Innocent Kid - Bab 560 Aku Mau Daddy

Theo dengan mata yang dingin melihat Alex yang bergosip, dengan suara yang dalam memerintahkan: “Sudah cukup, jangan bergosip lagi, kumpulkan semua orang, sebentar lagi akan diadakan rapat pagi.”

Alex mendengarkan hal itu pun mengangguk-anggukkan kepala, juga tidak berani tinggal lama, mendengar perintah langsung keluar.

Tunggu setelah Alex pergi, ekor kecil di belakang kaki pun dengan hati-hati berkata.

“Gendong.....”

Gadis kecil memiringkan kepalanya, mata yang hitam dan indah menatap Theo, menjulurkan sepasang tangan yang lembut padanya, meminta untuk digendong.

Theo menurunkan matanya, tidak terasa matanya tersirat pandangan yang penuh kasih sayang.

Dia membungkuk kan pinggang dengan 1 tangan menggendong gadis kecil, lalu duduk di atas kursi.

Tangan kecilnya dengan sadar merangkul leher Theo, dengan sopan dan baik ia memainkan dasi Theo.

Dikacaukan oleh gadis kecil, jasnya juga di gosok hingga berkedut.

Gadis kecil mengoceh perkataannya sendiri, terkadang air liru nya mengenai kemeja putih Theo.

Jika dibandingkan dengan dulu, wajah Theo yang terobsesi dengan kebersihan itu dari awal sudah menghitam.

Tapi dia yang sekaran, alisnya bahkan tidak mengerut, membiarkan gadis kecil memanjat di badannya, begitu bahagia menganggapnya seperti sedang memanjat gunung.

Theo dengan hati-hati menopang dan mengangkat gadis kecil, bibirnya juga terhiasi senyuman yang penuh kasih sayang.

Alex masuk melihat keadaan ini, dalam hati nya terus mengkritik, ini terlalu aneh.

CEO mereka sudah salah makan obat kan, tak disangka membiarkan anak kecil berbuat sesuka hati pada nya.

Tapi perkataan ini tentu saja dia tidak berani mengucapkannya.

Dia batuk sebentar, lalu berkata pada Theo: “CEO, penanggung jawab setiap divisi sudah dipanggil ke ruang rapat, hanya menunggu anda saja.”

Theo yang sedang berinteraksi dengan gadis kecil saat ini baru lah mengangkat matanya, dengan lamban menjawab, “Ya.”

Theo mengangkat tangan menggendong gadis kecil yang sudah memanjat sampai ke bahunya, lalu menaruh jas nya ke atas meja, saat ini barulah meletakkan gadis kecil diatasnya.

Lalu menundukkan kepala dengan tenang merapikan dasinya.

Gadis kecil diturunkan, dengan tidak senang memajukan bibirnya, tidak gembira, meminta pada Theo, menjulurkan tangan padanya, “Gendong.....”

Theo menggunakan jarinya menunjuk ke hidung gadis kecil, menggeleng-gelengkan kepala, dengan suara lembut berkata: “Gadis kecil, tunggu disini sebentar, paman sudah mau pergi mengadakan rapat.”

Gadis kecil tahu Theo mau pergi, ekspresi wajahnya seketika berubah, tersirat ekspres tidak tenang.

Lengan kecilnya menghuyung di udara, menangkap lengan Theo, bersikeras tidak mau melepaskan tangannya.

Matanya terdapat butiran air mata, dengan merasa sedih dan menderita bermanjaan dengan Theo.

“Jangan jangan, temani aku bermain.”

Perkataan yang lembut ditambah dengan ekspresi wajah yang menangis, seketika memukul lubuk hati Theo yang paling lembut.

Ekspresi wajah Theo sedikit ragu untuk sesaat.

Alex melihat kondisi ini tidak beres, ia pun segera memanggil seorang sekretaris , lalu menunjuk ke sekretaris dan bertanya: “Gadis kecil, biarkan kakak cantik ini menemani mu ya?”

“Tidak! Aku mau Daddy.”

Pandangan gadis kecil melihat ke sekretaris yang disamping, alis matanya mengerut ketat.

Alex tidak putus asa lanjut maju ke depan dan membujuk, “Kalau begitu aku paman ini yang menemani mu bermain, ok?”

“Tidak, kamu tidak setampan Daddy ku.”

Mendengar Alex berkata demikian, kepala gadis kecil menggeleng kepala seperti tambur tangan, langsung menolak.

Alex menutup dadanya, darah hampir muncrat dari mulutnya.

Anak yang masih kecil begini kenapa logikanya begitu jelas, begitu fasih dan lancar, menyerangnya dengan kata-kata hingga membuat nya tidak bisa menjawab.......

Theo mendengar hal itu, perasaannya pun senang, dengan tenang bibirnya pun tersirat sebuah senyuman.

Memang tidak sia-sia menyayangi gadis kecil ini.

Sekretaris cantik yang ada disamping melihat keadaan itu pun berkata pada Alex, berusaha ingin mencoba.

“Aku mencoba.”

Alex mengalami trauma perasaan, juga tidak berani berbicara dengan setan kecil ini lagi, dengan sendirinya menjauh, melihat sekretaris ini masih ada cara apa lagi.

Gadis kecil melihat keadaan ini tidak bagus, tetesan air mata nya terus mengalir, kaki kecilnya dengan hati-hati pindah ke belakang, pun mau turun ke bawah dari atas meja, seperti takut Theo menggunakan kesempatan ini untuk lari.

Theo takut dia terjatuh, dengan segera menggendongnya lalu menurunkannya di atas lantai.

Begitu gadis kecil turun ke lantai, langsung bersikeras menarik paha Theo, setan ini sangat cerdik.

Sekretaris dari dalam mengeluarkan sebuah lolipop, dia sedikit membungkuk, mulutnya tersenyum.

Berkata pada gadis kecil: “Nona kecil, mau makan lolipop ini tidak?”

Ketika ia mendengar Alex menyuruhnya datang untuk menjaga gadis kecil, ia pun sembari mencari sebuah lolipop, kebetulan berguna.

Setelah melihat permen, pandangan gadis kecil seketika pun mengikuti lolipop warna-warni berputar,mata nya lurus, tidak bisa dialihkan.

Mulut kecilnya dengan sadar menjilat-jilat sisi bibir, menelan ludah, bahkan ada 1 tetes yang mengalir di ujung bibir.

“Mau.”

Tangan kecilnya menjadi gelisah , namun dengan sangat sopan mengendalikannya agar tidak mengambil nya.

Sekretaris melihat hal itu, pun menampilkan senyuman kemenangan.

Lanjut membujuk gadis kecil berkata: “ Kalau kamu mau, kamu ikut kakak kelurar untuk mengambilnya baik tidak, di konter sana masih ada begitu banyak permen.”

Dia menjulurkan tangan pada gadis kecil, mencoba menggunakan permen untuk membohonginya gadis kecil meninggalkan sisi CEO nya.

Berdasarkan pengalamannya, anak kecil tidak ada daya untuk menahan barang sejenis permen ini.

Sesuai dengan dugaan, detik berikutnya, gadis kecil menampilkan ekspresi wajah yang kesusahan.

Dia melihat Theo, lalu melihat lolipop yang ada di tangan sekretaris, dengan bingung dan dilema mengerutkan alis.

Alex dan sekretaris menggunakan tatapan yang penuh pengharapan memperhatikannya, mengira rencana ini berhasil, bahkan nafas sudah tertahankan.

Dan Theo yang saat ini melihat, dalam hatinya ada sedikit pengharapan.

Alisnya sedikit naik, merapatkan bibirnya tidak mengatakan apa-apa, sungguh ingin melihat gadis kecil memilih nya atau memilih permen.

Dibawah tatapan kedua orang itu, gadis kecil berkata, “Kalau begitu aku tidak mau permen lagi.”

Kepala kecilnya menggeleng, berbalik badan memeluk paha Theo, memeluknya semakin erat.

Sekretaris dengan canggung tercengang di tempat, wajahnya sedikit merah.

Alex juga merasa kecewa, dengan putus asa melihat gadis kecil, “Kenapa tidak mau permen? Bukan kah kamu sangat menyukai permen?”

“Lebih suka Daddy, mau Daddy menemaniku bermain.”

Gadis kecil mengangkat kepala, tersenyum, tersenyum lebih manis dibandingkan madu, meminta mau digendong padanya.

Mulut Theo pun tidak tahan untuk terbuka, hati yang seberapa dingin pun saat ini juga bisa meleleh.

Dia menundukkan kepala menggendong gadis kecil, membalikkan kepala berkata pada Alex: “Sudahlah, kalian pergi membuka rapat pagi lah, ada proyek yang penting katakan pada ku saja sudah bisa.”

Mengatakan hal itu ia pun menggendong gadis kecil lalu berjalan kembali ke depan meja kerja, memberik isyarat kepada kedua orang itu untuk keluar lebih dulu.

Alex melihat keadaan itu pun lebih baik pergi dengan marah.

Gadis kecil menggosok-gosok dagu Theo, memancarkan sebuah senyuman kemenangan.

Sinar dari matanya terpancarkan, dengan manja berkata: “Daddy temani gadis kecil pergi membeli permen ya, dan juga mau kue.”

“Baik.” Theo menjawa dengan suara lembut.

Alex yang berjalan sampai ke depan pintu, awalya merasa terkejut karena masalah Theo memutuskan untuk membatalkan rapat .

Saat ini mendengar dia juga mau membawa gadis kecil pergi membeli kue, kakinya tersandung hingga hampir terjatuh.

Ternyata nona kecil ini mempunyai rencana seperti ini, pantas saja permen tidak bisa memikatnya.

Ada Theo, mau makan berapa banyak permen ?

Ini terlalu cerdik , gadis kecil ini!

Alex terkesima, tidak hanya merasa gadis kecil licik tidak normal, boss dia juga begitu tidak normal karena mudah diajak kompromi.

Jika ini digantikan dengan Ace, mungkin sudah di lempar keluar oleh Theo.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu