Innocent Kid - Bab 674 Harus Dapat!

Levita Zi keluar dari kantor, wajahnya seketika berubah menjadi sangat suram.

Scarlett Jiang, kenapa dia tidak mati saja?!

Levita Zi menghela nafas, mulai berpikir jahat.

Dia sudah menghilang tiga hari, seharusnya tidak kembali lagi.

Orang yang pernah mati sekali, hilang sekali lagi juga tidak masalah.

Di lorong yang gelap, wajah Levita Zi menjadi sama jahatnya seperti iblis, kelam dan menakutkan.

Benci, cemburu membuat Levita Zi berubah, merasuk dalam-dalam hingga ke tubuhnya.

Ekspresi wajahnya menjadi kejam hingga tidak bisa dideskrpsikan lagi.

Dia melihat Theo Jin yang ada di kantor, di hatinya mulai timbul maksud jahat.

Scarlett Jiang harus mati, bagaimanapun juga harus musnah!

Dan dia harsus mendapatkan lelaki ini, harus...

Tapi Theo Jin tidak tahu apa yang dipikirkan Levita Zi, dia hanya memijat dahinya.

Lett, kapan kau akan kembali....

Dia mendongak, tidak sengaja melihat rak buku di sebelah sofa, buku-buku ini adalah buku kesukaan Scarlett Jiang.

Saat dia datang dari kota Bei, Theo Jin membawa buku-buku ini kesini.

Dibalik-balik sebentar, didalamnya terdapat tanda yang ditinggalkan Scalett Jiang, entah apakah dia masih ada atau tidak.

Setelah menghela nafas berat, Theo Jin meninggalkan kantor.

Disini selalu membuatnya mudah teringat setiap kejadian mereka berdua, dia yang giat bekerja sangat mempesona.

Sesampainya dirumah, kira-kira sudah pukul 2 subuh, rumah terasa sepi, hanya ada suara ulat dan burung saja yang menggema.

Theo Jin masuk diam-diam, ingin segera masuk ke kamar tapi tidak disangka Ibu Jin muncul.

Kebetulan dia terbangun, mendengar suara yang nyaring segera ia memeriksa keadaan.

“Theo?”

Mendengar suara ibunya, The Jin terkejut, lalu barulah dia bersuara.

“Tunggu dulu, ibu buatkan makanan.”

Tanpa menunggu jawaban dari Theo Jin, ibu Jin langsung berbalik menuju dapur.

Tidak sampai 10 menit, makanan rumah yang hangat disajikan.

Mencium bau masakan yang sedap, nafsu makan Theo Jin terpancing.

Hari-hari ini dia terus tenggelam dalam sedihnya, tidak memiliki nafsu makan sedikit pun.

Melihat Theo Jin yang tampak senang ini, Ibu Jin juga ikut senang melihatnya.

Dia mengambilkan sayur untuk Theo Jin, lalu ibu Jin berkata: “Masakan ini adalah makanan kesukaanmu, makanlah yang banyak, semua orang butuh tenaga yang banyak untuk menyelesaikan semua urusannya. “

Mengetahui apa yang dikhawatirkan ibu Jin, Theo Jin menghiburnya: “Ma, tenang saja, aku tidak akan dikalahkan, aku adalah Theo Jin.”

Mendengar itu Ibu Jin tersenyum, ini adalah senyum yang datang dari hatinya.

Dia takut Theo Jina akan kembali menjadi seperti 3 tahun lalu, Theo Jin yang seperti itu sangat membuatnya khawatir.

“Kau membuat mama tenang, Lett adalah bagian dari keluarga Jin. Semangat, nak!”

Sambil bicara,Ibu Jin juga melakukan gerakan yang menyemangati, membuat Theo Jin tidak bisa menahan tawanya, dia juga melakukan gerakan yang dibuat ibu Jin.

Setelah makan, Theo Jin berkata pada ibunya: “Ma, tidurlah, sebentar lagi aku akan ke kamar, tidak udah mengkhawatirkanku.”

Selesai bicara, Ibu Jin juga sedang menguap mengantuk, mengangguk lalu kembali ke kamar.

Sesaat setelah itu, semua makanan telah habis, Theo Jin kembali ke kamar.

Memandang pemandangan di luar jendela, Theo Jin mengepalkan tangannya.

Dewa Kematian tidak bisa mengambil Scarlett Jiang dari sisinya, apalagi keluarga Fu.

Hari kedua, Theo Jin bagun pagi sekali, lalu berbenah dengan rapi.

Melihat Theo Jin yang turun dari lantai atas, ibu Jin tenang melihatnya.

“Ma, ada urusan d perusahaan, aku tidak makan di rumah ya.”

Selesai bicara Theo Jin langsung pergi dengan cepat.

Baru saja Ibu Jin hendak memanggilnya, tapi Theo Jin sudah terlanjur pergi duluan.

Melihat pandangan mata Ibu Jin ada sedikit kekhawatiran, Ayah Jin menghiburnya: “Sudahlah, anak kita sedang sibuk dan sedikit kacau, siang nanti kau antarkan saja makanan untuknya.”

Tapi Ayah Jin malah dibalas dengan pandangan mata yang tidak enak, Ibu Jin membalas dengan nada bicara yang tidak enak: “Aku bilang ya, kalian lelaki itu tidak bersimpati.

Dia bukan anak yang lahir dari perutmu, tentu saja kau tidak kasihan, dia anakku, tidak makan pagi bisa berakibat buruk, kau mengerti apa?”

Selesai bicara, Ibu Jin mendorong mangkuknya dan kembali ke kamar.

Menghadapi emosi yang datang tiba-tiba, ayah Jin pun tidak mengerti harus bagaimana, dia hanya bisa menanggapi dengan: “Ini... kau mau kemana, aku bukannya tidak sayang dengan anak kita...”

Kira-kira agak lama setelah itu, ibu Jin keluar dari kamar, melihat ayah Jin sedang duduk di sofa, tetap saja wajahnya tidak berubah.

Ayah Jin yang ditatap dalam-dalam,barulah ibu Jin masuk ke dapur, mempersiapkan makanan yang akan diantar ke kantor Theo Jin.

Merasakan pandangan ibu Jin yang tidak enak, ayah Jin menunduk.

Segera, dia seakan hendak merayu ibu Jin, sambil tertawa berkata: “Istriku, ada yang bisa ku bantu?”

“Cepat menyingkir, kau tidak membantu pun sudah cukup membantuku.”

Ibu Jin sambil bicara sambil mendrong ayah Jin, tapi ayah Jin masih saja curi kesempatan untuk ada disamping Ibu Jin.

Siapa yang yang membuat istrinya dibiasakan bertahun-tahun menjadi begini.

Mereka berdua sibuk di dapur, tidak lama makanan siap.

Kemudian segera bertolak ke JS Corp.

Saat tiba disana mendengar Theo Jin sedang rapat, mereka berdua menunggu diluar.

Setelah 10 menit berlalu, Theo Jin baru kembali ke kantor, melihat mereka berdua datang ia terkejut.

Lalu mengajak orang tuanya amsuk ke kantor, Theo Jin bertanya sambil sedikit terlihat lelah: “Pa, ma, kenapa kesini?”

Ibu Jin mendengarkan sambil menaruh kotak makanan, bicara sambil khawatir: “Theo, mama lihat kau tidak sarapan, takut kau lupa makan, jadi mama bawakan makanan kesini.”

Sambil memijat peilipis yang dirasa sakit, Theo Jin berkata: “Ma, dibawah ada kantin karyawan, aku bisa makan disana.”

Walaupun dia berkata begitu, tapi tiap kali ia menolak untuk muncul disana.

Bagaimanapun juga bos yang tampan ini akan dikelilingi wanita manapun.

Anak mirip ibunya, ibu yang sangat mengerti anaknya Theo Jin ini mengerti dia akan menolak makan disana, lalu mendesaknya: “Ini semua baru saja dimasak, makanlah selagi panas.”

Selesai bicara, Alex Gu masuk, di tangannya terdapat jadwal harian yang diberikan kepada Theo Jin.

“Tuan CEO, malam ini ada perjamuan,diundang oleh Tuan Florent Fo. Sebelumnya dia mengundang anda ke acara lelang dan anda tidak datang, acara malam ini anda harus pergi.”

Takut Theo Jin tidak setuju, Alex Gu segera menyebutkan alasannya.

Melihat ada kehadiran Ibu Jin dan Ayah Jin, Alex Gu mengangguk memberi hormat.

Dia melihat-lihat jadwalnya, dengan nada suara datar Theo Jin menjawab: “Tidak tertarik.”

Melihatnya menolak, Alex Gu menambahkan: “Tuan CEO, saya sudah memeriksa nyonya akan datang malam ini karena ini acara pebisnis, jadi...”

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu