Innocent Kid - Bab 807 Burung Kenari

Pada saat Scarlett berbicara, ruangan tiba-tiba menjadi tenang.

Leon terdiam beberapa saat sambil mengambil nampan dan ingin menjelaskan: “Pada saat itu aku hanya terobsesi Scarlett, sekarang aku benar-benar ingin menyembuhkan bakteri yang ada di dalam tubuhmu, berilah aku kesempatan oke?”

“Ketulusanmu? Sudahlah.”

Nada suaranya membuat Leon tidak tahu harus berbuat apa dan kalimat selanjutnya seakan-akan membuat dia seperti tertimpa balok es.

“Leon, apa yang kamu perbuat akan sia-sia lagi pula aku tidak akan mempercayaimu lagi dan aku juga tidak ingin bertemu denganmu lagi.”

“Apakah kamu tidak peduli dengan pertemanan kita yang dulu?”

Leon dengan tidak percaya sambil melihat ke arah Scarlett, tatapan terlihat sangat menyedihkan seakan-akan dia adalah korbannya.

“Pertemanan?”

Scarlett dengan suara kecilnya mengatakan kata tersebut dan tersenyum dengan pahitnya, “Apakah kamu masih merasa ada sebuah pertemanan diantara kita?”

Jika memang saling berteman bagaimana mungkin dia akan memberikan obat kepada dirinya.

Bagaimana bisa dia tidak memperdulikan perasaannya dan dengan egoisnya membawa dia ke Perancis.

Melihat tatapan yang kecewa, hati Leon Fu menjadi terkejut.

“Leon yang dulu tidak akan pernah menyakiti aku.”

Sambil menatapnya Scarlett berkata dengan tenang, “Leon yang sekarang penuh dengan kebohongan, tidak peduli dengan perasaanku dan sepenuhnya mengendalikan aku layaknya orang bodoh.”

Sambil berkata Scarlett menaikkan sudut bibirnya dengan senyum tidak berdaya.

Tenggorokan Leon seperti tersendak, bukannya dia ingin melukai dia tetapi apa yang dikatakan itu benar dan membuat dirinya tidak bisa membantah.

“Scarlett, apa yang kamu katakan ini aku sendiri akan mengakui kesalahanku... tetapi kamu tidak boleh menghakimiku seperti itu, kamu tahu aku bukan orang yang seperti itu bukan?”

Dia memandangi Scarlett dengan ekspresi serius dan Scarlett tidak mampu melihat tatapan yang penuh permohonan itu, jika dia terus memandanginya hatinya akan melembut.

Pada akhirnya dirinya masih sangat berhutang terhadapnya.

Scarlett membalikkan kepalanya, memalingkan tatapannya dan berkata dengan kejam : “Leon, bagaimana pun kita tidak akan cocok, biarkanlah aku pergi...”

Perkataan yang dikeluarkan itu membuat Leon terkejut, dia menatap Scarlett dengan serius, dengan sepasang mata yang tidak ia pahami.

“Aku menyesal, pada saat itu seharusnya aku tidak membiarkan kamu pergi!”

Perkataan yang dikeluarkan membuat Leon tiba-tiba bangkit dan menumpahkan susu tersebut kemudian susu kental tersebut jatuh di atas kasur.

Scarlett terkejut melihat pria yang ada di depan matanya ini, pada saat dia terbingung sejenak, sosok pria ini menghalanginya dan aura yang dingin ini membuat Scarlett merasa waspada.

“Pada saat itu semua kebaikanku, membuat kamu mengalir dari diriku dengan kesempatan itu adalah sebuah kesempatan yang baik...”

Leon mengingat kembali masa lalunya lalu tiba-tiba menunjukkan sebuah senyuman sambil melihat ke mata Scarlett dengan dalamnya.

“Scarlett, apakah kamu tidak merindukan hari-hari yang kita lewati berdua? Tidak ada Theo yang menyebalkan itu...

Pada saat itu kita masih memiliki Nesya, kita sekeluarga membuat orang lain merasa iri, tetapi kenapa sekarang semua ini berubah menjadi seperti ini!”

Setelah berkata, emosi di mata Leon seketika berubah sambil melihat kesekeliling ruangan ini dan meyadari sesuatu.

Dia berjalan ke arah jendela dan menarik-narik rangka besi lalu menganggukkan kepalanya kemudian memutuskan kabel telepon.

Gerakannya itu membuat Scarlett menjadi gelisah tetapi dia dapat menebak isi pikirannya.

Scarlett Jiang meremas telapak tangannya dan dengan suara yang dingin bertanya, “Leon Fu, apakah kamu benar-benar masih baik kepadaku ataukah kamu berencana memenjarakanku?”

Saat ini pria itu sedang memeriksa semua ini, dia tidak menjawabnya.

Dia berjalan ke lemari, sambil mengambil sebuah kunci cadangan dari sana kemudian melambaikan kunci itu, dan dimasukan kedalam kantongnya.

Lalu dia berkata : “Scarlett, jangan salahkan aku karena kamu yang memaksaku untuk melakukan ini, bagaimana kamu diamlah disini.”

Setelah berkata Leon membalikkan tubuhnya dan perlahan berjalan ke arah pintu.

Melihat dia benar ingin pergi, Scarlett dengan segera turun dari kasur, tidak memakai sepatu, dengan kaki telanjang dia terjatuh di atas karpet.

Karena sudah lapar untuk waktu yang lama, Scarlett merasa pusing saat turun dari kasur.

Namun langkah pria itu tidak terhenti, dengan tidak peduli nya Scarlett terus saja mengejar Leon.

“Leon! Kamu tidak boleh begini! Kamu tidak berhak memenjarakan aku!”

Kedua tangan Scarlett memegang pintu dengan erat, dengan sekuat tenaga hingga kukunya itu telah memutih dan berteriak.

Pada saat ini kamar pintu sudah dikunci dari luar oleh Leon, tidak peduli sekeras apapun usaha dari Scarlett, dia tidak akan bisa membuka pintu yang berada didepannya ini.

Leon yang mendengar suara yang terlihat kecewa itu, hal ini membuat hatinya terasa sakit.

Tetapi pada saat ini dirinya bukanlah Leon yang dulu, dia menunjuk pengawal yang menjaga pintu : “Kalian berdua, lihatlah dia, jangan sakiti dia, juga jangan biarkan dia keluar kalau tidak nyawa kalian taruhannya.”

Scarlett yang mendengarkan perkataannya dari celah pintu, tatapan mata yang memiliki harapan seketika sirna dan mengatakan sebuah perkataan yang menyakitkan : “Jadi sebenarnya kamu menyimpan kedok aslinya, agar bisa mencapai tujuan yang kamu inginkan, malah merusak kebahagiaan orang lain Leon aku akhirnya mengenal kamu yang sesungguhnya!”

Sikapnya yang seperti ini semakin membuat hati Leon semakin berantakan tetapi dia tidak menghentikan langkahnya.

“Scarlett aku harap kamu bisa berpikir dengan jernih siapa yang paling pantas buatmu, sebelumnya kamu pikirkanlah dengan baik-baik.”

Setelah selesai berkata, suara langkah kaki semakin terdengar tenang.

Scarlett menatap bingung pintu kamar yang tertutup seolah-olah tenaga di sekujur tubuhnya menghilang kemudian merosot di karpet yang halus dan mewah.

Tatapannya penuh dengan kekecewaan.

Setelah duduk di sana untuk waktu yang lama, Scarlett perlahan bangkit dan kembali ke kasur.

Kedua tatapan yang kosong melihat ke luar jendela merasakan angin yang pelan ini, dengan kelopak mata yang terus bergoyang.

Dia memperlihatkan sebuah senyuman yang sedih, dirinya yang sekarang tidak ada bedanya dengan burung kenari yang berada di sangkar?

Tidak tahu siapa yang masih bisa menyelamatkannya sekarang.

Dalam keputusasaannya tersebut selalu ada sosok Theo yang ada dalam benaknya.

Setiap kali pada saat yang sangat dibutuhkan, dia akan muncul tepat waktu.

Namun sekarang dirinya sendiri terkunci di tempat ini yang akan membuat Theo sulit untuk menemukan lokasinya.

Kesempatan terakhir menyelamatkannya pun sirna, Scarlett keluar jendela dengan tatapan yang kosong.

Sebuah air yang jendela ini membuat seseorang ingin menyentuhnya, seketika pikirannya seperti mengingat sesuatu.

Scarlett memindahkan lemari yang beradi di samping kasurnya dan menyeretnya sampai ke jendela.

Tubuh yang lapar dan lemah ini sudah tidak memiliki tenaga, lalu pada saat ini hidung dan dahinya mengeluarkan keringat dingin.

Dia memaksakan diri untuk mengambil sebuah bingkai foto dari lemari, ketika dirinya ingin menyentuh air dari kaca ini, dirinya malah terhentikan.

Dirinya akhirnya melihat pemandangan diluar dan merasa terkejut, karena terus saja berbaring di kasur dirinya hanya bisa melihat taman mawar tersebut.

Pada awalnya dirinya berpikir jika dirinya hanya berada bahwa di lantai satu namun ketika dia menaiki ini, dirinya sadar jika ini ada sekitar 10 lantai, gedung dimana ia tinggal ini memiliki sebuah taman bunga mawar.

ternyata sekarang setelah mendaki naik ke atas dia baru tahu bahwa dia berada beberapa puluh lantai tingginya dan seluruh lantai berisikan taman mawar.

Tampaknya bahkan jikalau dia memecahkan kaca jendenla dirinya tetap tidak bisa melarikan diri.

Kabel telepon di kamar sudah terlebih dahulu dipotong oleh Leon, jika ingin berkomunikasi dengan dunia luar itu hanyalah sebuah imajinasi.

Scarlett dengan tidak bisa apa-apa, terjatuh dilantai dan berhenti untuk memberontak.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu