati menjadi kosong.

Jelas-jelas sangat sedih tapi harus berpura-pura tidak peduli.

"Iya kah? Kalau begitu lusa aku antar kamu ke bandara."

"Tidak perlu." Theo menggelengkan kepala menolak.

Kemudian melihat Scarlett lagi, dia dengan tenang berkata, "Masalah cerai, aku ingin tunggu Ace lebih baik baru urus, berharap kamu bisa mengerti, kamu bisa melakukan pesta pernikahan dulu, ini tidak akan ada pengaruh."

"Tidak apa-apa."

Scarlett berkata kemudian tersenyum manis pada Theo.

Namun hanya dirinya yang tahu saat ini hatinya sangat sakit.

Hanya bisa memegang erat tangan agar tidak menunjukkan keluar ekspresi dia.

Ini yang harus kamu tanggung, tidak bisa menyalahkan orang.

Setelah tenang, Theo berkata lagi: "Tunggu kondisi Ace stabil, aku akan segera menandatangani surat perceraian, kemudian kirim pada kamu."

Scarlett dengan terlambat mengangguk kepala, tiba-tiba tidak tahu harus menjawab apa.

Setelah Theo mengatakan kata "Cerai", dia juga mulai tidak fokus.

Perkataan Theo dia semua dengar, hanya saja saat melewati otak dia lupa lagi.

Theo minum kpi kemudian letakkan dan melihat tatapan Scarlett.

Tatapan ini dengan sebelumnya bandingkan, sudah berubah banyak.

Tidak membara lagi, sangat tenang seperti teman biasa.

"Yang aku ingin katakan hanya ini."

"Iya." Scarlett juga mengangguk kepala.

"Aku pergi dulu, sampai jumpa."

Theo selesai bicara menggeserkan kopi ke samping dan berdiri.

Melihat dia mau pergi, Scarlett juga berdiri.

Menengadah kepala melihat pria yang ganteng ini, nafas terdesak.

Dalam hati seolah-olah sedang mengalami badai yang besar.

Dia memang tidak rela, tidak ingin cerai dengan dia.

Tapi sekarang dia berkata ini sudah terlambat.

Akhirnya dia tersenyum, menunjukkan senyuman berkata: "Sampai jumpa."

Melihat Theo sudah pergi, Sacrlett memegang hati dia yang sakit, dia benci dirinya yang kehilangan ingatan ini, apapun tidak terpikir lagi.

Jika dia tahu masalah di antara mereka, maka tidak akan terjadi hal seperti ini.

Air mata yang panas ini menetes ke dalam gelas kopi yang di depan Scarlett, terjadi riak.

Kabar Theo pulang, selain orang yang penting tahu, yang lain tidak ada yang tahu.

Leon hanya tahu Ace terjadi masalah, sudah dengan Ibu Jin dan Ayah Jin pulanh, tidak tahu Theo juga ikut pulang.

Dia duluan menyadari Scarlett sangat aneh, awalnya dia mengira Scarlett tidak senang karena tahu masalah Ace.

Saat di tanya baru tahu dari Scarlett, bahwa Theo juga sudah pulang.

Musuh pergi, Leon seharusnya merasa senang, tapi saat melihat ekspresi Scarlett yang sedih ini, dalam hati merasa iri.

Theo tidak ada, Scarlett juga seperti kehilangan roh.

Seorang yang tidak ada roh tidak beda dengan boneka.

Dia terdiam sejenak, kemudian bertanya pertanyaan yang mengejutkan.

"Lett, Kamu setuju menikah dengan aku......menyesal tidak?"

Lett tidak menyangka Leon akan bertanya seperti ini, dia dengan susah mencibir mulut dengan suara kecil menjawab.

"Tidak menyesal."

Walaupun menyesal juga tidak ada kesempatan kembali lagi.

Scarlett mengerutkan dahi melihat lantai sampai melamun.

Dia banyak utang pada Leon.

Tidak bisa di bayar.

Mendengar jawaban Scarlett, tidak tahu apa yang di rasakan Leon.

Namun dengan lembut katakan: "Aku yang terlalu berpikir banyak."

Selesai bicara, Leon keluar sekaligus menutup rapat pintu.

Saat pintu tertutup rapat langsung terdengar suara Scarlett merintih.

Berdiri di depan pintu, senyuman hilanh dan memegang erat tangannya.

Dia tidak tahu, dengan cara ini mendapatkan dia......dia akan senang atau tidak.

Menunduk kepala melihat ponsel, di dalam ada menyimpan nomor yang asing.

Dia melihat sebentar kemudian hapus nomor itu.

Kemudian berjalan keluar dari rumah Keluarga Fu.

Setelah beberapa hari, Levita di dalam villa, Vaness sedang dengan Levita bertengkar.

Menghadapi Vaness yang menghalang dia ini, Levita tidak bisa tahan lagi, dengan marah berkata: "Kamu sudah cukup belum? Aku tidak ingin bertemu kamu!"

Vaness hanya dengan tenang melihat Levita, bulu mata sedikit bergerak, dengan tenang katakan: "Tidak apa-apa, yang penting kamu lain kali tidak akan bertemu lagi."

Perasaan dia tidak di tutupi, dengan fokus dan penuh perasaan melihat dia.

Seperti ingin mengingat sosok Levita dalam otak yang paling dalamnya dan masuk ke dalam tulung sumsum nya.

Kabar Theo pergi, Levita belum tahu.

Jadi saat mendengar perkataan Vaness ini, dia tidak mengerti, dengan mengerutkan dahi bertanya: "Maksud kamu? Apa yang di bilang tidak akan bertemu lagi?"

"Tidak apa-apa."

Vaness dengan tatapan sakit hati melihat Levita: "Apakah kamu sangat membenci aku?"

Levita mendengar kata ini menengadah kepala dan berdiri tegak seperti ratu yang perkasa.

Dia dengan cemoohan melihat Vaness, tidak memberi dia muka.

"Tentu saja! Kamu selamanya tidak akan tahu kamu betapa menjengkelkan, asalkan aku melihat kamu hanya merasa jijik."

Selesai berkata ini, Levita seperti melampiaskan kemarahan dia, kemudian melihat ekspresi Vaness.

Dia mengira Vaness akan karena perkataan dia marah, tapi tidak sangka Vaness sangat tenang sekali dan ekspresi tidak berubah.

Sama sekali tidak menunjukkan ekspresi sedih atau sakit hati.

Hanya dengan tenang katakan: "Rupanya begini ya, kelihatannya keberadaan aku sangat mengganggu kamu."

Levita mendengar ini tertawa, "Kamu hari ini baru tahu? Masalah waktu itu hanya salah paham, aku tidak masukkan ke hati, apalagi aku juga tidak berencana ada hubungan dengan kamu."

Perkataan ini seperti pisau yang sangat tajam menusuk ke hati Vaness yang terluka ini.

Biasanya hanya orang yang terdekat baru tahu kata apa yang paling membuat sakit hati.

Dalam hati Vaness menjadi kosong, mungkin sudah saatnya lepaskan.

Orang yang hatinya keras ini tidak akan terharu.

Tatapan terlihat capek, Vaness hanya berkata: "Baik juga, aku sudah memesan tiket pulang, lain kali tidak akan muncul di depan kamu lagi. Jaga diri kamu sendiri."

Mendengar perkataan dia, Levita juga ragu, bergegas menarik baju Vaness.

"Maksud kamu? Kamu pulang? Jadi tuan muda?"

Mereka sebagai bawahan Theo, biasanya tidak boleh asal meninggalkan tempat keberadaan mereka, selain Theo memberi mereka tugas.

Vaness melihat dia beberapa detik.

"Tuan muda......sudah pulang duluan, sekarang sudah sampai di Kota Bei."

Levita terkejut, menarik tangan Vaness dengan kuat, marah pada dia: "Kamu sebelumnya kenapa tidak katakan pada aku!"

Jika dia sudah pergi, dirinya di sini juga tidak berarti lagi.

Vaness dengan cemoohan melihat Levita, lalu memukul tangannya.

"Perjalanan Boss rahasia terhadap luar, aku tidak bisa beritahu kamu."

Melihat tatapan Levita yang panik ini, Vaness merasa sangat menyindir.

Orang yang duluan suka, juga mendapatkan luka yang paling parah.

Cinta seperti perampok, siapa saja tidak bisa menghindari.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu