Innocent Kid - Bab 688 Ace Menghilang

Dengan perasaan gelisah, Scarlett Jiang bertanya, "Apa yang telah terjadi?"

Wajah Theo Jin terlihat sangat suram dan suaranya tiba-tiba menjadi serak.

"Ace menghilang."

Mendengarkan masalah tentang Ace, Scarlett Jiang juga menjadi cemas dan bertanya dengan tergesa-gesa, "Bagaimana bisa hilang, ke mana dia pergi?"

Theo Jin menggelengkan kepalanya, "Panggilan telepon dari sekolah mengatakan bahwa Ace menghilang setelah muncul di sekolah, dia tidak dapat menemukannya."

“Mungkin dia kembali sendirian.”kata Scarlett dengan memegang secercah harapan.

Theo Jin tidak berbicara dan ekspresinya lebih serius.

Lalu dia memanggil ibu Jin tetapi raut wajahnya menjadi lebih jelek.

Seperti yang dia pikirkan, Ace masih belum kembali.

Dia melarikan diri dari rumah!

Sekarang tidak ada yang tahu kemana dia pergi.

Sejak hari itu, Theo Jin tahu bahwa Ace telah berubah sedikit, tetapi dia berusaha untuk terlihat tegar seperti biasanya.

Namun karena Theo Jin merasa tertekan di dalam hatinya belakangan ini, dia tidak memedulikan Ace.

Dia awalnya mengira bahwa emosi anak bisa diatasi dengan intropeksi diri.

Tidak kepikiran bahwa Ace sangat sensitif.

Theo Jin duduk dengan tenang, untuk sesaat Scarlett merasa dia sangat sedih.

Setelah ditatapi lebih dekat, dia tampak sangat tenang.

Itu adalah nafas putus asa dari dirinya.

Scarlett Jiang hampir tidak bisa bernapas kemudian berkata, "Kalau begitu kita cari Ace dulu..."

Theo Jin mendongak dan berusaha untuk tersenyum tetapi tidak ada senyuman di wajahnya.

"Bagaimana dengan sertifikat perceraian?"

“Ace lebih penting daripada perceraian!”seru Scarlett.

Setelah menatapnya dalam-dalam, Theo Jin langsung menyalakan mobil.

Saat tiba di sekolah, dia mengelilingi beberapa jalan dan tidak menemukan sossok Ace.

Raut wajah Theo Jin semakin jelek, Ace bukanlah anak yang bodoh.

Dia melarikan diri dari rumah kali ini pasti karena patah hati.

Jika bukan sampai pada titik yang tidak dapat ia terima, dia tidak akan menggunakan metode ekstrem ini.

Tangan Theo Jin memegang setir begitu kuat sehingga persendiannya memutih dan otot-otot hijau muncul di punggung tangan.

Scarlett merasa sedih dan menarik lengan bajunya.

"Mari berhenti disini dan mencarinya, ada begitu banyak lorong di sini, tidak mudah bagi mobil untuk memasuki lorong."

Theo Jin mengangguk.

Walaupun ada ribuan ketidaksenangan dan ketidaksabaran di hatinya, tetapi dia masih memiliki temperamen yang baik untuk menjawab Scarlett.

Setelah menemukan tempat untuk memarkir mobil, keduanya berjalan mencari Ace.

Setelah berjalan satu demi satu jalanan dan pergi ke beberapa toko makanan kesukaan Ace, mereka masih tidak bisa menemukannya.

Para guru di sekolah juga sedang mencarinya, ayah Jin dan ibu Jin juga mencarinya dan pasangan Oscar Jin juga membantu mencari.

Theo Jin menyaksikan serangkaian pesan dari mereka, langsung tenggelam dalam pikirannya.

Tidak ditemukan ...

" Ace begitu pintar,tidak akan ada masalah yang terjadi padanya, dia mungkin hanya ingin bermain dan bersembunyi di tempat."

Scarlett Jiang berpura-pura terlihat santai meskipun dia tidak tahu perkataannya itu sedang menghibur dirinya sendiri atau Theo Jin.

Setelah berkeliling dan bolak-balik ke area sekolah, Scarlett Jiang pergi ke toko serba ada dan membeli dua botol air dan memberi Theo Jin sebotol.

Setelah berjalan beberapa jam berturut-turut, bibir Theo Jin memutih.

Dia mengambil air dan menatap wajah Scarlett yang berwajah cemas, tiba-tiba dengan impulsif ingin mencoba mengatakan segalanya, tetapi pada akhirnya dia masih menahannya.

Untungnya Scarlett Jiang bertanya pada seorang paman yang menjual buah-buahan.

Setelah mendengarkannya, paman itu menunjukkan keraguannya, "Apakah anak itu terlihat sehalus boneka?"

“Iya, apakah paman melihatnya?”tanya Scarlett dengan perasaan semangat.

Paman berusaha untuk berpikir kembali dan berkata, "Saat aku berjalan keluar untuk berjualan di pagi hari dan melewati sebuah lorong, aku melihat seorang anak yang mirip dengan anakmu yang tampak putih dan bersih."

Sekarang petunjuk apa pun sangat berharga untuk mereka.

Setelah paman menunjukkan jalan kepada mereka, keduanya dengan cepat bergegas ke sana.

Ada banyak celah di dalam gang, mereka berdua menelusuri lorong lagi dan akhirnya menemukan Ace.

Pada saat ini dia sedang duduk di tangga dengan kepala tertunduk.

Ace mendengarkan langkah kaki dan suara yang memanggilnya, menatap kedua orang tua yang cemas dengan reaksi biasa.

Tidak seperti biasanya secara langsung memeluk mereka, tetapi dia dengan cepat memalingkan muka.

Namun Theo Jin tidak memperhatikan langkah kecil ini.

Dia berjalan di depan Ace, menekan amarahnya dan berteriak, "Ace, ada apa denganmu? Apakah kamu tahu begitu banyak orang khawatir tentang kamu?"

Theo Jin tidak pernah berbicara dengan Ace dengan sikap tegas seperti itu. Dalam sekejap, bahu Ace bergetar dan kepalanya menunduk.

Melihat ekspresi sedihnya, Theo Jin merasa sedikit tertekan, tetapi khawatir yang berlebihan menumpuk sebuah kemarahan.

Dia tahu bahwa jika dia menghibur sekarang, dia akan melakukan hal yang sama lagi di masa depan.

Jadi dia melanjutkan dengan keras: "Kamu menghilang seperti ini, apakah kamu tahu betapa khawatirnya kakek dan nenek? Apakah kamu tahu betapa khawatirnya kita? Ace, bisakah kamu lebih patut?!"

Tidak peduli apapun kata Theo Jin, Ace tetap tidak bergerak dengan kepala tertunduk.

Dia terlihat seperti binatang kecil yang terluka dan menjilati luka itu sendirian.

Pada saat ini, Theo Jin menyadari bahwa Ace berbeda. Bagaimana dia bisa mirip seperti sebelumnya lagi?

Dia tidak bisa membayangkan bagaimana dia akan melanjutkan kehidupannya jika sesuatu terjadi pada Ace.

Di masa depan jika Scarlett telah pergi, hanya ada dirinya yang tersisa, bagaimana dia bisa membiarkan sesuatu terjadi padanya.

Mereka berdua terdiam.

Pada akhirnya, Scarlett Jiang tidak tahan lagi dan membujuk mereka untuk kembali dulu.

Scarlett Jiang juga mengikutinya karena merasa cemas pada Ace.

Dia menduduki kursi belakang tetapi Ace menduduki kursi penumpang.

Untuk sesaat, Scarlett merasa aneh, apakah Ace menolaknya?

Tapi dia segera menolak ide ini,mungkin dia sedang bertentangan dengan keluarga Jin.

Dia tahu bahwa setelah menemukan Ace, dia seharusnya pergi.

Tapi entah bagaimana, dia masih ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya.

Dalam perjalanan kembali, Theo Jin memanggil orang tua dan gurunya dan memberi tahu mereka bahwa Ace telah ditemukan.

Selama periode itu, dia melirik Ace dan masih mempertahankan penampilan aslinya.

Dengan kedua tangan terpelintir dan menunduk, dia merasa down.

Sosok Ace membuat Theo Jin merasa tidak tenang.

Ketika tiba di rumah Jin, ayah Jin dan ibu Jin telah menunggu di pintu.

Begitu melihat cucunya, ibu Jin langsung memeluknya sambil menangis.

Ace membuka mulutnya tetapi tidak mengatakan apapun.

Alis kecilnya berkerut sedikit, wajahnya terlihat sedih.

Mata ayah Jin juga memerah, tetapi perlahan-lahan ia melihat ada sesuatu yang salah.

Reaksi Ace agak aneh.

Ekspresinya dingin, seolah-olah ingin lepas dari pelukan Ibu Jin.

Dia berjuang dan berusaha keluar dari pelukan ibu Jin.

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu