Innocent Kid - Bab 447 Cepat Atau Lambat Dia Akan Menjadi Milikku

Tidak lama kemudian, Ace lari dari jauh, Scarlett Jiang sambil menarik dia dan berjalan ke dalam.

Dan saat itu Hendri Lu jalan kemari lagi, dan berkata terhadap Scarlett Jiang: “Sebentar lagi perjamuan akan segera dimulai, aku bawa kalian ke tempat yang lebih sunyi.”

“Baik.”

Scarlett Jiang tersenyum kepadanya, mata dan alis seperti bulan sabit, terlihat comel dan cantik.

Hendri Lu pun menatapnya sampai tertegun, memancarkan tatapan obsesi.

Lalu dengan cepat ia menutupi tatapan tersebut, kembali ke ia yang kalem seperti biasanya.

Hendri Lu sambil melihat dia, tiba-tiba tersenyum.

Dia hidup dengan baik sekarang, dia pun terlihat lebih cantik daripada dulu, dapat dilihat bahwa orang yang berada di sisinya itu, dia hidup dengan bahagia.

Dengan begitu saja cukup, asal ia bahagia, Hendri Lu bisa melepaskan tangannya, Hendri Lu berpikir dengan sedih, terlihat sedikit kecewa.

“Abang Hendri!” Terdengar suara wanita yang jelas, dan suara tersebut pun membawa pikiran Hendri Lu kembali ke kenyataan.

Scarlett Jiang dari tadi sudah memperhatikan gadis yang berdiri di samping Hendri Lu.

Sepertinya terlihat sangat mesra dengannya, namun karena Hendri Lu tidak memperkenalkannya, dia juga merasa tidak enak untuk bertanya.

“Halo, aku Scarlett Jiang.” Scarlett Jiang memperkenalkan diri.

” Gadis tersebut pun tersenyum dengan sangat ramah, “Halo Kakak, sebenarnya aku sudah lama mendengar nama Kakak, Abang Hendri bilang kamu akan datang hari ini, aku sudah menunggu-nunggunya.”

Scarlett Jiang terus tersenyum, gadis ini terlalu antusias.

Namun tidak tahu kenapa, ia tidak terlalu menyukainya, ia merasa senyumnya, terlihat sedikit palsu.

Dia melihat ke arah Hendri Lu, menunggu ia memperkenalkan gadis tersebut.

Namun dari awal sampai akhir Hendri Lu tidak bermaksud memperkenalkannya, Scarlett Jiang pun tidak berkata banyak lagi.

Setelah ngobrol, Hendri Lu pun pergi.

Hari ini ia adalah peran utama dalam perjamuan ini, ia masih harus menyambut tamu yang lain tidak mungkin terus berdiam disini.

Wanita tersebut melihat Hendri Lu pergi, senyum yang ada di bibirnya pun memudar, wajahnya pun terlihat lebih tajam.

Sudah tidak terlihat gayanya yang ramah seperti tadi, tatapanya terlihat angkuh dan permusuhan, “Kamu adalah wanita yang sudah berstatus menikah, jaga jarak mu dengan Abang Hendri.”

Scarlett Jiang tertegun, tiba-tiba ia merasa lucu.

Benar-benar hebat, wajahnya seketika berubah, harusnya memberikan penghargaan Oscar kepadanya.

Scarlett Jiang berkata dengan datar: “Aku tidak tahu status kamu itu apa, kamu mengucapkan perkataan seperti ini kepada ku, kamu adalah pacar dari Senior Lu? sepertinya ia tidak pernah mengungkit kamu di depan aku.”

Wajah gadis tersebut langsung berubah, eksrepsi wajahnya terlihat sangat bersalah, dan terbawa sedikit rasa malu, dengan kesal dan kejam ia berkata: “Cepat atau lambat ia akan menjadi milikku.”

"Kalau begitu semoga sukses, omong-omong sekalian memberimu saran, kemampuan aktingmu bagus, kamu mungkin harus mencoba berkembang di industri hiburan.”

Habis ngomong, Scarlett Jiang langsung membalikkan badan, tidak mempedulikan dia.

“Aku benci.” Ace berkata sambil dengan ekspresi wajah yang marah.

Scarlett Jiang menunduk dan mencubit pipinya, dan berkata : “Sayangku, benci dengan siapa?”

“Tante itu, dia merundung Mommy, aku benci.” Ace menggandeng tangan Scarlett Jiang dengan erat, ia terlihat sangat tidak senang, ia tidak suka orang lain mengatai Mommynya seperti itu.

Hati Scarlett Jiang pun merasa hangat, ia menggendong Ace, dan mencium pipinya dengan kencang.

“Mommy tadi menang loh, tidak ada orang yang bisa merundung aku.”

Ekspresi wajah Ace pun menjadi lebih tenang, namun ia tetap menggumpalkan tangan kecilnya, dengan serius ia berkata: “Tunggu aku besar nanti, aku akan melindungi Mommy, siapa yang berani mengusik Mommy, aku akan memukulnya.”!

“Baik, kalau begitu aku berterima kasih dulu sama kesayangan ya.”

Kemarahan Scarlett Jiang yang pancing tanpa sebab itu, hilang dalam perkataan Ace yang kekanak-kanankan tersebut. Peduli amat, terserah dia mau melakukan apa saja.

Hanya saja, merasa menyayangkan kepada Senior Lu, dia adalah orang yang baik, kalau ia benar-benar jatuh cinta kepada wanita itu, takutnya kehidupan di masa depannya akan menjadi lebih susah.

Sebenarnya ia bermaksud untuk meningatkannya, namun tiba-tiba ia terpikir, masalah seperti ini, ia juga kurang pantas untuk ikut campur.

Scarlett Jiang melihat ke arah Hendri Lu, ia berdoa di dalam hati, berharap Senior Lu sendiri dapat melihat semuanya dengan jelas.

Setelah Hendri Lu menyapa orang-orang di perjamuan, ia kembali ke samping Scarlett Jiang.

Hendri Lu menyadari kalau suasana terasa sedikit aneh, ia pun merasa curiga, lalu dengan lembut ia bertanya kepada Scarlett Jiang, “Kenapa?”

Scarlett Jiang tersenyum, “Tidak ada apa-apa.”

Hendri Lu melihat lagi ke arah gadis tersebut, wajah gadis itu pun kembali lagi ke wajah polosnya, dengan taat ia memberikan segelas air kepada Hendri Lu.

Sambil melihatnya dengan mata yang berbinar-binar dan berkata dengan lembut, “Abang Hendri, kamu pasti sudah haus, ini minum.”

“Baik.” Hendri Lu menerima gelas tersebut, dan meminumnya.

Gadis itu pun mempergunakan kesempatan ini, dengan sengaja menatap ke Scarlett Jiang dengan memancing, namun Scarlett Jiang tidak peduli terhadapnya.

Acara perjamuan ini sampai jam 9 malam pun belum bubar, dan Ace sudah merasa ngantuk, terdiam di dalam pelukan Scarlett Jiang.

Karena terlalu berisik, Ace pun tidak dapat tidur dengan nyenyak, terus mengerutkan alisnya.

Scarlett Jiang merasa tidak tega, ia menolak saran Hendri Lu untuk menaruh Ace di sofa dan membiarkan ia tidur disana.

Scarlett Jiang bersikeras menggendong Ace, sampai mereka bersiap-siap untuk pergi karoke, Scarlett Jiang baru memilih untuk pulang ke rumah.

Setelah berpamitan dengan Hendri Lu, Scarlett Jiang sambil menggendong Ace ke dalam mobil.

Di tengah jalan, Ace terbangun sebentar, dengan suara yang tersamar-samar ia berkata: “Mommy….”

Scarlett Jiang mengangkat tangannya, menutup cahaya dari lampu jalan yang masuk dari jendela mobil, dengan suara lembut ia berkata: “Sayang, tidurlah, kita segera pulang.”

Mobil tiba di vila, Scarlett Jiang pun tidak tega untuk membangunkannya, lalu ia menggendong Ace dan masuk ke dalam vila.

Ibu Jin masih belum tidur, ia pun sambil menunggu di ruang tamu, ia melihat mereka lalu buru-buru bertanya: “Ini kenapa ini?”

Scarlett Jiang menjawab dengan pelan: “Tertidur, hari ini kelelahan.”

Tatapan Ibu Jin pun terlihat sekilas tatapan tidak tega, lalu ia mendekat sambil melihat wajah Ace.

Tertidur sampai wajahnya merah, dilihat dengan bagaimana pun terlihat comel, ia sangat menyukainya.

“Benar-benar, seperti babi kecil.”

Ibu Jin tertawa, mengangkat kepala, hendak ingin berbicara dengan Scarlett Jiang, malah melihat tatapan Scarlett Jiang terlihat sedikit tidak enak, “Ibu, tangan ku pegal segal, tolong bandu aku gendong Ace sebentar.”

Scarlett Jiang benar-benar tidak tahan lagi, ia merasa kalau ia bertahan satu menit lagi, mungkin saja ia bisa terjatuh.

“Baik baik baik.” Ibu Jin langsung menjawabnya dan menggendong Ace, tangan Scarlett Jiang pun sudah mati rasa.

Ibu Jin memarahinya, “Kamu ini, kalau sudah tidak sanggup menggendongnya lagi ya dibangunin saja, jangan terlalu memanjakannya.”

Scarlett Jiang sambil memijit lengannya, tersenyum dengan pahit dan berkata: “Ibu, Ace tidur dengan begitu nyenyak, aku tidak tega untuk membangunkannya.”

Ibu Jin melihat dia masih mengenakan hak tinggi, langsung merasa tidak tega, dan melototinya, “Lain kali tidak boleh begitu lagi, nanti kalau jatuh, kalian berdua akan terluka.”

Walaupun berkata demikian, tapi hatinya sangat senang, melihat Scarlett Jiang begitu melindungi Ace, hatinya merasa sangat senang.

Sebelumnya ia merasa khawatir, kalau anaknya menikah nanti, istrinya akan memperlakukan cucunya dengan tidak baik, namun dilihat sekarang, sepertinya ia tidak perlu khawatir lagi.

Ace tertidur di dalam pelukan pengasuh, tertidur dengan pulas, kadang mulutnya pun mengeluarkan suara seperti sedang mengatakan sesuatu, Ibu Jin mendengar dengan teliti, baru terdengar suara kecil tersebut sedang memanggil: “Mommy, Mommy……”

Tatapan Ibu Jin, sekilas berkaca-kaca.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu