Innocent Kid - Bab 572 Membentuk Satu Tim Sepak Bola

Sosok Leon Fu dan Nesya perlahan menghilang dari pandangan.

Di depan pintu, Ace masih memandang dengan tidak rela, terus memandangi.

“Sudahlah, mereka sudah jauh, lihat lebih lama lagi akan ada lubang, kamu begitu suka gadis itu.”

Oscar Jin meletakkan sumpit berjalan menghampiri, dia membelai kepala Ace, tertawa lucu.

Ace menoleh, memajukan mulutnya, ketidakrelaan di matanya sama persis dengan Ayah Jin dan Ibu Jin.

Dia menyukainya.

“Jangankan Ace menyukainya, melihatnya pun hati kami lumer, gadis kecil ini benar-benar membuat orang suka, seandainya saja anak dari keluarga kita maka akan sangat baik.

Kata Ibu Jin menghela napas sambil memeluk Ace, melihat ke arah Nesya pergi.

“Iya, anak itu sangat lucu, bisa dibilang sangat memiliki takdir dengan keluarga kita, kalau saja benar keluarga kita, kira-kira akan sangat dimanja.”

Kata Ayah Jin menimpali, wajah kerasnya sedikit perubahan.

Gadis kecil yang begitu menggemaskan dan manis, benar-benar tidak bisa membuat orang tidak suka.

Keirian di mata kedua orang itu hampir meluap.

Theo Jin sedikit tertegun, tatapannya berubah menjadi dalam.

Katup memorinya terbuka, dia tiba-tiba teringat anak tiga tahun lalu itu.

Bayi yang belum lahir di dalam pikirannya, seharusnya sama dengan Nesya.

Memiliki wajah kecil yang cantik, sifat yang aktif, pintar dan polos, membuat orang menyukai....

Bila saja Scarlett dan bayi masih ada, maka begitu indah.

Oscar Jin mendengar di sebelah, dia dengan tajam merasakan perubahan suasana hati yang ajaib kakak kandungnya.

Agar tidak membuat suasana menjadi tegang, dia menepuk-nepuk tangan, sengaja menarik perhatian semuanya, “Masalah ini tidak mudah diselesaikan.”

Dia memainkan alisnya pada Devina Song di sebelahnya, tersenyum tipis.

Dia memeluk pinggang Devina Song, mendongakkan rahang bawahnya, berkata omong kosong : “Aku dan Devina Song akan berusaha keras, melahirkan beberapa untuk kalian, ini hal yang cepat!”

Wajah putih Devina Song yang berada dalam pelukannya segera berubah menjadi merah setelah mendengarnya, membuat wajahnya menjadi merah muda.

Dia memelototi Oscar Jin dengan sedikit tersipu, tidak berani menatap yang lain.

Semua orang dibuat tertawa terpingkal-pingkal oleh perkataan Oscar Jin.

Ibu Jin sambil tertawa sambil mengajarinya, “Kamu itu paling bisa bicara omong kosong, bagaimana mungkin melahirkan anak begitu cepat?”

Oscar Jin tidak merasa begitu, “Bagaimana tidak mungkin, Anda tunggu saja! Anda ingin cucu laki-laki atau cucu perempuan.”

Semakin bicara semakin seperti benar terjadi, di samping, Devina Song sudah merah padam.

Dia mencubit Oscar Jin diam-diam, berkata manja dengan suara rendah, “Cukup, jangan bercanda lagi.”

“Istriku, aku tidak bercanda, lihat mataku yang sungguh-sungguh ini, betapa tulus.”

Oscar Jin berdesis ringan, mengerjapkan mata dengan tidak bersalah.

Semua orang pulang kembali ke Keluarga Jin sambil bercanda.

Dari naik mobil sampai turun, Ace masih terus mengingat perkataan Oscar Jin.

Mukanya menunjukkan kegembiraan, menekuk jari-jari tangannya menghitung.

Dia memiringkan kepala berpikir dengan sungguh-sungguh sebentar, dia membuka sepuluh jarinya, dengan sungguh-sungguh bertanya : “Paman kecil, apa aku boleh mau semua, iya, aku mau 5 adik laki-laki, 5 adik perempuan!”

Perkataan kekanak-kanakkan ini keluar, membuat semua orang tertawa.

Semua orang di Keluarga Jin gembira, bahkan ujung mulut Theo Jin pun juga terangkat.

“Ace, kamu ini ingin membentuk tim sepak bola!” Ayah Jin menilai, tertawa menatap Ace.

“Apa tidak boleh?”

Ace melihat semua orang sedang tertawa, dia mengerjap-ngerjapkan matanya yang besar dengan bingung.

Muka Devina Song merah bukan main, bahkan memiliki pikiran memukul mati Oscar Jin.

Oscar Jin sama sekali tidak menyadari komplain istrinya, dia menunduk, menjawab pertanyaan Ace dengan serius.

“Tentu saja tidak boleh, melahirkan 10 anak, bibimu bukan induk babi...ah, istriku, aku salah, bukan itu maksudku.”

Saat berbicara, punggungnya di cubit keras oleh Devina Song.

Sakit sampai dia bernapas dengan mulut, menjerit keras.

Kali ini, Devina Song melakukannya dengan keras.

Selesai mencubit Ocar Jin, dia menarik tangannya dengan tenang dan tersenyum pada semuanya dengan lemah lembut, seperti tidak terjadi apa-apa.

Semua orang menganggap tidak melihat, tersenyum melihat mereka.

Setelah berbasa basi sebentar di rumah Keluarga Jin, Oscar Jin berkata ingin mengantar Devina Song pulang, sekalian pergi ke kantor sebentar.

Sebelum pergi, Oscar Jin teringat sesuatu, dia menoleh bertanya pada Theo Jin, “Kak, apa kamu mau ikut denganku melihat ke kantor?”

Theo Jin sedang duduk dengan malas di atas sofa membaca majalah keuangan dalam negeri, halaman yang sedang dia lihat adalah mengenai wawancara khusus Jin’s Corp.

Mendengarnya, matanya melihat sebentar dan berkata dengan tenang : “Tidak perlu, kamu pergi sendiri juga cukup, aku pergi juga tidak bisa membantu apa-apa.”

Beberapa tahun ini, setelah Oscar Jin meneruskan mengurus Jin’s Corp, dia berubah menjadi lebih tenang dan cekatan, perlahan bisa menjadi mandiri.

Di dunia bisnis, dia juga membuka jalan miliknya sendiri.

Berbeda dengan caranya melakukan pekerjaan, cara Oscar Jin mengurus masalah terlihat lebih lemah lembut, tapi hasilnya sama.

Dapat dilihat dari perkembangan Jin’s Corp beberapa tahun ini tidak seterbelakang sebelumnya.

“Baik, kalau begitu aku pergi dulu.”

Oscar Jin mengangguk, juga tidak memaksa, setelah ditolak dia sedikit tidak berani berbicara.

Awalnya dia ingin memamerkan kemampuan bisnisnya sama seperti kakaknya, sepertinya tidak ada kesempatan.

Sebelum pergi, dia tidak lupa menggoda Ace.

“Ace, cium paman kecil, bukankah kalian di luar negeri memiliki ciuman selamat tinggal?”

Ace dengan jijik mendorong wajah Oscar Jin, lalu ingin memberi Devina Song ciuman manis.

“Tidak mau, kamu nanti malam masih kembali, aku mau mencium bibi!”

Oscar Jin menarik ujung baju Ace, membuatnya berhenti, “Tidak boleh, bibimu hanya boleh aku cium.”

Ace memelototinya dengan wajah komplain.

Akhirnya setelah Devina Song yang berinisiatif memberi Ace ciuman di udara, Ace baru tertawa, memberi ekspresi nakal pada Oscar Jin.

Selesai bercanda, Oscar Jin menggandeng tangan Devina Song, tidak menggoda Ace lagi, keduanya pergi.

Selanjutnya Ayah Jin Ibu Jin membawa Ace ke atas untuk istirahat.

Suasana di bawah perlahan menjadi tenang.

Theo Jin meletakkan majalah di tangannya, perlahan bangkit dan berjalan ke atas.

Dia masuk ke ruang baca dan membuka laptopnya, mulai fokus menyelesaikan urusannya.

Walaupun dia sudah kembali, tapi perusahaan di luar negeri masih harus bertanya pendapatnya saat mengambil beberapa keputusan besar, tidak berani gegabah.

Jadi, setelah dia kembali, dia juga tidak beristirahat, setiap hari harus menyelesaikan urusan perusahaan.

Cahaya matahari yang hangat jatuh di atas jari-jarinya, jarinya yang sedikit dingin menggerakkan mouse.

Di dalam ruang yang sepi, hanya bunyi ketukan mouse dan keyboard menggema di udara.

Kedatangan Alex Gu, memecahkan suara bising ini.

Pengurus rumah masih ingat Alex Gu, jadi begitu dia datang, membiarkannya.

Alex Gu langsung datang ke ruang baca, jari-jarinya sedikit tertekuk mengetuk pintu, “Direktur.”

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu