Innocent Kid - Bab 514 Langsung Tangkap dan Bawa Orang Tersebut Kesini

“Ya.”

Scarlett mengangguk-anggukkan kepala, lalu tidur dengan tenang.

Dalam 1 hari ini Scarlett mengalami ketakutan yang cukup besar, membuat pikiran dan tubuhnya sedikit kelelahan.

Tidak lama, ia pun masuk ke dalam tidurnya.

Mendengar pernafasannya berubah menjadi teratur dan panjang, Theo pun menunggu untuk waktu yang cukup lama lagi, lalu barulah ia keluar dari kamar tidur.

Berjalan ke ruang baca, ia menyadari Levita berdiri di depan pintu.

Melihat Theo, ekspresi wajahnya sedikit panik.

Di wajahnya juga ada sedikit rasa depresi, kelihatannya berada di posisi yang sangat sulit.

Melihat Levita, wajah Theo tidak berubah banyak.

Memberi isyarat tangan untuk tetap diam, memberi isyarat pada Levita untuk ikut ia masuk.

Begitu masuk ke dalam ruang baca, Levita langsung membungkuk, dengan ekspresi wajah sedih berkata: “Tuan muda, maaf, Levita hari ini tidak menjaga nyonya dengan baik, rela untuk dihukum!”

Bagian bibirnya digigit dengan erat, badannya sedikit gemetar.

Dia juga pulang setelah mendengar kabar bahwa tidak terjadi apa-apa pada Scarlett, barulah ia berani datang menjumpai Theo.

Sebelum itu, dia sangat takut dan panik.

Meskipun saat itu ia telah menuntun sebagian besar tenaga dari sekolompok orang itu, namun masih ada beberapa orang yang pergi mengejar Scarlett.

Karena khawatir akan keselamatan Scarlett, fokus Levita pun terbagi, oleh karena itu barulah tertunda begitu lama.

Jika kali ini Scarlett dan anaknya terjadi apa-apa, Theo pasti tidak akan mengampuninya!

Melihat tubuh Levita juga dipenuhi luka-luka, Theo dengan acuh tak acuh berkata: “Berdiri lah, masalah perhitungan dibicarakan nanti.”

Pada saat ini matanya dipenuhi dengan es yang tebal, tidak langsung menyelidiki tanggung jawab Levita.

Satu karena tidak terjadi apa-apa dengan Scarlett, kedua karena ia juga tidak berpikir untuk menghukum Levita karena tidak melindungi dengan sebisanya.

Di matanya, ada hal yang lebih penting untuk Levita lakukan.

“Kamu hari ini berantam dengan sekelompok orang itu, seharusnya tahu sedikit berita yang berguna, pergi selidiki asal usul mereka.”

Theo dengan suara yang dalam memberikan perintah.

Levita mendengar hal itu pun berdiri, dan bernafas lega.

Berhadapan dengan Theo, berjanji berkata: “Tuan muda jangan khawtair, masalah ini Vanessa Bai telah sedang menyelidikinya.”

Theo mendengar Vanessa telah pergi menyelidikinya, wajahnya pun menjadi lebih tenang.

Vanessa dalam mengerjakan sebuah masalah sangat tenang dan tidak gegabah, Theo pun tidak khawatir.

Membalikkan kepala melihat Levita, melihat di bajunya ternodai debu, masih belum sempat untuk membereskannya.

Di lengannya juga tergores, luka nya terlihat.

Theo melambai-lambaikan tangan, nada bicaranya datar berkata: “Sudah cukup, kamu pergi beristirahatlah, pakailah obat untuk dirimu sendiri.”

Levita saat ini baru berani mengangkat kepala melihatnya, dengan ringan menganggukkan kepala.

Dalam hati ia tahu ini hanyalah perhatian Theo terhadap bawahannya, namun dalam hatinya tetap saja merasa senang, meluap penuh dengan riak senang.

Levita diam-diam mencubit dirinya sendiri.

Setelah sadar, ia mendorong pintu dan keluar.

Teringat dengan kejadian hari ini, ujung jari Levita yang pucat mencubit dagingnya.

Dia berdiri untuk waktu yang cukup lama, mata yang gelap dipenuhi dengan gelombang perasaan.

Setelah cukup lama, barulah ia mengangkat kaki dan pergi, tubuhnya menghilang dalam gelap.

Cahaya lampu di ruang baca, hingga tengah malam baru padam.

Kota Bei yang berada di tengah gemerlap lampu pun kembali ke dalam ketenangan.........

Hari kedua,Vanessa datang dengan ekspresi wajah yang lelah untuk melapor pada Theo.

Dia berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh Levita, selama beberapa malam pergi menyelidiki sekolompok orang itu.

Menggunakan sebagian besar kekuatan yang dibimbing oleh Theo, di tempat yang ramai di Kota Bei mencari jejak dari sekolompok orang ini.

Sekolompok orang itu berada di tempat seperti ini di Kota Bei, tampak tidak kompatibel.

Masing-masing berbadan tinggi dan besar, wajahnya kasar.

Di tengah kelompok orang keberadaannya sangatlah mencolok, orang lain dengan sangat mudahnya mempunyai impresi terhadap mereka.

Dengan sangat cepat Vanessa mendapatkan beberapa infomasi, dia berasumsi 80% dari sekelompok orang ini bukan lah orang lokal Kota Bei .

Oleh karena itu menggunakan jejak ini pun terselidiki catatan masuk sebuah negara, dengan sangat cepat pun terlihat beberapa perkembangan.

Theo duduk di atas kursi, bibir tipisnya sedikit terbuka, “Apa yang kamu selidiki? Orang yang ada dibalik mereka itu siapa? Apa tujuan mereka datang ke Kota Bei?”

Jarinya yang panjang berulang kali mengetuk-ngetuk meja, ekspresi wajahnya serius.

“Ini masih belum terselidiki, hanya tahu mereka berasal dari Negara E, seperti sedang mencari sesuatu. Apa tujuan mereka secara konkret, kenapa mau menculik nyonya, juga masih belum diketahui. Bawahan tidak kompeten, mohon anda menghukumku.”

Wajah Vanessa muncul rasa bersalah.

Tampak jelas sekelompok orang itu mendapatkan pelatihan, jejak yang ditinggalkan sangat tidak siknifikan, dan juga pintar bersembunyi.

Setelah menyadari dirinya berbuat gegabah dan memancing perhatian musuh, pun langsung bersembunyi.

Ingin menangkap mereka dalam waktu 1 malam, sungguh terlalu susah.

Ketika Theo mendengar kata Negara E, ekspresi wajahnya pun sudah mendalam.

Seketika ia teringat dengan Sophia Kai.

Jika dikatakan kebetulan, waktu itu juga sudah terlalu kebetulan, kenapa wanita ini baru saja datang tidak lama, di sisi Lett pun muncul orang dari Negara E?

Theo menggeleng-gelengkan kepala, melihat Vanessa.

“Kamu tidak perlu dihukum, informasi tentang Negara E sangat penting untuk kita!”

Dia sepertinya mengerti sesuatu, otaknya pun berputar cepat.

Vanessa yang disamping, kebingungan dan tidak mengerti.

Tidak mengerti apa gunanya informasi tentang Negara E ini.

Setelah berpikir matang, Theo berkata: “Sebelumnya kamu dan Alex Gu pernah menyelidiki Sophia kan.”

Vanessa menganggukkan kepala, orang ini dia memang mempunyai sedikit impresi terhadapnya.

Vanessa mendengar perkataan Theo ini, langsung mengatakan informasi yang ia dapati sebelumnya.

“Sophia, wanita muda bertalenta yang berasal dari Negara E itu, ya? Negara E?”

Di tengah perkataannya dia merasa ada yang tidak beres, tiba-tiba ekspresi Vanessa berubah terkejut karena ia menyadari sesuatu hal.

“Aku sudah tahu, anda curiga bahwa sekelompok orang itu berkaitan dengan Sophia?”

Theo tidak menjawab, tidak berkata bukan berarti tidak benar.

“Kalian sebelumnya sudah menyelidiki tempat tinggal Sophia?” Dia bertanya kembali pada Vanessa.

Matanya tiba-tiba berubah menjadi tajam.

Sekelompok orang itu tidak mungkin tiba-tiba hilang tanpa jejak, pasti meninggalkan jejak kaki di Kota Bei ini.

Jika sungguh mereka berkaitan dengan Sophia, saat ini, mereka akan pergi ke rumah Sophia!

Alis Vanessa mengerut, berusaha menyaring informasi yang berguna di otaknya, membutuhkan usaha untuk mengingat kembali tempat tinggal Sophia di dalam negeri ini.

“Pernah menyelidiki! Aku ingat ia tinggal di ......... komplek vila elit di Dragon Stream Cluster!”

Theo yang mendengarkan hal itu pun langsung bermata tajam, telapak tangannya memukul meja, membunyikan suara yang besar.

Dengan suara dingin memberi perintah: “Segera bawa orang kesana, jika menemui jejak, tidak perlu omong kosong, langsung tangkap dan bawa orang tersebut kesini!”

Vanessa tentu saja tahu seberapa besar fokus Theo dalam hal ini, tidak berani mengabaikannya.

“Baik, tuan muda, aku segera membawa orang pergi kesana!”

Setelah menerima perintah, dengan segera ia mengumpulkan orang.

Tiba di depan pintu komplek via, Vanessa menunjuk-nunjuk 2 bagian elit diantranya.

“Nanti kalian berdua ikut aku masuk, sisanya tetap disini tunggu perintah.”

Dia takut jika orangnya terlalu banyak, akan membangunkan musuh.

Setelah selesai membagi tugas, Vanessa dan 2 bawahan mengganti pakaian yang sudah dipersiapkan, lalu berjalan ke arah pintu.

Baru saja tiba di depan pintu, mereka pun dihadang oleh penjaga pintu yang berada disana.

“Hei, kalian sedang apa, ada izin masuk tidak?”

Vanessa menekan-nekan topinya, lalu mengangkat mesin yang ada di tangannya, dengan ekspresi wajah yang tidak berubah ia berkata: “Kami adalah staf dari perusahaan pembasmi serangga, Nona Sophia dari gedung B telah memesan kami untuk datang membersihkan kamar pada hari ini.”

Penjaga pintu melihat Vanessa mereka, lalu berkata, “Gedung B, Oh, yang kalian maksud ialah wanita luar negeri itu kan.”

Vanessa menganggukkan kepala, “Ya, benar dia.”

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu