Innocent Kid - Bab 747 Tidak Boleh Membocorkan Kabar

Meskipun jawaban Theo tegas dan tanpa ragu, namun Scarlett sudah melihat sesuatu dari mood Theo yang berapi-api itu.

Setelah diam sesaat, ia dengan tegas berkata: “Aku ingin mendengar perkataan yang jujur.”

Mendengar pertanyaan nya ini, Theo juga ikut diam.

Kepalan tangan pun digenggam erat lalu dilepaskan.

Setelah cukup lama, ekspresi wajah Theo sedih dan menderita, dengan suara mendalam menjawab: “Jika membiarkan virus itu merajalela didalam tubuh mu, maka jawabannya adalah iya.”

Mendengarkan hal itu, hati Scarlett sangat kecewa.

Dia tercengang duduk di atas kasur, tiba-tiba merasa sangat haus, berusaha sekuat tenaga untuk mengambil segelas air yang ada di sandaran kasur.

Tapi tangannya gemetar dengan sangat hebat, gelas tidak diambil dengan stabil, berdentang , jatuh di atas lantai, pecah hingga berkeping-keping.

Kaca yang berhempasan di atas lantai sama seperti dia, hancur hingga berkeping-keping.

Melihat kejadian itu, Theo pun terkejut, menggenggam tangannya, dengan cemas berkata: “Tidak apa –apa kan?”

Scarlett tertegun membiarkan Theo menggenggamnya, tidak ada respon sama sekali.

Melihat gayanya yang tercengang membodoh hati Theo sangat sakit bagaikan teriris-iris, mengelus wajah Scarlett,mengatakan sekali demi sekali: “Lett, tidak apa-apa, aku akan mencari ahli yang paling bagus di dunia, membantumu membasmi virus yang ada di dalam tubuh, percayalah pada ku.”

Mendengar perkataannya , mata Scarlett berputar. Setelah cukup lama barulah ia berkata dengan mood yang sedih: “Benarkah?”

“Benar.”

Theo dengan serius menjamin.

“Aku tidak tahu kenapa bisa seperti ini.”

1 tangan Scarlett tiba-tiba menutup wajahnya, suaranya bergetar.

Dia tidak mengerti, jelas-jelas dia hanya ingin hidup dengan baik, menjalani kehidupan dengan baik, malah ada orang yang mau membuatnya susah.

Selalu menggunakan berbagai macam cara untuk mempersulitnya.

Penculikan, kecelakaan, virus....

1 per 1 masalah ini sepenuhnya sudah mau membuat dia susah hingga mau menggila.

Intinya adalah, dia sama sekali tidak tahu siapa yang melakukan hal ini.

Inilah yang paling ditakutkan oleh orang-orang.

Sebenarnya dia pernah berbuat hal keji apa, bisa membuat begitu banyak orang membencinya?

Menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan mood Scarlett, Theo segera menjulurkan tangan memeluknya, menepuk punggungnya dan menenangkannya berkata: “Jangan takut, tidak peduli apa yang akan terjadi kelak, aku akan berada di sisi mu, terus berada di samping mu.”

Scarlett menarik baju Theo, dengan erat, seperti menggenggam sebuah harapan di tengah kesusahan, dengan suara yang suram berkata: “Dokter berkata tidak ada cara , kamu bisa bagaimana?”

Meskipun dia tahu Theo sangat kuat, namun dia bukanlah dokter.

Theo bisa merasakan rasa ketidak-amanan yang sekarang dirasakan Scarlett, dengan suara lembut berkata: “Ditangan ku ada seorang dokter yang sangat hebat, dia berada di luar negeri, aku sudah menyuruh orang untuk menghubunginya, dia akan segera pulang.”

“Apakah dia bisa menyembuhkan penyakit ku?” Scarlett ragu.

“Pasti bisa, jika tidak, aku akan mengundang dokter paling bagus di seluruh dunia, membentuk sebuah grup ahli, pasti bisa menyembuhkan mu, aku tidak akan membiarkan mu meninggalkan ku.”

Perkataan ini, Theo tidak tahu apakah sedang menenangkan Scarlett atau menenangkan dirinya sendiri.

Dibandingkan dengan rasa tidak aman Scarlett, sebenarnya Theo lebih takut.

Sudah pernah kehilangan orang tersayangnya ini, membuat dia lebih menghargai momen sekarang ini.

Sekarang dia sudah menemukan Scarlett, pun tentu saja tidak akan membiarkannya direbut oleh orang lain lagi.

Bahkan Dewa Kematian juga tidak boleh!

Scarlett mendengarnya sangat tergugah, sebuah rasa hangat melintas dalam hatinya.

Awalnya hatinya sangat takut, namun setelah mendengar Theo mengatakan perkataan ini, tiba-tiba dia pun menjadi tidak begitu takut lagi.

Dan pelukan Theo begitu hangat, bersandar di dalam, seperti tidak perlu memikirkan apapun.

Membuatnya merasa sedikit ketagihan.

Namun teringat dengan hubungan kedua orang itu saat ini, Scarlett pun keluar dari pelukannya.

Melihat pelukannya yang kosong, ekspresi ata Theo pun tersirat rasa sakit yang seketika.

Namun dengan sangat cepat perasaan itu pun langsung ditutupi olehnya.

Teringat dengan kemungkinan tertentu, dia dengan serius menatap mata Scarlett.

“Masalah ini, untuk sementara kamu jangan mengatakannya keluar, anggap saja kamu tidak tahu appaun, lakukanlah yang sepantasnya, tahu tidak?”

Scarlett tidak lah begitu mengerti, dengan ragu menatapnya.

“Kenapa?”

“Takut akan membangunkan musuh secara tidak sengaja.” Theo berkata dengan dingin.

Sekarang dia mau menarik keluar orang yang ada dibalik semua ini, jadi, tidak boleh membocorkan kabar sedikit pun.

Untuk mencegah agar orang itu mendapatkan kabar lebih awal, lalu melakukan hal yang merugikan.

Melihat dia begitu serius, Scarlett berpikir dan berpikir pun sudah mengerti, dengan sedikit terkejut berkata: “Kamu merasa orang yang menyuntikkan virus pada ku, ialah orang yang ada di sisi ku?”

Theo mengangguk-anggukkan kepala berkata: “Ada kemungkinan seperti ini, namun juga tidak sepenuhnya benar, kamu jangan khawatir , aku sama sekali tidak akan membiarkan orang lain menyakiti mu lagi.”

Tahu dia sedang menenangkan dirinya, bersamaan ketika mood Scarlett berubah tenang, ia juga merasakan sedikit tidak aman.

Ini juga terlalu menakutkan, teringat ada orang yang setiap hari merencanakan hal berbahaya padanya, Scarlett pun merasa takut dan gelisah.

Melihat dia linglung, Theo pun memperingatkan berkata: “Tidak boleh mengatakannya pada Keluarga Fu juga, tahu?”

Dia tahu, Scarlett masih percaya pada Keluarga Fu, tidak akan menutupi hal apapun dari mereka, namun ini bukanlah hal yang ingin ia lihat.

Perkataan itu keluar, Scarlett tidak bertanya apapun, hanya saja perasaan dalam hatinya bercampur aduk.

Karena mampu memasukkan virus ini ke dalam tubuhnya sendiri secara diam-diam, maka tentu saja orang yang sangat ia percayai.

Jika adalah orang yang ada disisinya, maka siapa saja mungkin.

Untung saja disisinya ada Theo, jika tidak dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.

Selanjutnya, Theo pun menyuruh dokter memeriksa Scarlett sekali lagi.

Setelah memastikan demam turun sepenuhya , barulah ia menyelesaikan prosedur keluar dari rumah sakit.

Keluar dari kamar pasien, Theo bertanya pendapat Scarlett.

“Untuk sementara pergi ke tempat ku dulu, boleh tidak? Aku merasa Keluarga Fu yang sekarang ini sudah tidak aman lagi.”

Mood Scarlett untuk sementara ini masih bergejolak, bersandar di jendela tertegun melihat keluar.

Mendengar perkataan Theo, ia pun menjawab “Baik”.

Melihat dia setuju, barulah Theo bernafas lega.

Sekarang hanya dengan Scarlett ada di depan matanya, barulah dirinya bisa tenang.

Setelah kedua orang itu tiba dirumah, Nesya dan Ace pun berlari kemari.

Kedua anak kecil itu masing-masing menggenggam tangan Scarlett, dengan hati-hati memapahnya masuk ke dalam kamar.

Dalam 1 waktu hati Scarlett terasa sangat hangat.

Meskipun di dalam tubuhnya ada virus yang bisa kumat kapan saja, Scarlett yang saat ini juga tidak takut lagi.

Karena dia sangat percaya Tuhan itu adil.

Saat malam, setelah Leon selesai sibuk dengan urusan perusahaan, ia pun menelepon ke rumah.

Ibu Fu lah yang mengangkatnya, “Ada apa Leon?”

“Ibu, Lett bagaimana?” Leon menopang keningnya bertanya.

2 hari ini karena masalah JS Corp, dia sibuk tanpa henti.

Bahkan tidak bertanya tentang keadaan Scarlett, sekarang juga tidak tahu dia bagaimana.

Mendengarkan hal itu Ibu Fu dengan sedikit ragu bertanya: “Dia, semalam setelah membawa Nesya keluar, pun tidak pulang lagi, kenapa dia tidak bersama dengan mu kah?”

Perkataan itu keluar, Leon pun mengerutkan alis.

Dia terus menerus lembur di perusahaan, juga sama sekali belum melihat bayangan tubuh Scarlett di dalam perusahaan.

Apakah mungkin ia pergi mencari Theo lagi?

Terpikir dengan kemungkinan seperti ini, ekspresi wajah Leon diam-diam menjadi menakutkan.

Mendengar Leon yang disini tidak bersuara untuk waktu yang lama, Ibu Fu kembali memanggil Leon.

“Tidak apa-apa lagi bu, aku tutup.”

Leon yang telah menutup telepon itu pun menghempaskan 1 kepalan ke atas meja.

Asisten yang berada di luar ruangan kantor mendengar suara itu langsung masuk dan bertanya, “Ada apa CEO Fu? Terjadi masalah apa?”

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu