Innocent Kid - Bab 944 Menginginkan Mommy

George berjalan ke ruangan pasien dan merasa ada yang salah dengan suasana disini.

Kemudian dia melihat kearah Simon dan Mario lalu melihat kearah Scarlett.

Dan matanya berbinar ketika melihat Chella, dengan segera berjalan kearahnya.

“Bibi.” Dengan suara yang bersemangat.

Chella terkejut, “Kamu...”

Olivia dengan segera memperkenalkan : “Kakak ke 3, ini adalah putraku George.”

“Ternyata Georgo.” Chella melihat kearahnya dengan bersemangat, “Kamu telah tumbuh besar.”

Ketika saat di kabur dari rumah, George baru saja lahir kedunia ini.

Setelah melewati beberapa tahun ini, dia tumbuh dengan tinggi.

“Bibi, anda telah kembali, sungguh kabar yang baik.” George terlihat bersemangat.

Dari kecil hingga sekarang, dia hanya mendengar cerita bibi dari mamanya, maka dari itu ini adalah pertemuan mereka pertama, Goergo bahkan merasa sangat akrab.

“Terimakasih George.”

Seperti dulu, hanya adiknya yang baik kepadanya.

George tidak mengerti kenapa dia mengucapkan terimakasih, lalu melihat ke arah ibunya dan kembali melihat Scarlett.

“Paman tertua dan kedua tidak begitu menyambut bibimu pulang.” Olivia berkata dengan suara rendah.

George dengan perasaan aneh melihat kearah Simon lalu berkata, “Kenapa, kenapa tidak menyambut bibi pulang?”

“Bisa gara-gara apa, bukankah semua ini karena harta keluarga Fang.” Olivia berkata dengan tidak senang.

Kakak pertama dan kakak kedua memang keterlaluan, dengan tidak mudahnya adik ketiga bisa kembali, tidak apa jika mereka tidak ingin menyambutnya tetapi dengan perkataan yang lainnya, jika orang luar yang melihat ini pasti akan menertawakan mereka.

Simon yang melihat mereka berbisik, bisa menebak apa yang mereka bicarakan dan hatinya merasa tidak nyaman.

Dia memutarkan matanya dengan nada marah dia berkata kepada istriyna : “Sebelum kesini aku telah meminta kamu untuk tidak banyak berbicara, lihatlah sekarang Theo pasti berpikir yang aneh-aneh kepada kita.”

“Jadi dengan perasaan tidak nyaman ini, apakah aku harus memendamnya?” Vivian berkata dengan nada pelan.

“Masih saja berkata!” Simon mengeraskan rahangnya.

Vivian seketika menutup mulutnya.

Ketika Simon melihat George mulai berbicara dengan Theo, bolanya berputar dan penuh dengan senyuman, “Theo, sudah makan malam belum? Jika belum ajaklah Scarlett untuk makan dirumahku.”

“Tidak perlu.” Tanpa Theo berpikir dan segera menolaknya.

Senyuman diwajah Simon seperti tertahan tetapi dengan segera dia mengembalikannya, “Jika tidak suka, kita semua makan saja di luar.”

Dia mengatakan kita semua ini dengan maksud semua orang.

“Tidak perlu.” Theo kembali menolak.

Ditolak 2 kali olehnya, membuat wajah Simon kehilangan senyumannya dan terlihat cukup tidak senang tetapi tidak bisa berkata dan tersenyum, “Baiklah, lain kali lain kali.”

Suasana disini terlihat canggung.

George berkata : “Begini saja adik ipar, bawalah adikku kembali biarkan aku berada disini.”

“Kakak, aku ingin berada dirumah sakit...”

Hari ini adalah hari pertama ibunya berada disini, Scarlett ingin tetap disini menemani dia.

“Tidak bisa, kamu harus kembali untuk beristirahat.” Theo tidak menyetujuinya, karena khawatir akan kondisi tubuh Scarlett.

“Tetapi...” Scarlett merasa tidak nyaman dengan melihat ibunya, dirinya sungguh tidak ingin membiarkan ibunya sendirian dirumah sakit.

Pada saat ini Olivia berkata : “Bukankah disini ada aku? Malam ini biarkan aku menemani kakak, dan kami sudah lama tidak bertemu, pasti ingin berbincang-bincang.”

“Benar dik, disini ada ibuku dan aku, maka kamu pulang saja.”

Walaupun George tidak mengatakanya, Simon dan Mario juga tidak ingin berdiam disini, mereka ingin segera kembali.

Scarlett sangat berterimakasih, “Maaf telah merepotkan kalian.”

“Dasar anak bodoh, kita ini keluarga.” Olivica tersenyuma sambil mengelus kepalanya.

Benar, satu keluarga.

Air mata hangat mengalir pelan.

Awalnya dirinya khawatir jika akan susah membiarkan ibunya disini, tetapi sepertinya dia yang berpikir terlalu banyak.

...

Keesokkan harinya, Scarlett terbangun karena suara telepon.

Dengan buram dia memegang teleponnya, dan terdengar suara mertuanya yang tidak bisa apa-apa, “Scarlett, Nesya demam dan menginginkan mommynya.”

Nesya demam?

Scarlett segera terbangun dan terduduk, “Apakah telah diperiksa dokter?”

Theo yang berada disamping segera terduduk, dan terdiam.

“Sudah, tetapi demamnya tak kunjung turun, dan menginginkan kamu.”

“Baik, aku dan Theo akan segera kembali.”

Setelah menutup teleponnya, Scarlett memutarkan kepalanya dan berkata kepada Theo : “Nesya demam dan tak turun, kita harus segera kembali.”

“Baik, aku akan meminta seseorang untuk menjaga mama.”

Dikondisi apapun, dia pasti bisa mengatur keadaan dengan baik.

Scarlett menganggukkan, “Baik.”

Ketika Scarlett sedang mandi, Theo menghubungi Alex untuk meminta dia membelik tiket pesawat secepat mungkin.

Bahkan kedua orang ini tidak sarapan dan segera menuju kebandara.

Sepanjang perjalanan ke bandara, Scarlett menghubungi Olivia.

“Selamat pagi Scarlett.”

Suara lembut dari Olivia, membuat hidung Scarlett merasa tidak nyaman dan dia berkata dengan segera sambil menahap air matanya, “Bibi, aku dan Theo harus kembali ke kota Jin, hari ini tidak bisa kerumah sakit.”

“Kenapa begitu terburu-buru?”

“Nesya deman dan menginginkan aku kembali.”

Olivia yang mendengar Nesya demam dengan segera berkata : “Baiklah, jika kalian tidak hubungilah aku kembali.”

“Baik.”

Setelah menutup teleponnya, Olivia mengerutkan dahinya merasa khawatir.

“Kenapa?” Chella terlihat khawatir, dan bertanya.

Olivia mengangkat kepalanya, lalu dengan ragu apakah dia perlu memberitahunya tentang Nesya.

Melihat dia yang tidak berkata, Chella semakin bertanya : “Apakah terjadi sesuatu kepada Scarlett?”

“Bukan Scarlett, tetapi Nesya.”

Olivia tidak menutupinya, “Nesya Demam, Scarlett dan Theo harus kembali ke kota Jin.”

Mendengar ini Chella mengerutkan dahinya, “Kenapa bisa tiba-tiba demam?”

“Aku juga tidak mengerti, tetapi ketika tiba di kota Jin, Scarlett akan menghubungiku kembali, setelah itu kita akan menanyakannya.”

Walaupun Chella khawatir, tetapi dirinya sekarang berada di kota Jiang dan tidak bisa melakukan apapun.

...

Ketika kembali ke kediaman Jin, setelah pengurus rumah melihat Scarlett dan Theo, terlihat jika dia merasa lega, “Tuan muda nyonya muda, akhirnya kalian kembali.”

“Kenapa?” Scarlett bertanya.

“Nona kecil terus menangis dan menginginkan kamu, bagaimanapun kita membujuknya dia tetap tidak ingin makan.” Wajah pengurus rumah terlihat kasihan dan tidak bisa apa-apa.

Ketika Scarlett mendengarkan ini, hatinya terasa sakit dan dengan segera naik keatas.

Ketika dia masuk kekamar anaknya, terdengar suara tangisan dari kamar tersebut.

“Aku ingin mommy, aku ingin mommy...”

Dan suara tangisan ini seperti mengores hatinya Scarlett.

Dengan segera dia membuka pintu.

Kemudian melihat Nesya menangis di kasur kecilnya, sungguh tidak tahu wajah merahnya itu karena menangis atau karena demam.

Ibu Jin yang berada disamping memenangkannya, “Nesya sayang, jangan menangis mommy telah kembali.”

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu