Innocent Kid - Bab 746 Segera Pergi Menyelidikinya

Yang tidak ia mengerti ialah, bagaimana mungkin bisa ada virus seperti ini dalam tubuh Scarlett?

Siapa yang menyuntikkan itu padanya, kapan menyuntiknya?

Semua ini, dia tidak tahu apapun.

Asalkan teringat, di tempat yang tidak ia ketahui, ternyata Lett mengalami hal seperti ini, Theo pun merasa sangat benci hingga berusaha sekuat tenaga menahan penderitaan itu.

Dia mendalamkan wajahnya, dengan langkah besar berjalan ke depan.

Alex Gu yang di belakang perlu berlari kecil baru bisa mengejarnya.

Alex yang berjalan sampai ke sudut satunya bersuara bertanya: “Tuan muda, selanjutnya bagaimana?”

Langkah kaki Theo tidak berhenti, ujung bibirnya terangkat sedikit dengan suram, “Selidiki orang yang menyuntikkan virus pada Lett, aku mau menghancurkan tubuhnya hingga berkeping-keping!”

Mendengar perkataan nya, Alex terkejut ketakutan, “Tuan muda, anda sudah mengetahui siapa yang melakukan hal ini?”

Matanya tersirat sebuah rasa tertindas, bibir tipis Theo sedikit terbuka, dengan menggeram mengeluarkan 2 kata, “Leon Fu.”

Setelah perkataan itu keluar , Alex sedikit tidak mengerti.

Mungkinkah itu dia? Bukankah dia menyukai nyonya muda, bagaimana bisa melakukannya hal yang setega itu?

Mendengarkan hal itu, dengan ekspresi yang suram Theo menjelaskan: “Leon dan Lett berinteraksi paling banyak, dan juga orang ini adalah peneliti di bidang kedokteran, Lett tidak waspada dengannya, mau meracuni Lett, sangatlah mudah dilakukan.”

Mengatakan demikian, ternyata Alex juga merasa sangat masuk akal.

Tiba-tiba sepasang mata Theo menajam, dengan dingin berkata: “Alex, segera pergi menyelidikinya, pasti Leon bermasalah.”

“Baik.” Alex menjawab, malah tidak langsung pergi meninggalkan tempat itu.

“Masih ada urusan apa lagi?” Wajah Theo tegang dan dingin.

Melihat kamar pasien yang ada di depan, Alex dengan ragu berkata: “CEO Jin, nyonya muda disin bagaimana?”

Tidak pernah ada kasus penyakit seperti ini di rumah sakit, juga tidak tahu harus turun tangan dari mana, namun membiarkannya seperti ini tentu saja tidak bisa.

Perkataan Alex masuk akal, ujung bibir Theo dengan suram menekan hingga menjadi 1 garis, ekspresi wajahnya suram.

Theo yang sekarang mempunyai aura yang terlalu besar, Alex melihatnya, pun merasa sedikit tidak bisa tahan, dengan segera ia menghindar, dan memberi saran: “Tuan muda, aku mempunyai sebuah saran, bagaimana jika menyuruh Kenneth pulang, membantu merawat Nyonya muda, Kenneth Mo orang itu, kemampuan medisnya sangat bisa diandalkan.”

Kenneth ialah orang yang sangat bertalenta dalam dunia medis, dalam bidang ilmu medis ini, dia hampir ialah seorang yang mempunyai kekuasaaan dan wewenang.

Sekolah medis terpandang di seluruh dunia berharap bisa mengundangnya datang untuk memberi arahan dan pengawasan.

Dengan adanya keterlibatannya, tentu saja lebih bisa diandalkan dibandingkan dokter lain.

Untuk saat ini ia berada di luar negeri untuk melanjutkan pendidikan, namun menginginkannya untuk pulang juga bukanlah hal yang sulit, hanya memerlukan satu panggilan telepon saja.

Teringat masih ada Kenneth , hati Theo yang gelisah tiba-tiba mempunyai sebuah penyelesaian, lalu memberikan perintah pada Alex: “Baik, kamu segera memberitahunya, lepaskan dulu segala urusan yang ada ditangan, dan segera bergegas pulang.”

“Baik.”

Setelah mendapatkan perintah Alex pun langsung pergi.

Setelah berjalan sesaat di koridor rumah sakit, Theo tidak langsung kembali ke kamar pasien, namun keluar, bersandar di dinding, menundukkan kepala mengisap sebatang rokok.

Asap rokok yang dikeluarkan berkeliling di sekelilingnya, sepertinya mood sedihnya itu.

Melihat langit yang biru , mood Theo tidak bisa tenang untuk waktu yang cukup lama.

Sebatang rokok diisap hingga habis, menunggu sampai aroma rokok di badannya menghilang, barulah ia kembali ke kamar pasien.

Pada saat ini Scarlett sudah terbangun, ada seorang suster disamping mengukur suhu badannya.

Theo berjalan ke sisi Scarlett, berusaha keras menekan sifat kejam yang ada di dalam tubuh, namun tetap saja Scarlett merasakannya.

Menunggu setelah suster pergi, dengan perhatian ia bertanya: “Kamu kenapa, mood kamu sedang tidak baik kah?”

Theo menggeleng-gelengkan kepala, menatap Scarlett sambil ingin berkata sesuatu namun terhenti.

Rasa galak dalam ekspresinya malah tidak disadari oleh Scarlett, hanya mengeluh dengan sedikit nada kekanak-kanakan berkata: “Badanku sangat lelah, terasa seperti memanjat beberapa gunung. Jelas-jelas aku tidak melakukan apapun, namun tidak tahu kenapa badanku malah terasa tidak enak.”

Mendengarnya berkata demikian, ekspresi wajah Theo semakin suram.

Tidak mengontrol perasaan dalam matanya dengan baik, sebuah rasa muram terpancar keluar.

Scarlett melihatnya, dengan tercengan berkata: “Theo kamu kenapa?”

Melihat dia curiga, Theo menghirup nafas dalam-dalam, menutupi semua rasa suram yang ada.

Menarik ujung bibirnya, dengan suara lembut berkata: “Tidak apa-apa, hanya teringat sedikit masalah saja.”

Berkata sampai disini ia terhenti sesaat,dengan ragu ia melihat Scarlett.

“Lett, kamu tahu kenapa kali ini kamu demam tidak?”

Setelah merasa bingung dan dilema untuk sesaat, dia tetap memutuskan untuk memberitahu kebenaran padanya.

Bagaimanapun juga, ini adalah badannya sendiri, dia mempunyai hak untuk mengetahuinya.

Scarlett sedikit ragu, ingin mengatakan bahwa hanya demam bukankah hal yang sangat wajar.

Bagaimanapun juga, perubahan cuaca dan sebagainya juga bisa membuat perubahan dalam kesehatan badan.

Namun melihat ekspresi Theo, tiba-tiba dia merasa, masalah ini tidaklah semudah itu.

Dia pun duduk menegakkan badan, tatapan yang berhadapan dengan Theo juga semakin serius, “Alasannya apa?”

“Kamu terus demam tinggi tidak turun, karena didalam badan mu muncul sebuah virus.” Theo mengatakannya dengan suara yang serak.

Hanya merasa kenyataan sangatlah kejam, harus membuat semua hal yang buruk menekan pada diri Scarlett.

Namun, Scarlett malah tidak merespon arti dari virus ini, hanya mengatakan oh.

Demam diakibatkan oleh virus, sangatlah wajar, dia masih belum menyadari ada perbedaan apa di tengah ini.

Melihat wajahnya yang kosong dan lugu, hati Theo seperti dirobek oleh seseorang, sakit nya sangat luar biasa.

Menahan rasa sakit di hatinya, Theo mengatakannya sepatah demi sepatah: “Lett, maksud ku, dalam tubuh mu itu, ada sebuah virus yang tidak ada di tubuh orang pada umumnya.”

……

Scarlett melihat Theo, setelah cukup lama barulah ia berkata dengan perlahan: “Kamu katakan sekali lagi, aku tidak mengerti.”

Matanya muncul keraguan dan kebingungan.

“Ada orang yang menyuntikkan virus ke dalam tubuh mu, demam kali ini, dikarenakan virus itu sedang kumat.”

Dia berusaha mengatakan hal ini dengan lebih sederhana.

Setelah Scarlett mendengarkannya, tertegun untuk sesaat,setelah itu barulah ia perlahan berkata: “Tidak mungkin, orang apa yang bisa menyuntikkan virus ke dalam tubuh ku, bagaimana aku tidak tahu apapun.”

“Orang yang menyuntikkan virus, mungkin saja dalam keadaan dimana kamu sangat percaya padanya, barulah ia melaksanakannya.”

Mengatakan hal itu ekspresi wajah Theo mendingin.

“Berkaitan kenapa tidak ada rasa pada saat itu, karena virus ini, tidak akan ada respon apapun dalam waktu jangka pendek, hanya dalam jangka waktu yang panjang barulah bisa muncul.”

Mendengar hal itu mulut Scarlett pun menganga, kebingungan dalam matanya terganti oleh rasa terkejut, “Jadi apa yang akan terjadi padaku?”

Pada saat ini dalam hatinya tidak tahu kenapa menjadi sedikit panik , ingin menopang badan dan duduk, tapi karena terlalu lemah, seketika pun langsung terjatuh di atas kasur.

Theo dengan segera maju dan memapahnya, matanya penuh dengan rasa sedih, “Terjatuh dimana, sakit tidak?”

Scarlett sekarang tidak lagi peduli sakit atau tidak, seluruh otaknya penuh dengan kenyataan konyol yang diberitahukan Theo padanya ini.

Ini adalah plot yang hanya terjadi di dalam sinetron, tak disangka terjadi secara nyata pada dirinya.

Saat ini dia sedikit sulit untuk menerimanya.

Detik berikutnya, ia perlahan mendorong Theo, dengan serius melihat wajahnya.

“Theo, kamu beritahu pada ku, virus bersarang dalam tubuh, pada akhirnya akan bagaimana, apakah aku akan mati?”

Mendengar kata “Mati” ini, alis Theo mengerut, dengan tegas berkata: “Tidak akan!”

Meskipun dokter berkata tidak ada cara mengobatinya untuk sementara ini, namun dia tidak bisa membiarkan keadaan ini terjadi.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu