Innocent Kid - Bab 860 Menampar Wajahnya Dengan Cepat

Randy menunggu orang dan seperti tidak mendengar perkataan Simon lalu menambah kecepatan langkah kakinya ke arah Theo.

“Kak Jin, sudah lama tidak berjumpa!”

“Aku sering mengingat dirimu dan akhirnya bisa bertemu denganmu.”

“Kak Jin!”

Ketiga orang yang berteriak kak Jin membuat keluarga Simon dan Mario seketika tercengang.

Kak Jin, panggilan ini bukan untuk George.

“Kak Jin itu siapa?”

“Tidak tahu, lihatlah.”

...

Para tamu hadiri perlahan-lahan mulai penasaran dengan siapa orang yang mereka panggil kak Jin itu.

Yang dapat membuat ketiga orang pangeran ini memanggilnya dengan sebutan kakak, dia pasti adalah orang yang dihormati bukan?

Masalahnya adalah mereka bahkan tidak tahu ada orang yang bernama ini di acara tersebut.

Simon mencoba memberanikan diri untuk bertanya tetapi ketiga orang ini tidak memperdulikannya.

Dengan di dahului oleh Joey dia terlebih dulu berjalan ke arah Theo.

Dean dan Randy juga mempercepat langkahnya.

“Kak Jin, dua hari yang lalu Oscar memberitahu kita bahwa kamu sudah kembali dan kita semua tidak percaya.”

“Dan Malam ini dengar-dengar kamu disini, maka itu kami mengkhususkan diri untuk datang dan tidak disangka memang benar!”

Ketiga orang ini sangat bersemangat, dengan wajah tampan yang tertulis kebahagiaan.

Sebelumnya Theo sendirilah mengelolah perusahaan dalam negeri, dia sendiri memiliki hubungan kerja sama yang sangat bersahabat dengan mereka.

Dan ketiganya sudah mengangap Theo sebagai kakakya, minum dan mengobrol bersama melewati hari.

Mengenai kekuasaan Theo, dengan dapat dilihat jelas mereka semakin menghormati dia.

Melihat ketiga orang tersebut membuat sikap Theo menjadi lebih baik, dia sedikit menganggukkan wajahnya dan menjadi lebih lembut.

“Memang sudah lama tidak bertemu.”

Randy yang memalingkan tatapan ke arah Scarlett yang tepat berada di depan Theo dan dengan bersahabat menyapanya.

Dia menyikut lengan Theo dan dengan nada yang di tekan dia berkata: “Kak Jin, kepulangan kali ini, apakah akan tinggal selamanya atau bagaimana?”

“Menetap.”

Theo dengan jujurnya menjawab.

Joey dan Dean juga tersenyum lalu memanggil Scarlett sebagai kakak ipar.

“Halo semuanya.”

Scarlett menjawabnya dengan tersenyum dan setelah itu menarik kedua orang bocah kecil untuk menyapa dan duduk diam disana bersama kedua bocah tersebuy.

Mereka menceritakan kejadian masa lalu mereka, dan dirinya memilih untuk tetap diam kemudian mendengarkan saja.

“Kak Jin, keluargamu memiliki seorang gadis kecil yang imut, kenapa tidak membawanya kemari untuk dilihat-lihat?”

Dean terpana akan suara yang lembut dari Nesya kemudian melihat dia yang putih juga mengemaskan ini, membuat dia menyukainya.

Setelah berkata, dia sedikit berjongkok lalu tersenyum kearah Nesya, “Siapa namamu? Nesya bukan, nama yang begitu enak didengar, maukah ikut pulang denganku?”

Nesya mengedipkan kedua matanya yang besar lalu memutarkan badannya dan bersembunyi di belakang Scarlett.

Dean merasa kebingungan melihat tingkah laku Nesya.

“Nesya, kenapa kamu bersembunyi?”

“Daddy berkata tidak boleh berbicara dengan paman yang aneh.”

Nesya memutar matanya yang besar dan suaranya yang jelas dan tajam.

“Dean, kamu disebut sebagai paman yang aneh.”

Randy dan Joey yang mendengar ini tanpa ragu untuk tertawa.

Merasa dibully oleh sahabatnya, Dean tersenyum dan tanpa ragu menepuk tangannya.

“Kalian tahu apa, berarti gadis kecil ini memiliki karakter tersendiri! Aku sangat menyukai anak kecil ini.”

Joey mengabaikannya dan lanjut mengobrol dengan Theo.

“Kak Theo, tunggu kamu ada waktu luang kita minum bersama.” Randy berkesempatan untuk berbicara.

Theo mengiyakan kemudian menanyakan tentang orang tua mereka.

“Apakah Om sehat-sehat saja?”

Randy merentangkan kedua tangannya dengan tidak bisa apa-apa.

“Ayahku sehat-sehat saja, hanya sering membicarakan kamu.”

“Ayahku juga.”

“Setelah mengetahui kepulangan kak Jin, ayahku memberitahukanku untuk menanyai kamu kapan bisa datang dan duduk-duduk di rumah.”

Kedua orang lainnya mengelengkan kepala dan tersenyum.

Suasana hangat dari percakapan Theo dan beberapa orang ini membuat keluarga Simon dan Mario tercengang.

Mereka juga merasa ini aneh.

Bukankah pria ini datang untuk berebut harta warisan keluarga Fang?

Dengan sekejap mata dia berbincang dengan... ketiga pangeran ini?

Para hadirin seperti telah bisa menebak siapa identitasnya Theo.

Beberapa tahun ini, Oscar yang memegang kendali bisnis didalam negeri maka dari itu ketika Theo tiba tidak begitu banyak yang mengenal dia.

Darius yang akhirnya tidak tahan, dengan penasaran untuk bertanya, “Tuan muda Joey, apakah kalian kenal?”

Setelah pembicaraan dipotong oleh Darius, Joey dan ketiga orang ini tercengang sesaat.

“Apakah kamu tidak mengenal kak Jin?”

Randy terkejut melihat ke arah Darius dan balik bertanya.

Suasana menjadi aneh dengan ketiga orang yang tercengang dan dengan diam-diam melihat ke arah Theo.

Dia sepertinya ingin mendapatkan penjelasan.

Kak Jin bahkan telah hadir acara ulang tahun ini, apakah orang ini tidak mengenal anda kak Jin?

George tersenyum dengan sinisnya, kemudian merusak suasana yang dingin tersebut.

Senyumannya membuat Simon dan Mario merasakan firasat yang buruk.

“Mereka kenal, kenapa tidak mengenalnya?”

George mengangkat alisnya dan terus melihat ke arah Darius dan menjelaskan kata per kata: “Barusan saja dia telah mengatakan jika dia adalah suaminya adik, dan ingin merebut harta warisannyaa keluarga Fang.”

Ketika perkataan ini terucap, suasana yang masih terdengar kecil itu berubah menjadi tenang.

Begitu dia berkata, ekspresi Joey dan ketiga orang itu seketika sebuah lelucon yang paling lucu.

“Kak Jin, mengincar harga warisan Fang?”

Dean tidak tahan untuk mencibir balik.

Ini adalah lelucon yang paling dingin yang pernah mereka dengar.

Simon yang seketika merasa suasana menjadi tidak benar lalu dengan segera menarik Darius mundur dan menemaninya tersenyum, “Bukan begitu, kita hanya bercanda saja, haha.”

Diakhir dia juga tertawa.

Mario menemani dia untuk menjelaskan ini : “Benar, hanya bercanda saja.”

Joey ketiga orang tersebut memegang lengannya masing-masing, seperti tersenyum dan tidak melihat kearah Mario dan Simon.

Seperti ingin berkata “Lanjutkan akting kalian.”

Simon mengusap keringat dinginnya dan melihat ke arah Theo.

Dia tidak berani untuk ceroboh lagi tetapi dengan teliti melihat ke arah Theo.

Sebelumnya dia tidak melihatnya dengan jelas, jika sekarang dilihat ada terlihat sebuah perbedaan.

Hanya orang dengan bisnis kecil tidak mungkin bisa menatap dengan dingin seperti ini.

“Jin...”

Simon sempat ragu lalu dengan hati-hati bertanya kepada Theo, “Belum sempat menanyakan namamu, siapa namamu?”

Melihat ekspresi wajah Simon yang seperti itu, George sungguh merasa tidak senang.

Apa maksdudnya ini?

Jangan terlalu cepat menampar dirin sendiri!

Theo dan Joey ketiga orang tidak mungkin menjawab pertanyaannya.

Maka dari itu George dengan sangat ramah menjawabnya.

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu