Innocent Kid - Bab 304 Tidak Boleh Sampai Terperangkap!

Scarlett Jiang menelepon Oscar Jin.

“Kakakku benar-benar pergi untuk perjalanan bisnis. Perusahaan luar negeri yang bekerja sama dengan kami tiba-tiba bangkrut, kakak harus pergi sendiri untuk melihat bagaimana keadaannya.”

Oscar Jin di ujung lain telepon berkata demikian.

Ternyata ia benar pergi untuk perjalanan bisnis.

Scarlett Jiang menghela napas.

Oscar Jin mendengar seperti ada suara helaan napas, alisnya terangkat, “Kakak ipar, kau mengkhawatirkan kakakku, ya?”

“Tidak.”

Ia bukan khawatir, melainkan takut Theo Jin marah dan menganggurinya.

Tentu saja, ia tidak mungkin memberitahukan Oscar Jin yang sebenarnya.

“Kakak ipar, tenang saja, sebelum bertemu denganmu, kakakku bagaikan gunung es, tidak ada wanita yang bisa mendekatinya.”

Mendengar perkataan Oscar Jin, ekspresi Scarlett Jiang berubah jadi sedikit terheran-heran, Oscar ini sedang berpikir kalau ia khawatir Theo Jin akan berselingkuh?

Scarlett lebih baik sekalian percaya bahwa di dunia ini ada hantu. Ia tidak percaya Theo Jin bisa berselingkuh.

“Kau berpikir terlalu jauh. Tidak ada apa-apa lagi, aku matikan telepon.”

Tanpa menunggu Oscar Jin menjawab, Scarlett langsung memutuskan sambungan.

Perlukah ia menelepon Theo?

Scarlett Jiang menatap nomor yang tertera di layar ponselnya, ia ragu-ragu untuk menelepon.

Ketika ia sedang ragu-ragu untuk menentukan pilihan, ponselnya tiba-tiba berdering, membuatnya terkaget-kaget.

Ia menenangkan diri, lalu melihat notifikasi, telepon dari nomor tak dikenal.

Mengernyitkan dahi, ia mengangkat telepon, “Halo.”

“Ini aku.”

Suara yang tidak asing terdengar dari ujung telepon.

Mata Scarlett menyipit, raut wajahnya langsung berubah serius.

......

Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota Jin.

Taksi berhenti di depan gedung rawat inap. Scarlett Jiang mengucapkan sepatah terima kasih pada sang supir, lalu turun dari mobil.

Memandang ke arah hall utama gedung besar tersebut, ia menarik napas dalam-dalam, lalu berjalan masuk gedung.

“Aku ingin bertemu denganmu.”

Panggilan telepon tadi adalah panggilan dari Bella Jiang.

“Bukannya kau terus menerus penasaran, anakmu ada di mana? Aku bisa memberitahumu.”

“Datanglah ke rumah sakit, temui aku. Aku akan memberitahukan semuanya padamu.”

Bella Jiang baru saja kehilangan anaknya sendiri, seharusnya ia sedang benci-bencinya pada Scarlett. Bagaimana mungkin ia bisa memberitahu Scarlett kejadian yang sebenarnya?

Namun sekarang malah begini keadaannya, Scarlett sudah sampai di rumah sakit.

Dirinya memang benar-benar ingin mengetahui tentang keberadaan anak itu.

“Kau benar-benar datang.”

Ketika melihat Scarlett, Bella Jiang sedikit terkejut.

Scarlett Jiang berjalan ke hadapannya, “Aku sudah datang, bukankah harusnya kau beritahukan di mana keberadaan anak itu.”

“Tidak usah buru-buru,” Bella Jiang menaikkan alisnya sejenak, lalu lanjut berkata, “Anakku sudah tiada, bukankah kau harusnya bersimpati sedikit?”

Bersimpati?

Scarlett Jiang mengernyitkan dahinya, lewat beberapa saat terdengar sebuah kalimat dari mulutnya, “Kau masih muda, masih bisa punya anak lagi.”

Mata Bella Jiang dengan cepat berubah dingin, ada sebentuk seringai ledekan di bibirnya, “Kalau bukan karena kau, aku tidak mungkin kehilangan anakku.”

“Maaf.”

Satu kalimat permintaan maaf ini, adalah kalimat yang ingin Scarlett Jiang sampaikan pada sang anak yang belum sempat dilahirkan itu.

“Memangnya satu kalimat permintaan maafmu sebanding dengan luka yang kurasakan?” Bella Jiang mulai geram.

Tepat ketika Scarlett Jiang mengira Bella akan membuat keributan seperti waktu itu, Bella tiba-tiba tenang kembali.

Seorang dokter yang mengenakan masker masuk ke dalam ruangan, yang terlihat dari wajahnya hanya sepasang mata, yang memandang Scarlett Jiang lekat-lekat.

“Anggota keluarga pasien, ikut dengan saya untuk menebus obat.”

Pandangan matanya membuat orang sangat tidak nyaman. Scarlett Jiang sengaja tidak menggubrisnya.

Melihat Scarlett tidak bergerak, dokter tersebut kembali mengatakan, “Anggota keluarga pasien, ikut dengan saya untuk menebus obat.”

Dalam kamar rawat inap itu hanya ada dirinya dan Bella Jiang, dokter mungkin mengira Scarlett adalah anggota keluarganya.

Karena itu, Scarlett Jiang bersuara untuk menjelaskan, “Saya bukan anggota keluarganya.”

Belum juga kalimat tersebut didengar, suara Bella Jiang langsung buru-buru menyela.

“Papa dan mamaku semua sedang keluar, tolong kau bantu aku ambilkan.”

Scarlett Jiang ingin menolak, namun entah bagaimana, entah apa yang merasukinya, ia mengiyakan.

Ia mengikuti dokter itu dari belakang, keluar dari kamar rawat inap.

“Haih.”

Scarlett mengela napas, rupanya rasa bersalah masih mengganjal dalam hatinya.

Dokter yang berjalan di depannya menoleh, menatap Scarlett sekilas. Ada sedikit binar di dalam pandangan matanya.

Hanya saja, Scarlett Jiang tidak menyadarinya.

Scarlett mengikuti sang dokter berjalan memasuki ruang kantor.

“Tunggu di sini, saya ambilkan dulu obatnya.”

Dokter masuk ke dalam, Scarlett Jiang menunggu di luar.

Tak beberapa lama kemudian, sang dokter keluar. Dokter itu memberikan kotak obat yang di tangannya pada Scarlett, “Obat ini dikonsumsi tiga kali sehari, setelah makan.”

Setelah menerima obat, Scarlett Jiang menunduk, mengecek obat tersebut.

Ia tidak menyadari dokter itu diam-diam sudah menuju ke belakangnya.

“Masih adakah obat yang lain?” Scarlett mengangkat kepalanya, dan barulah ia menyadari sang dokter sudah tidak terlihat.

Ia merasakan ada orang di belakangnya, dan berniat menoleh untuk melihat lebih jelas. Namun gerakan orang tersebut lebih cepat darinya, orang itu mengulurkan tangan dan mengatup bibir Scarlett, tenaganya sangat besar.

Scarlett berusaha melepaskan diri, namun tidak bisa. Ia hanya bisa terus menerus berusaha melawan.

Orang itu menyeretnya mengarah masuk ke dalam ruangan.

Tidak bisa! Tidak boleh sampai terperangkap!

Mata Scarlett dipenuhi ketakutan, ia tahu betul, jika ia sampai terkunci dalam ruangan itu, tamatlah riwayatnya!

Entah mendapat tenaga darimana, Scarlett menekuk tangannya, dan memukul ke belakang.

Orang yang berusaha menangkapnya itu kesakitan, lalu melepaskan cengkramannya.

Scarlett yang baru saja mendapatkan kebebasan, buru-buru berbalik dan berlari ke arah pintu keluar.

Namun orang itu dengan cepat mengejarnya.

Yang anehnya, di koridor itu tidak ada satu orangpun. Suasana sangat sunyi, yang terdengar hanyalah suara langkah kaki Scarlett dan orang itu, dan juga suara jantung Scarlett sendiri.

Mata Scarlett menangkap sosok penyerangnya yang sudah sangat dekat.

Scarlett Jiang hanya bisa berlari masuk ke tangga darurat. Ia berniat untuk lari menuruni gedung, jika ia bisa berlari sampai hall utama, pasti ada orang.

Namun ketika ia baru saja berlari masuk, penyerangnya itu berhasil menangkapnya. Begitu orang itu mencengkram tangan Scarlett, ia langsung melempar Scarlett ke ujung tembok.

“Ah!”

Scarlett Jiang terhantam dengan keras ke tembok, ia begitu kesakitan sampai-sampai seluruh wajahnya pucat.

“Masih mau kabur?”

Penyerangnya mendesaknya ke ujung tembok, dan melepaskan masker yang ada di wajahnya, menampakkan sebentuk wajah yang Scarlett Jiang kenal betul.

“Ternyata kau!”

Scarlett Jiang terkaget-kaget, memelototi orang itu.

Bukan orang tak dikenal, melainkan penculik yang waktu itu menangkap Ace, yang juga sudah menarik pelatuk dan melukai Scarlett.

Pria itu menyeringai menakutkan, “Benar, aku. Sudah lama tidak bertemu.”

Sambil berbicara, ia mengulurkan tangannya mengelus pipi Scarlett.

“Jangan sentuh aku!” Scarlett Jiang memalingkan wajahnya tidak suka.

Kata-kata barusan membuat pria itu geram, ia mencengkram kerah baju Scarlett, memosisikan dirinya tepat di depan pandangan Scarlett, “Kuberitahu kau, kau sudah dalam genggamanku. Aku akan sentuh di manapun yang aku ingin sentuh.”

Bicara sampai sana, pria itu memandang Scarlett naik turun, lalu menampakkan senyuman mesum, “Tidak kusangka ternyata kau lumayan cantik juga, badanmu juga lumayan bagus.”

Mendengar perkataan pria itu, hati Scarlett dipenuhi rasa takut. Namun ia tetap memasang muka berang, “Mengusikku tidak akan membawa untung apapun bagimu. Lebih baik kau lepaskan aku, maka aku akan anggap kejadian hari ini tidak pernah terjadi.”

Pria ini adalah buronan yang masih dicari oleh polisi. Jika ia pintar, ia tidak akan berbuat tindak kriminal lagi.

Sayangnya, ia bukan orang yang pintar.

“Lepaskan ibumu! Kau pikir aku akan percaya kata-katamu? Theo Jin sudah menjebloskan saudaraku ke penjara, jadi aku akan main-main dengan perempuannya.”

Setelah bicara begitu, pria itu menunduk, mau mencium Scarlett.

“Lepaskan aku, lepaskan aku...”

Scarlett Jiang berusaha melepaskan diri sekuat tenaga, namun pria itu mendesaknya kuat-kuat ke dinding. Semakin ia melawan, semakin menyebalkan senyuman pria itu.

“Bergeraklah, bergeraklah lagi!”

Melihat tampang menjijikkan pria itu, Scarlett Jiang begitu marah hingga menggertakkan gigi.

“Kalau kau baik-baik mendengarkan kata-kataku, aku akan lebih lembut sedikit kepadamu.” Pria itu menepuk-nepuk pipi Scarlett.

Scarlett Jiang tidak melawan lagi, dan dianggap sudah pasrah oleh pria itu. Karena itu, pria itu pelan-pelan meringankan cengkramannya.

Pria itu tidak sadar bahwa ada sekelebat sinar di mata Scarlett Jiang yang muncul dan hilang dalam sekejap.

Tiba-tiba, Scarlett Jiang menekuk kakinya, dengan sepenuh tenaga ia ayunkan ke arah selangkangan pria itu.

“Ow!”

Pria itu begitu kesakitan hingga menekuk pinggangnya.

Mendapatkan kesempatan untuk kabur, Scarlett Jiang langsung berlari ke arah tangga.

Pria itu juga bereaksi dengan cepat. Ia mengabaikan kesakitannya dan mengejar Scarlett.

“Wanita sialan, jangan berpikir kau bisa kabur!”

Scarlett Jiang menoleh untuk melihat sekilas, hatinya dirundung kepanikan. Ia tidak menyadari, di bawah kakinya, ada ruang kosong, seluruh tubuhnya jatuh tergulung ke bawah, dahinya berbenturan dengan dinding.

Sakit!

Ia membuka matanya, yang terlihat hanyalah bayang-bayang.

“Cepat datangkan bantuan, ada orang jatuh!” Ada orang yang berteriak kencang.

Suara itu terdengar seakan datang dari tempat yang sangat jauh. Scarlett menutup matanya, kehilangan kesadaran.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu