Innocent Kid - Bab 546 Tiga Tahun Kemudian

Theo memakai jas hitam, ekspresi tetap dingin, tatapan penuh dengan kesepian dan ganteng.

Tapi bisa lihat keluar, kondisi dia sangat baik.

Di saat pemegang saham senang karena Theo sudah keluar dari trauma kematian istrinya, dia mengumumkan menyerahkan jabatan CEO pada Oscar.

"Kemampuan Oscar, dalam bulan ini kalian sudah tahu, dia menggantikan posisi aku, sangat wajar. Aku percaya dia akan buat lebih baik dari aku, tidak akan membuat kalian kecewa! Ada siapa yang masih tidak setuju? Atau ada pilihan yang lebih baik dari Oscar, boleh usulkan."

Ruang menjadi sangat tenang, tidak ada orang yang membantah.

Singa yang sudah luka masih tetap adalah singa, dalam hati mereka masih takut pada Theo.

Dan saham sebagian Jin's Corp ada di tangan Keluarga Jin.

Mereka membantah juga tidak ada gunanya, apalagi selain Oscar tidak ada pilihan yang lebih baik lagi.

"Jika tidak ada, maka aku umumkan mulai dari hari ini CEO Jin's Corp adalah Oscar!"

Keputusan sudah di katakan, Oscar menduduki posisi CEO, terdengar suara tepuk tangan.

Saat dia berbicara di depan media sosial, Theo langsung pergi.

Tidak ada orang yang berani menghalang dia!

Melihat bayangan dia pergi juga di fotoi seorang reporter dan menyebarkan ke internet.

Pasangan foto ini dengan masalah Tuan muda kedua Jin menggantikan posisi CEO, sekejap ini menjadi berita utama, membuat semua orang membahas masalah ini.

Diluar banyak orang tahu masalah Nyonya Keluarga Jin jatuh ke laut dan tidak tahu masih hidup atau mati.

Kali ini masalah di umumkan, semua orang mulai menebak, Theo karena masalah istrinya tidak peduli fdengan masalah kerja lagi.

Juga ada orang yang tidak tahu kenyataan, melalui internet tahu masalah ini.

Ada orang yang menulis kisah cinta mereka, membuat banyak orang terharu dan merasa sedih.

Kisah yang sedih ini dengan foto sosok yang kesepian ini, membuat orang tersentuh hati.

Semua orang karena cinta pria yang dalam ini terharu.

Netizens juga memberi komentar, berharap Theo bisa kuat......

Lewat hari ini Ibu Jin membantu Ace dan Theo membereskan koper.

Sekeluarga ini sangat menghargai hari terakhir ini.

Besonya, keluarga mereka bersama keluar makan, mungkin karena dalam hati ada yang ingin di buat, jadi eskpresi Theo menjadi lebih baik.

Tidak begitu sedih lagi, sekeluarga juga menemukan kebahagian lagi.

Namun kebahagian ini hanya sebentar saja, sekejap tiga hari berlalu, waktunya Theo dan Ace berangkat ke luar negri.

Keluarga Jin juga pagi-pagi berkumpul di ruang tamu, rasa tidak senang berpisahan ini ada didalam hati setiap orang.

Bandara Kota Bei, pemberitahuan pesawat segera berangkat terus bergema.

Ibu Jin dengan tidak rela menatap Ace dan mengalirkan air mata.

"Ace, sampai keluar negri, kamu harus turuti kata Daddy kamu, jaga baik diri sendiri dan Daddy."

Dia menjongkok, terus menerus mengelus wajah Ace yang lembut ini.

Ace sangat pintar dan memegang tangan Ibu Jin, membujuk, "Nenek, aku bisa."

Berada di bandara sangat lama, Ayah Jin melambaikkan tangan, dengan tenang berkata: "Sudah, pesawat sudah mau terbang, Theo dan Ace harus memeriksa keamanan lagi."

"Nenek, kakek, aku akan rindu pada kalian."

Mencium diwajah Ayah Jin dan Ibu Jin, Ace dengan tidak rela melambaikkan tangan.

"Anak pintar......"

Ibu Jin juga mengangguk kepala.

Melihat sosok satu besar satu kecil yang sedang mendorong koper, Ayah Jin memeluk Ibu Jin.

Akhirnya dia tidak tahan lagi dan menangis.

Tidak lupa untuk mengingati agar Theo di luar negri harus sering menghubungi mereka.

Sejenak kemudian, pesawat yang putih terbang ke atas langit, sayap pesawat juga membuat bentuk busur di langit.

Membawa tamu pergi ke negara yang jauh......

Tiga tahun kemudian, cahaya malam yang meninari sudut Paris, menunjukkan kota yang romantis dan santai ini.

Didalam sebuah rumah yang mewah dan bermodel istana.

Didalam rumah ini terlihat beberapa taman dan pohon paper brich yang banyak ini.

Diterangi oleh cahaya senja ini menjadi warna merah, sekitar terlihat sangat tenang.

Hanya melihat satu pria kecil yang memakai topi bisbol, baju bisbol dan tangan memegang tongkat bisbol.

Membungkukkan pinggang, dengan hati-hati masuk ke dalam.

Dia membuka pintu utama, melihat sekitar.

Koridor yang panjang ini tidak ada pembantu, dia merasa beruntung dengan cepat masuk ke dalam dan menutup pintu dari dalam.

Kemudian dengan tenang berjalan ke arah ruang tamu, baru berjalan beberapa langkah sudah melihat ada satu orang yang duduk di sofa.

Ekspresi pria kecil langsung berubah, menarik topi menjadi rendah, bergegas ingin pergi.

"Berhenti!"

Suara yang marah ini terdengar dari belakang, nada sangat dingin.

Pria kecil juga terkejut, ingin langsung berlari.

Tapi belakang terdengar suara mengerikan lagi, "Jacob Jin, jangan membuat aku berkata kedua kali, sini!"

Ace mendengar ini menjadi tidak senang, tapi berbalik badan berjalan ke sana.

Dengan malu tersenyum pada Theo, "Daddy, kamu jangan marah dulu, aku bisa jelaskan!"

Pria yang di depan ini adalah Theo Jin.

Tiga tahun sudah berlalu, wajah Theo tidak banyak perubahan, masih tetap ganteng, hanya saja lebih tenang dari dulunya, tapi semakin dingin juga.

Dia melihat wajah Ace yang luka ini, kemudian mengerutkan dahi.

"Bilang dulu kali ini karena apalagi membuat masalah begini, mengapa sekolah menelepon dan protes?"

Nada ini penuh dengan kekejaman.

Terpikir masalah yang terjadi hari ini, Ace juga merapatkan mulut.

Dia berjalan kesana, duduk disamping Theo, tatapan terlihat sangat marah.

"Hari ini di lapangan Hary main bisbol kalah dari aku, jadi mulai menyindir aku tidak ada Mommy, aku bilang dengan dia aku ada. Tapi dia menarik teman lain mengatakan aku anak yang tidak ada Mommy, aku marah jadi memakai tongkat bisbol memukul wajah dia."

Saat Ace berkata ini, nada sangat kejam.

Sebentar saja sudah menjelaskan apa yang terjadi.

Theo menatap wajah Ace ini, kemarahan dalam hati juga padam, tatapan menjadi dingin.

Ace dalam tiga tahun ini sikapnya mengalami perubahan, disekolah guru mengatakan dia dengan teman tidak akrab dan sering bertengkar.

Awalnya dia merasa tidak apa-apa, tapi semakin lama semakin sering terjadi, membuat dia juga harus perhatikan.

Juga marah pada Ace beberapa kali, tanya dia mengapa berantem pada teman, tapi dia tidak katakan.

Ada satu kali karena masalah ini dia marah, Ace baru menangis mengatakan pada dia, karena teman di sekolah mengatakan dia adalah anak haram.

Hati Theo saat itu seperti di tusuk pisau, dengan sakit hati memeluk Ace, besoknya mengganti sekolah untuk Ace.

Namun sekolah baru juga ada masalah yang sama juga.

Ini baru masuk sekolah tidak lama, guru Ace sudah menelepon dan protes.

Ace adalah anak baik, dengan orang lain tidak akan naik tangan, tapi ibunya adalah batas dia.

Meskipun dia tidak katakan, tapi Theo juga tahu.

Ace sama dengan dia, dalam tiga tahun ini tidak pernah melupakan Scarlett.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu