Innocent Kid - Bab 630 Kamu Menghalangi Cahayaku

Tidak lama setelah Levita Zi pergi, Theo Jin kembali mengobrol lama dengan Johnson Ying.

Tanpa terasa, angin malam bertiup di malam yang kelam, saat tersadar, waktu sudah menyelinap pergi diam-diam.

Setelah menyelesaikan tugas terakhir Theo Jin membuka mulut berkata : "Hari ini sampai sini saja, kamu perhatikan pergerakan di Italia.

Lima jarinya yang indah sedikit melengkung, Theo Jin terkadang mengetuk meja.

Wajah Johnson Ying menunjukkan ekspresi percaya diri, dia menyahut dengan percaya diri berkata : "Baik, boss, Anda tidak perlu khawatir, aku akan mengurusnya."

Akhirnya, dia melihat pada Theo Jin, ekspresinya seperti ada sesuatu yang ingin dia katakan.

"Masih ada apa lagi?" Theo Jin menaikkan alisnya.

Di bawah tatapannya, Johnson Ying tak bisa tak merasakan tekanan.

Setelah berpikir sejenak, dia berkata pada Theo Jin : "Bos, besok aku pergi ke Italia, tapi aku ingin meninggalkan seseorang di samping Anda, agar lebih mudah untukku memberinya tugas.”

Melihat mata Johnson Ying yang bersinar, hati Theo Jin sudah mengetahui siapa yang dia bicarakan.

Alisnya mengernyit, matanya yang hitam langsung diwarnai sedikit kebengisan, tapi langsung ditutupi olehnya.

"Kamu ingin berkata meninggalkan Levita Zi di sini kan."

Ekspresi Theo Jin samar, Johnson Ying juga tidak dapat menebak apakah Theo Jin akan setuju atau tidak.

Barusan dia juga dapat melihat, Theo Jin sedikit jijik pada Levita Zi, lagipula kelihatannya yang sangat jijik.

Sudahlah lebih baik jangan menyentuh ranjau Direktur.

Johnson Ying kembali mengatakan : "Bila Anda keberatan, aku pikir-pikir cara lain. "

"Tidak perlu, seperti ini saja, tidak ada pendapat lain." kata Theo Jin dengan ekspresi tenang.

Berdasarkan situasi sekarang, memang paling tepat bila Levita Zi tinggal untuk melaksanakan perintah Johnson Ying.

Dengan begini akan lebih efektif dalam menyelesaikan masalah.

Menyetujui Levita Zi tinggal, juga karena menimbang nilai keuntungan nya saja!

Mendengarnya, Johnson Ying menghela napas lega.

Barusan seketika dia benar-benar takut bosnya menggunakan emosi, menolak tawaran nya.

Setelah keluar dari ruang baca, dia mencari Levita Zi, memberitahunya hal ini.

Ekspresi Levita Zi yang awalnya kecewa mengeluarkan ekspresi terkejut setelah mendengar Johnson Ying.

Tenggorokan Levita Zi sedikit kering, dia bertanya pada Johnson Ying dengan tertegun : "Apa tuan muda benar-benar berkata seperti itu? Dia setuju aku tinggal di sini?"

"Benar, aku mendengarnya dengan telinga sendiri." Johnson Ying mengangguk.

Selanjutnya dia memberitahu hal yang harus Levita Zi kerjakan bersama dengannya.

Sedangkan Levita Zi masih belum tersadar dari kabar Theo Jin menyetujui dia tinggal.

Dia yang awalnya sedih, tiba-tiba seketika mendapatkan pencerahan.

Cahaya itu dengan cepat memenuhi hatinya, menyebar menjadi penuh dengan bintang-bintang.

Suasana hati yang muram juga terhapus seketika, selanjutnya ujung bibirnya mengangkat membentuk senyum yang besar.

Bukankah ini berarti dia sudah memaafkan hal yang dia pernah lakukan dulu?

"Levita Zi, apa kamu sedang mendengarkan perkataan ku?"

Johnson Ying mengernyitkan kening, mengulurkan tangan melambai-lambaikan di depan muka Levita Zi, tidak tahan menaikkan suaranya.

Levita Zi tersadar, menyadari dirinya yang melamun langsung menjawab : "Ha? Maaf, barusan aku tidak mendengar...."

Johnson Ying tak berdaya, mengulangi kembali perkataannya barusan.

Keesokan harinya, Johnson Ying pergi.

Levita Zi menunggu di ruang tamu sejak pagi.

Cahaya matahari teduh, jam delapan tepat, Theo Jin membawa Ace turun dari lantai atas.

Cahaya jatuh pada sosok mereka, memahat wajah mereka yang mirip.

Ujung jari Theo Jin sedikit memutar kancing lengan kemeja, lengan kemeja tak sengaja tertarik, menunjukkan pergelangan tangan yang bertenaga.

Di bawah cahaya, terlihat seksi.

Levita Zi melihatnya sedikit melamun.

Merasa ada bayangan yang jatuh, Levita Zi buru-buru menundukkan kepalanya, dengan hormat memanggil : "Tuan, tuan muda kecil, selamat pagi."

"Hm."

Ace menjaga sedikit kesopanan, dengan acuh menyahut.

Sedangkan Theo Jin seperti tidak melihatnya, dengan tenang menarik Ace langsung menuju meja makan.

Sedikitpun tidak melihat Levita Zi, terlebih lagi menyapanya.

Levita Zi yang diabaikan di tempat dengan canggung menggosok gosokan tangannya, senyum di mulutnya hilang, cahaya di matanya juga tidak sedikit meredup.

Selanjutnya dia dengan sadar diri menunggu di ruang tamu, tidak berani pergi mempermalukan diri lagi.

Ayah dan anak Keluarga Jin dengan cepat menyelesaikan sarapan, karena akhir pekan, Ace tidak sekolah, diam di rumah juga bosan, jadi Theo Jin membawa Ace ke perusahaan.

Levita Zi juga mengikuti.

Sampai di perusahaan, Theo Jin membawa Ace ke kantor.

Dengan suara dingin memberitahu Levita Zi agar dia mengawasi Ace, lalu keluar pergi ke rapat pagi.

Dengan cepat tersisa Levita Zi dan Ace berdua di kantor yang besar.

Angin sepoi berembus melalui jendela shutter, Ace duduk di kursi yang khusus dipakai oleh Theo Jin.

Dengan pose yang santai bersandar ke belakang, kakinya tergantung di udara, dengan senang berayun ayun.

Levita Zi melihatnya di samping, ingin menyenangkan Ace, dia maju dan mengajaknya berbicara, wajahnya menunjukkan tersenyum, setengah jongkok bertanya : "Tuan muda kecil, sekarang kamu sudah kelas berapa?"

Saat ini Ace sedang memegang sebuah buku komik, tidak terlalu ingin meladeni Levita Zi.

Dia dapat merasakan, Daddy sangat sebal dengan wanita ini, jadi, dia juga tidak suka!

Tapi karena sopan dia masih menjawab pertanyaan Levita Zi dengan singkat, "Sama dengan di dalam negeri."

Melihat Ace memedulikan nya, Levita Zi melanjutkan bertanya : "Ah, rupanya begitu, kalau begitu kamu sekolah di Prancis sini, apa mungkin tidak terbiasa?"

"Tidak." Ace membalikkan halaman, sedikit tidak sabar.

Dia tidak suka ada orang yang bertanya ini itu padanya saat membaca.

Merasa sikap dingin Ace, Levita Zi mengusap usap hidungnya dengan canggung.

Dia mengganti topik pembicaraan : "Kalau begitu kamu ingin makan apa? Aku pergi membelikannya untukmu, es krim atau lolipop? Aku ingat kamu dulu sangat menyukainya."

Levita Zi berpikir tentu saja anak kecil menyukai yang manis.

Ace sedikit tertegun, dia memalingkan tatapannya dari buku, mengernyitkan kening bertanya pada Levita Zi : "Aku tidak suka makan yang manis, dulu juga tidak pernah suka. Kalau kamu lapar, pergi makan saja, tidak perlu mengurusku, dan juga kamu menghalangi cahayaku, mohon minggir."

Nada suara yang dingin sangat mirip dengan Theo Jin.

Wajah Levita Zi seketika berubah menjadi kikuk, sangat canggung.

Dia memiringkan badan, bergerak dari depan Ace.

Kebetulan Theo Jin masuk dari selesai rapat, dia juga tidak tahan tinggal lebih lama lagi.

Dia mencari alasan, lalu pergi menunggu di luar, seperti menghindari binatang buas.

Theo Jin melihat reaksi Levita Zi yang melarikan diri seperti diserang, bibirnya membentuk sebuah lekungan.

Dia dengan tertarik bertanya pada Ace, "Apa yang sudah kamu lakukan?"

Ace meletakkan buku komik ke sebelahnya, dengan bosan menguap.

Mengikuti arah tatapan Theo Jin, tahu dia sedang membicarakan Levita Zi.

Dengan tenang menyahut, "Tidak apa-apa, barusan dia ingin mencoba menyenangkan ku, tapi ketahuan olehku, mungkin merasa malu."

Novel Terkait

Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu