Innocent Kid - Bab 814 Serahkan Ini Kepadaku

Di Kediaman Keluarga Andreas.

Theo Jin perlahan-lahan berjalan mendekati pintu utama rumah itu, lampu kuning di atas pohong di sebelah kanan dan kirinya perlahan-lahan berubah terang.

Pintu utama rumah itu tiba-tiba terbuka, seorang pria muda tinggi berjalan keluar dari dalam, “Theo! Kita akhirnya bertemu lagi!”

Sambil berbicara, dia berjalan ke arah Theo Jin dan Alex Gu sambil membuka lebar lengannya, lalu dirinya saling berpelukan dengan Theo Jin.

Theo Jin menepuk-nepuk pundak pria itu dengan senyum tanda terima kasih di wajahnya, “Terima kasih untuk bantuanmu malam ini Andreas.”

“Ini adalah kesempatan yang langka, untuk kamu bisa datang ketempatku, aku tentu saja akan membantumu dengan senang hati.”

Selesai berbicara, Andreas langsung merangkul pundak Theo Jin dengan lengan panjangnya dan berkata, “Bagaimana? Apa ada orang yang tahu dengan penyamaranmu?”

“Tidak, untuk sementara ini tidak ada orang yang sadar dengan identitasku.”

Mata mereka berdua lalu bertemu dan keduanya tertawa.

“Semua ini berkat dirimu, kalau tidak aku akan berada dalam masalah besar malam ini.” Ucap Theo Jin sambil mengangkat alisnya.

Andreas berpura-pura marah dan memukul pundak Theo Jin dengan pelan sambil berkata: “Ini bukanlah apa-apa, apa dulu aku kurang banyak menerima bantuan darimu? Kamu hanya tidak pernah meminta balasan apapun dariku.”

Theo Jin dan Andreas berdiri di tengah jalan sambil mengobrol, lalu terdengar suara gemerisik dari rumpuh disebelah mereka.

Alex Gu yang tiba-tiba merasakan ada sesuatu lewat di atas kakinya itu seketika langsung berteriak.

Sentuhan tidak terduga seperti itulah yang paling mengejutkan orang.

Teriakan itu langsung memotong pembicaraan Theo Jin dan Andreas, mereka berdua lalu menoleh ke arah Alex Gu secara bersamaan.

Alex Gu kemudian tersenyum dengan perasaan tidak enak sambil berkata, “Maaf.”

Andreas tertawa kecil dan berkata, “Tidak apa-apa, itu seharusnya anak tupai, mereka suka berkeliaran di malam hari.”

Mereka bertiga lalu berjalan sambil mengobrol dan dengan cepat, mereka sudah sampai di dalam rumah itu, tidak banyak barang di ruang tamu utama itu, tetapi desain dan dekorasi ruangan itu sangat indah.

Dan hal yang paling menarik perhatian adalah lukisan diatas perapian itu.

Orang di dalam lukisan itu terlihat benar-benar hidup dan sempurna.

Bahkan Theo Jin pun tidak bisa menahan dirinya untuk melihat lukisan itu lagi dan lagi.

Andreas kemudian memperkenalkan dengan bangga, “Aku mengerahkan banyak energi dan waktu dua tahun penuh untuk menyelesaikan lukisan ini.”

Theo Jin mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memuji, “Hasilnya tidak mengecewakan.”

Andreas kemudian membawa Theo Jin pergi ke area bar dan mengusulkan: “Mau minum? Kita sudah lama tidak bertemu, tidak komplit kalau kita tidak minum.”

Duduk di tengah-tengah sofa yang empuk itu, Theo Jin berkata: “Aku sepertinya tidak bisa meng-iyakanmu kali ini.”

Mendengar ucapan itu, Andreas langsung menghentikan lagkah kakinya.

Dari dulu, mereka selalu mengobrol sambil minum anggur ketika Theo Jin datang.

Hanya saja, kedatanga Theo Jin kali ini dengan kelakuannya yang berbeda ketika datang itu membuat Andreas merasa curiga.

Lalu, dengan khawatir, dia bertanya: “Kenapa? Apa ada sesuatu yang terjadi?”

Theo Jin berdiri, lalu menepuk-nepuk pundak Andreas sambil melihat pria itu dengan tatapan bersalah, “Aku kali ini datang untuk mencari orang, jadi aku tidak bisa menemanimu minum.”

Melihat kecemasan di balik mata Theo Jin itu, wajah Andreas langsung berubah serius, “Siapa yang kamu cari? Aku mungkin bisa membantumu.”

Theo Jin terdiam untuk beberapa saat, dia lalu teringat Scarlett Jiang dan wajahnya berubah murung.

“Istriku, Scarlett Jiang, dia dibawa paksa ke Itali, aku harus menemukannya dengan cepat.”

Andreas lalu melihat Theo Jin sambil bertanya: “Apa kira-kira ada sesuatu yang bisa aku bantu?”

Mendengar pertanyaan pria itu, Theo Jin mulai berpikir.

Keluarga Andreas memang memiliki koneksi yang luas di Italia, tetapi tangan mereka tidak pernah kotor.

Kalau seandainya mereka terlibat dengan bajingan bernama Buckland itu, hal itu mungkin akan memberikan dampak yang buruk terhadap keluarga mereka.

Dan Theo Jin tidak ingin melihat akhir yang seperti itu.

“Masalah ini sedikit rumit, aku tidak ingin melibatkan terlalu banyak orang untuk sekarang.”

Melihat pria itu berkata seperti itu, Andreas juga tidak bertanya lagi, dia hanya berkata: “Karena kamu sudah berkata seperti itu, aku juga tidak akan banyak komentar, tetapi, kalau kamu memerlukan bantuanku, kamu bisa langsung mengatakannya kepadaku.

Sekarang juga sudah sangat larut, kalian lebih baik bermalam disini, tempatku ini sangat aman, dan mengenai mencari orang, kalian bisa mengirim orang secara diam-diam, aku hanya bisa berkata sulit kalau kalian ingin bekerja sendiri.”

Setelah berpikir sejenak, Theo Jin juga merasa bahwa itu bukanlah ide yang buruk.

Dia tidak tahu apakah orang Buckland masih mengawasi mereka di luar sana atau tidak dan kalau seandainya pria itu tahu bahwa identitasnya palsu, pasti akan ada banyak masalah timbul.

“Baiklah, maaf sudah merepotkanmu.” Ucap Theo Jin dengan sungkan.

Hanya saja, setelah dia menyelesaikan ucapannya, pundaknya langsung ditepuk-tepuk oleh Andreas, “Aku sudah berkata kalau kamu tidak perlu sungkan denganku, aku sudah menyiapkan kamar tamu untuk kalian, kalian istirahat saja malam ini.”

Di dalam kamar tamu lantai dua, Theo Jin berdiri di samping pagar berukir itu dan menelepon sebuah nomor yang tidak disimpannya dalam kontaknya.

Ketika tersambung, suara dingin seorang wanita terdengar dari balik telepon itu, “Siapa ini?”

“Ini aku.” Suara berat Theo Jin itu berbunyi.

Seven sedang berendam dengan santai di dalam bathtub-nya dan sekali dirinya mendengar suara Theo Jin itu, dia langsung berubah serius, “Ada apa Theo?”

“Apa ada kabar baru, Seven?” Tanya Theo Jin tanpa berbasa-basi.

“Belum ada, maaf. Aku sudah mengirim orang untuk mengawasi orang-orang Kelompok Ming Yan dengan ketat, tetapi tidak ada yang janggal dari gerak-gerik mereka, untuk sementara ini kami belum menemukan apapun, masih ada lagi, tingkat kewaspadaan pria bernama Leon Fu itu benar-benar tinggi, aku masih belum bisa menemukan alamat tempat tinggalnya.”

Theo Jin mengerutkan alisnya, meskipun hasil ini sudah diprediksinya, tetapi dirinya masih merasa kecewa ketika mendengarnya langsung.

Detik berikutnya, Theo Jin memendam kesedihannya dan pelat nomor mobil Leon Fu di tempat parkir itu muncul di pikirannya.

Kalau seandainya mereka bisa menemukan posisi mobil itu, mereka mungkin bisa menemukan alamat tempat tinggal Leon Fu.

“Aku perlu kamu membantuku menemukan sebuah nomor pelat mobil, tetapi aku tidak tahu apakah itu nomor asli atau tidak.”

“Baiklah, serahkan hal itu padaku.”

Setelah menjawab iya, Seven langsung menggunakan koneksi yang dia miliki dan mulai mencari.

Diwaktu yang sama, Scarlett Jiang yang berada di dalam vila model barat itu sedang duduk dalam kamarnya dengan bosan.

Semenjak pergi hari itu, Leon Fu tidak pernah lagi muncul di hadapannya.

Tempat dia bergerak setiap harinya juga hanya kamar kecil itu dan masih ada tiga pembantu yang siap membantunya ‘kapan saja’ didekatnya.

Tiga pembantu yang bisa dikatakan sebagai pengawasnya.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu