Innocent Kid - Bab 783 Kebencian Yang Mendalam

Pria yang menyebalkan!

Catherina menghentakkan kakinya dan pergi.

Sebuah gang di belakang bar, Catherina mengambil telepon genggamnya dan menelepon seseorang.

Setelah tersambung dia berkata dengan sopannya.

“Tuan Buckland, urusan di sini sudah hampir berhasil, Leon terlihat sangat membenci Theo sekarang.”

Buckland yang mendengar sebuah suara itu berkata, “Baiklah, bagaimana dengan rencanamu?”

“Untuk sementara Leon belum menjawab tetapi terlihat dengan jelas jika dia juga memiliki keinginan ini.” Catherina berkata dengan tidak tenang.

Mendengar ini, Buckland dari sisi lain menganggukkan kepalanya dan berkata : “Bagus, yang kamu kerjakan itu bagus, yang terpenting dia terlihat tergerak dan bukannya takut jika dia tidak menurutinya, beberapa saat lagi mungkin aku akan melihatnya langsung.”

Mendengar perkataan Buckland, Catherina dengan terkejut berkata : “Anda akan datang langsung?”

“Benar, orang seperti Leon ini pasti bisa berguna untuk kita.” Buckland berkata dengan nafas yang panjang.

Setelah itu Catherina berpikir dan tersenyum, “Maka aku akan menunggu kedatangan anda.”

“Perhatikan keadaan Scarlett, aku ingin lihat bagaimana perkembangan esperimen kita.”

Buckland memegang telepon genggamnya itu, dengan wajah yang terlihat dingin.

Tidak tahu dari mana seekor kucing hitam melompat, ketika terdengar suara kucing membuat Catherina terkejut.

Dia yang terkejut itu seketika marah dan menutup teleponnya, setelah itu sosoknya menghilang didalam kegelapan.

Disisi lain, Scarlett menghabiskan waktu satu minggunya untuk menghabiskan pekerjaannya.

Meskipun dia tahu kepergiaan dia ini akan menimbulkan masalah tetapi Scarlett tidak peduli.

Karena ini adalah yang dia sukai.

Scarlett yang tidak ada huhungannya dengan ini, tidak perlu setiap harinya melaporkan diri kepada Fu Corp.

Hal yang paling ia senangi adalah Nesya.

Ketiga orang ini yang duduk di taman itu, merasakan angin yang sepoi-sepoi.

Nesya mengedipkan matanya yang besar itu tetapi berada di dalam dekapan Scarlett dan berkata dengan manja : “Mommy, maka kamu bisa terus menemani Nesya sekarang?”

Scarlett mengelus kepalanya sambil tersenyum : “Benar, kamu bisa setiap hari bersama mommy.”

“Wah, bagus sekali itu.” Nesya memanggil dan berlari ke kakinya Theo dengan bahagia memberitahukan hal ini, “Daddy, mommy bisa bermani dengan Nesya sekarang.”

Theo segera memeluknya, dengan mata penuh dengan senyuman melihat ke arah Scarlett, dengan kedua matas yang dalam dia melihat.

Scarlett yang merasakan ini menghindari tatapan itu dan telinganya terasa panas.

Tidak tahu mengapa, dirinya semakin tidak berani melihat ke arah Theo.

Sikapnya itu terlalu hangat, membuat dirinya terlihat canggung.

Theo yang mengetahui jika dia malu itu, tidak ingin menyusahkan dia dan berkata : “Untuk merayakan ini, kita akan makan malam diluar.”

Mendengar perkataan Theo, Scarlett tidak bisa menghilangkan senyuman di wajahnya itu, seperti semua ini tidak perlu dirayakan.

Tetapi dirinya tidak berencana untuk menolak niat baik dari Theo ini sambil menganggukkan kepalanya.

Setelah itu Theo membawa Scarlett dan Nesya untuk menjemput Ace yang akan pulang sekolah.

Setelah itu sekeluarga ini menuju ke rumah makan pribadi.

Ketika berada di perjalanan menuju ke rumah makan tersebut, Nesya memberitahukan kabar baik ini dengan kakaknya dan hal ini membuat Ace merasa sangat bahagia.

Tetapi ketika mengingat dirinya yang tetapi harus bersekolah itu membuat Ace menjadi sedih tetapi tidak memperlihatkan wajah sedihnya.

Beberapa orang tersebut selesai menikmati makan malam ini, dan ketika keluar terlihat hujan disana.

Melihat langit yang gelap ini, sepertinya hujan ini tidak akan berhenti.

Melihat Scarlett yang mengenakan sehelai gaun biasa saja, Theo melepaskan jasnya untuk Scarlett.

Tubuh didalam dirinya itu memanglah rapuh, ditambah lagi dengan hujan yang akan menetes tubuhnya, takutnya virus itu bisa kambuh lagi.

Mendapatkan jas yang hangat dari Theo ini, membuat Scarlett terdiam disana.

Melihat pria ini yang memeluk Nesya lalu membawa Nesya kedalam mobil ini, membuat hatinya Scarlett tidak hanya tergerak.

Ace yang melihat ini tersenyum.

Daddy memang tahu bagaimana caranya menyayangi orang lain.

Scarlett yang merasa sungkan itu tetap saja memegang jasnya Theo dengan erat.

Rasa nyaman ini seperti menyebar ke seluruh hatinya.

Beberapa hari ini selama di kediama Jin, Theo terus saja memikirkan dirinya.

Hal ini membuat Scarlett dapat merasakan kehangatannya, pada saat ini hatinya seperti disiram air hangat terasa begitu hangat.

Scarlett hanya berdiri dengan bengongnya disana, Ace pun merasa kagum dan berkata : “Mommy kebahagiaanmu seperti akan tumpah, jika kita tidak kesana mungkin akan ditahan oleh hujan yang besar.”

Scarlett yang mendengar ini wajahnya memerah, sambil mengandeng tangannya Ace dan berlari kesana.

Setelah beberapao orang itu berada dirumah, Theo segera memintanya untuk mandi.

Pada saat Theo sedang mengeringkan rambutnya Nesya, telepon genggamnya seketika berbunyi.

Kemudian Theo berkata : “Scarlett, tolong ambilkan teleopon genggamku.”

Setelah Scarlett yang melihat, kemudian disana tertulis rumah kemudian segera memberikannya kepada Theo.

Ketika dia menekan tombol video call, wajah ibu Jin tersenyum dari layar ini.

“Theo, kapan kamu akan membawa Scarlett pulang dan juga kesayanganku itu, Devina sekarang sedang mengandung, seharusnya satu keluarga ini harus berkumpul.”

Mendengar ini, Theo dan Scarlett tercenggang.

Belum sempat Theo berkata, Ace telah datang untuk berkata : “Berarti aku akan menjadi kakak lagi?”

Oscar pun tersenyum dan berkata : “Benar, dan sekarang Nesya juga akan menjadi kakak.”

Mendengar namanya yang disebut itu, Nesya segera berkata.

“Aku akan menjadi kakak? Kakaknya siapa?”

Perkataan bocah ini membuat ketiga orang ini tersenyum, setelah itu Theo berkata dengan lembut : “Kakak dari perutnya bibimu.”

Setelah berkata, Devina berjalan kemari dan ibu Jin memegang tangannya.

Sambil melihat ke layar dan Devina menyapa mereka.

Awalnya dirinya tidak ingin memberitahu tentang kehamilan ini kepada keluarganya, tetapi mulutnya Oscar ini tidak bisa di jaga.

Ketika berita itu disebarkan, membuat seluruh Jin Corp menjadi gempar.

Ketika kembali ke kediaman Jin, ayah Jin dan ibu Jin memperlakukan dia seperti emas, hal ini membuat Devina sedikit merasa tidak nyaman.

Ditambah lagi semenjak Oscar sendiri yang akan menjadi daddy ini membuat dia terus saja hadir.

Bahkan tidak mengizinkan dia melakukan apapun, seperti menganggap dirinya seperti sebuah boneka.

Tetapi Devina juga tahu kebaikannya itu, hatinya pun merasa bahagia.

Melihat kebahagiaan di wajahnya Oscar, Theo pun memujinya : “Selamat ya, akhirnya pangeran playboy ini menjadi seorang daddy.”

Dirinya yang tahu jika di puji itu, Oscar segera berkata : “Lumayan lah, aku sudah berusaha untuk membuat seorang putra dikeluarga ini, jika kakak tidak bisa membuat maka biarkan aku yang meneruskan hal ini.”

Hal ini membuat kemarahan bagi ibu Jin.

Kemudian ibu Jin berkata : “Kenapa kakakmu tidak bisa menyelesaikan urusan ini, bukankah masih ada Ace dan Nesya.”

Oscar yang mendapatkan omelan ini merasa sedih, tetapi dirinya hanya asal berbicara saja, ibu malah menganggap serius semua ini.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu