Innocent Kid - Bab 314 Aku Memang Menginginkan Wanita Ini

Dan di sisi lain.

“Langsung melaju kesana.”

Clarissa mengatakan hal itu sambil melihat lampu merah yang letaknya tidak jauh yang sedang menyala.

“Clarissa, meskipun panik kita juga tetap harus menaati peraturan, tidak bisa mengambil nyawa kita sendiri dijadikan lelucon.”

Nada bicara Marco sangat hangat, berharap dia bisa mendengar perkataannya.

“Sudah terlambat, aku juga sudah tamat.” Dengan suara kecil Clarissa bergumam.

Marco tidak mendengar jelas, “Clarissa, apa yang kamu katakan?”

“Tidak apa-apa.”

Marco mengerutkan alis, bertanya: “Clarissa, apakah terjadi sesuatu dengan kakak sepupu mu?”

Clarissa tidak menjawab, malah tiba-tiba menggenggam tangannya, “Marco, tidak peduli apapun yang terjadi, kamu akan membantu ku, iya kan?”

“ I....... Iya.” Marco sedikit ragu.

Melihat Clarissa seperti ini, dalam hatinya ada sebuah rasa tidak tenang yang tidak bisa diungkapkan.

Dia kembali menggenggam tangannya, dengan suara kecil berkata: “Kamu bisa memberitahu ku apa yang terjadi? Dengan begini baru aku bisa membantu mu.”

“Aku....” Clarissa ragu lagi dan lagi dan tetap saja tidak berkata apa-apa, hanya mengatakan 1 kalimat: “Marco, kamu harus membantu ku.”

Lampu hijau sudah menyala, Marco juga tidak bertanya lebih jauh lagi.

Mobil tiba di bawah gedung rumah sakit bagian rawat inap.

“Clarissa, sudah sampai.”

Marco membalikkan kepala, suaranya belum keluar, Clarissa pun sudah membuka pintu dan turun dari mobil.

Melihat keadaan itu, Marco dengan segera melepas sabuk pengaman, “Clarissa, tunggu aku.”

Clarissa baru saja berjalan masuk ke dalam gedung, pun melihat penjahat itu menahan Scarlett secara paksa sambil berjalan keluar menuju pintu.

Hatinya seketika jatuh ke dalam bagian terdalam.

Tamat lah!

Benar-benar sudah tamat!

“Clarissa.”

Marco berlari ke sisinya, melihat ada sesuatu yang salah dengan ekspresinya, dengan segera melihat mengikuti garis pandangannya.

Matanya tiba-tiba melotot, dengan terkejut berkata: “Bukan kah itu Nona Jiang?”

Clarissa kembali sadar, dengan segera menariknya ke tepi dan bersembunyi.

“Clarissa, kamu ini sedang apa?” Marco bertanya dengan kebingungan.

“Kamu juga tahu aku tidak menyukai Scarlett, jadi.....”

Dia belum selesai mengatakannya, namun percaya Marco akan mengerti.

Marco mengangguk-anggukkan kepala, “Aku sudah mengerti.”

Clarissa tidak ingin melihat Scarlett.

Mereka pun bersembunyi di tempat gelap seperti ini, melihat Scarlett ditahan paksa berjalan keluar, di belakangnya diikuti oleh Theo 1 baris orang.

“Ini apa yang terjadi?” Marco berjalan keluar, menaikkan kepalanya melihat ke luar, ekspresi wajahnya ada sedikit rasa khawatir.

Ketika melihat Theo mereka, Clarissa pun tahu kali ini penjahat itu tidak bisa lari lagi.

Asalkan pria itu tertangkap , pasti akan mengatakan tentang Clarissa juga.

Tiba saatnya, dia, dan juga Keluarga Su tidak akan bisa lari dari akhir buruk perlawanan dari Theo.

Dia 1 orang tidak apa-apa, tapi ayah dan ibu nya tidak bersalah.

Dia tentu saja tidak bisa melibatkan mereka, juga tidak bisa melibatkan Keluarga Su.

‘Sudah lah, jangan terlalu mengurusi masalah orang lain lebih baik.” Marco sendiri berbisik, lalu membalikkan kepala, “Clarissa, ayo kita pergi.”

“Marco, kamu harus membantu ku.”

……

Penjahat itu tidak percaya dengan perkataan Theo, harus dirinya sendiri turun kebawah melihat apakah saudaranya benar-benar sudah datang.

Selama waktu menuju turun kebawah, pisau sudah mengiris leher Scarlett, tapi dia menggigit erat giginya menhana sakit, tidak ingin Theo mereka khawatir.

Awalnya di dalam kamar pasien, tidak ada yang tahu terjadi masalah apa, ini sekali keluar langsung mengundang perhatian orang lain, bahkan kepala rumah sakit juga terkejut.

Setelah keluar dari gedung rumah sakit bagian rawat inap, pun langsung terlihat 3 4 pria berdiri di bawah lampu jalan.

Begitu mereka melihat pria yang menahan paksa Scarlett, dengan suara yang sama menjerit: “Kakak besar.”

Sembari berlari kesini.

Wajah pria itu tersirat ekspresi bahagia, dengan senang melihat mereka, “Kalian semua sudah keluar.”

“Iya. Juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, pihak kepolisian tiba-tiba melepaskan kami.”

“Kakak besar, kamu ini sedang apa?”

Sekali bertanya, beberapa orang pun melihat Scarlett yang ditahan paksa oleh nya.

“Jangan tanya lagi, mobil berhenti disana, kalian duluan naik ke mobil, lalu setelah aku selesai disini, kita pergi bersama.”

Mengatakan hal itu, pria mengeluarkan kunci mobil dari kantongnya dan melemparkannya ke mereka.

“Kakak besar, bisa pergi kah?” Yang lain dengan tidak tenang melihat Theo mereka.

Pria itu menyipitkan mata, berkata dengan dingin: “Asalkan wanita ini ada di tangan ku, maka bisa pergi dari sini.”

Selanjutnya, dia mendesaknya berkata: “Jangan mengulur lagi, cepat naik ke mobil!”

Yang lain juga tidak berani mempunyai keraguan apa-apa lagi, berbalik badan lalu berlari ke arah mobil jip yang berhenti di tepi jalan.

Melihat saudaranya sendiri sudah naik ke atas mobil, pria itu baru membalikkan kepala melihat Theo, “CEO Jin, tunggu hingga aku naik ke mobil, aku akan melepaskan wanita ini. Tapi sekarang kalian siapapun tidak boleh mendekat, jika tidak maka ujung pisau ini juga tidak bermata.”

Theo melihatnya, matanya mendalam, tidak bersuara.

Oscar yang baru terburu-buru datang bertepatan mendengar perkataan pria itu, seketika marah, langsung menjerit: “Siapa yang tahu kamu sungguh akan melepaskan orang atau tidak?”

“Aku melakukan apa yang aku katakan.”

“Aku tidak percaya.” Oscar berpikir , lalu berkata: “Atau aku menggantikan dia?”

Mendengarkan hal itu, Scarlett terkejut, “Oscar, kamu gila ya?”

“Kakak ipar, kamu jangan khawatir, aku seorang pria, mereka tidak akan berani berbuat apa-apa pada ku.”

Pun pada saat ini, Oscar masih berkata dengan tertawa terhadap Scarlett.

Scarlett merasa lucu dan juga jengkel, di depan pisau, masih membedakan pria dan wanita apa.

“Kak, bagaimana menurut mu?” Oscar membalikkan kepala bertanya maksud Theo.

Theo menatapnya dengan dalam, dengan suara yang berat berkata: “Boleh.”

Dia sudah setuju, tapi si penjahat tidak.

“Aku memang menginginkan wanita ini.” Penjahat ini sambil berkata sambil membawa Scarlett mundur kebelakang.

Oscar panik, “Woi, aku ini tuan muda kedua Keluarga Jin, kamu menahan ku bukan kah lebih untung?”

“Dia adalah wanita Theo.”

Baik lah, 1 kalimat membuat Oscar diam tak bisa berkata-kata.

Dia tuan muda kedua ini tidak sebanding nilainya dengan wanita tuan muda besar.

“CEO Jin, kamu orang yang sangat langsung, aku juga bisa memenuhi apa yang aku katakan.”

Langkah mundur pria itu tiba-tiba berubah cepat, komplotannya mengemudi mobil melaju kemari, berhenti di sampingnya.

“Sampai jumpa, CEO Jin!”

Pria itu mendorong Scarlett ke depan, dengan cepat naik ke mobil, komplotannya dengan segera menginjak pedal gas, mobil jip berwarna hitam pun melaju sangat cepat bagaikan anak panah yang ditembakkan.

“Lett.”

Theo berlari kesana.

Scarlett terhuyung beberapa langkah baru berdiri dengan stabil, baru saja berdiri stabil pun langsung dengan tenaga dipeluk ke dalam sebuah pelukan yang tidak asing.

Dia pun melengkungkan bibirnya, air mata perlahan menetes.

Theo memeluknya dengan erat, seperti mau memasukkanya ke dalam tubuh nya sendiri.

Scarlett memejamkan matanya, ujung hidungnya penuh dengan aroma Theo, 4 sisi seperti berubah menjadi tenang, tenang hingga hanya bisa terdengar suara nafas masing-masing.

Tidak apa-apa lagi.

Pun pada momen yang penuh kasih sayang ini, di telinga tiba-tiba terdengar suara terkejut Oscar.

“Kak, kakak ipar, hati-hati!”

Dari belakang diikuti secara dekat oleh suara motor menderu.

Sangat menusuk telinga.

Scarlett masih belum sempat membuka mata melihat apa yang sebenarnya terjadi, tiba-tiba sebuah tenaga yang sangat besar mendorong dia dan Theo kesamping.

Kedua orang itu pada waktu yang bersamaan terhempas dengan berat di atas tanah.

Theo memeluknya, membalikkan badan, menjadi alas, mencegah ia terhempas di atas tanah.

“Ya.”

Ketika terhempas dengan berat di atas tanah, Theo kesakitan hingga bergumam lemas.

“Theo!”

Scarlett dengan segera bangkit, baru saja mau melihat apakah ia terluka atau tidak, tiba-tiba sebuah jeritan terkejut terdengar dari belakang.

“Tuan muda kedua!”

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu