Innocent Kid - Bab 370 Aku Juga Tahu Aku Tidak Pantas Dengannya

Malam ini Devina lembur, disaat dia ngantuk, tiba-tiba ada diberitahu bahwa ada pasien gawat darurat datang, terbangung karena ketakutan.

Saat dia datang ke Ruang Gawat Darurat, melihat wajah yang tidak asing, adalah Oscar.

Melihat dia lagi, Devina sedikit tidak berdaya, dia bukan hari ini baru buka perban aja, kenapa datang lagi, ambil nyawa jadi permainan ya?

Sambil merawat dia sambil tanya: "Kamu..... Kamu kenapa cepat kali kembali?"

Oscar mendengar ini sambil menggelengkan kepala, dan menghela nafas berkata, "Aku juga tidak ingin, ini karena aku membantu orang lain, jadi masuk kesini lagi."

Mendengar perkataannya, lalu melirik Levita yang berdiri disamping, dalam hati Devina sangat tidak senang.

Mungkin karena menolong dia, baru terluka lagi.

Dalam hati ada masalah, tangan Devina menjadi tidak tepat, saat Oscar disuntik, dia mulai tidak menemukan posisi yang tepat.

Sehingga membuat Oscar kesakitan sampai teriak, Levita mengerutkan dahi, langsung menarik lengan Devina, bertanya, "Kamu bisa atau tidak?! Tidak lihat dia kesakitan!"

Levita memang adalah orang yang sudah melakukan pelatihan khusus, jadi sikap dia membuat orang takut, saat ini nadanya juga kejam, membuat Devina ketakutan.

Sekejap Devina tidak tahu harus melakukan apa, hanya bisa terdiam ditempat.

Devina belum pernah bertemu dengan orang yang galak begini, walaupun dia cantik, tapi sikapnya ini sangat mengerikan.

Melihat Devina ketakutan, Oscar sedikit sakit hati, lalu menahan rasa sakit, membujuk, "Levita, kamu sudah membuat dia takut, aku tidak apa-apa, kamu biarkan dia buat saja."

Levita mendengar ini melepaskan tangan Devina, berdiri disamping tidak mengatakan apapun.

"Kamu lanjutkan saja." Oscar menatap Devina dengan lembut katakan.

Setelah mendengar suara Oscar, Devina baru kembali sadar, melanjutkan pekerjaannya.

Saat ini dokter masuk kedalam, memeriksa luka Oscar, kemudian keluar, membahas harus bagaimana obati, didalam kamar hanya tersisa mereka bertiga.

Ditekanan Levita ini, Devina merasa tidak nyaman, dia tidak berani melihat Levita, takut tidak sengaja membuat dia marah.

Oscar tadi baru saja suntik obat anti-inflamasi merasa ngantuk, saat tertidur, pintu kamar terbuka, Theo masuk kedalam.

Levita melihat Theo dibelakang, tatapan mata menjadi lembut, sikap juga menjadi tidak begitu kejam.

"Tuan muda, ada masalah?"

"Tidak ada, kamu nanti ikut aku pergi."

Sikap Theo sangat dingin, ini membuat Levita tidak nyaman.

Setelah masuk kekamar, Theo duluan melirik Oscar yang ditempat tidur, lalu menoleh bertanya, "Kondisi Oscar bagaimana?"

Devina menjawab, "Dia sekarang sudah suntik obat anti-inflamasi, mungkin harus tidur sebentar, luka kaki juga tidak begitu parah, bisa menjalani pengobatan konservatif."

Mendengar kondisi Oscar tidak parah, Theo juga menjadi tenang, ada seorang suster yang menjaga dia, tidak perlu khawatir banyak lagi.

Setelah memastikan tidak ada masalah, Theo menatap Devina berkata, "Jika begitu, Oscar harus merepotkan kamu, Nona Song, jika ada keperluan apa, bilang saja, ini adalah nomor telepon aku."

Selesai bicara, memberi selembar kartu nama pada Devina.

Devina sedikit terkejut, tapi juga tidak mengerti, mengapa menyerahkan dia padanya? Apakah Keluarga Jin tidak ada orang lain lagi?

Tapi menatap wajah Theo yang tulus ini, dia juga tidak menolak, langsung setuju.

Levita mendengar sikap Theo terhadap suster ini, lebih lembut dari pada biacra dengan dia, menjadi tidak senang, tatapan melihat Devina lebih benci lagi.

Saat pergi, Levita dengan dingin melihat belakang Devina, melihat sebentar lalu mengikuti Theo pergi.

Saat ini Devina sedang memeriksa suhu badan Oscar, merasakan belakangnya ada hawa yang dingin, menoleh kebelakang melihat, baru tahu Levita sudah pergi.

Tidak ada tekanan dari Levita lagi, Devina baru bisa tenang.

Melirik Oscar yang ditempat tidur ini, dengan tidak senang berkata, "Ini semua gara-gara kamu, jika tidak wanita itu tidak akan marah padaku, aku tidak rebut dengan kamu lagi, aku juga tahu aku tidak pantas dengan dia......"

Perkataan yang terakhir itu dia katakan dengan suara kecil, hanya Devina sendiri yang bisa mendengarnya.

"Rebut? Rebut apa?"

Oscar tiba-tiba mengeluarkan suara, membuat Devina terkejut sampai berteriak.

Saat melihat wajah Oscar yang penuh dengan kesenangan ini, Devina sangat kesal sampai ingin mencekiknya, sudah sampai saat ini, pria ini masih berpikir menakuti dia.

Sebenarnya tadi saat Theo datang, Oscar sudah bangun, hanya saja jika dia disaat ini membuka mata, pasti akan dimarahi oleh Theo, jadi dia berpura-pura tidur.

Namun saat mendengar perkataan suster ini, terlihat dia sudah salah paham hubungan dia dengan Levita, apakah dia sedang cemburu? Terpikir ini Oscar jadi ingin bercanda padanya.

Melihat Devina tidak menjawab, Oscar bertanya lagi, "Bilang ya, kamu ingin dengannya merebut apa?"

"Tidak ada! Waktunya kamu ganti obat, aku ambil obat dulu." Selesai bicara bergegas berlari pergi.

Oscar berbaring ditempat tidur dengan tertawa melihat dia, sikap dia begini sangat lucu.

Sisi yang satu Theo dengan Levita pergi kemudian, langsung datang kepinggir kota, saat mobil mengendarai sampai rumah yang sudah rusak, saat berhenti, orang yang didalam melihat Theo turun, dengan ekspresi dingin masuk kedalam.

"Tuan muda, dua orang itu sudah mati."

Theo tidak sangka bisa terjadi masalah ini, mengerutkan dahi bertanya, "Kenapa bisa terjadi hal ini? Bukannya sudah diikat?"

Asisten dengan susah menjawab, "Mereka sepertinya adalah anggota setia sebuah tim, kita sudah mengikat tangan dan kakinya dengan tali, tapi didalam mulut mereka terdapat obat racun, belum menunggu kita tanya, sudah tujuh lubang keluar darah."

Theo mendengar ini langsung masuk kedalam, Levita juga mengikutinya.

Dua orang itu terikat dia kursi, sepasang mata melotot, kelihatan sangat mengerikan.

Levita langsung kedepan membuka mulut kedua orang ini, lalu kembali kedepan Theo, dengan suara kecil berkata, "Tuan muda, dua orang ini memakai racun terbaru, takutnya ini bukan dari tim biasa keluar."

Theo dengan ekspresi serius, melihat orang yang belum menyerah ini.

Dia menatap Levita lalu memerintah, "Kabari Vanessa dengan Sheren segera kembali untuk berkumpul, luar negri jangan urus dulu."

Levita mendapatkan perintah langsung pergi, menatap dua mayat yang dilantai, Theo melambaikkan tangan, asisten segera urus.

"Dalam waktu ini lihat lebih erat Kota Bei, ada kabar langsung beritahu padaku, adalagi banyakan pengawal untuk melindungi nyonya dan tuan muda."

Theo dengan khawatir memerintah, asisten juga menerima perintahnya.

Sekarang yang menginginkan chip, bukan hanya orang organisasi kriminal, pastinya ada tim keadilan yang lain lagi, hanya takut mereka mencari masalah pada orang yang disampingnya saja.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu