Innocent Kid - Bab 315 1 Meninggal 3 Luka-luka

Hati Scarlett terkejut, merangkak bangkit dari sisi Theo, dengan segera membalikkan kepala, hanya melihat Oscar terjatuh di atas tanah, dibawah badannya terdapat darah yang pelan-pelan mengalir keluar.

“Apa yang terjadi?”

Scarlett membesarkan matanya, matanya penuh dengan panik ketakutan dan tidak berdaya.

“Lett.”

Mendengarkan suara itu, Scarlett membalikkan kepala.

“Papah aku berdiri.” Theo karena baru saja menjadi alas, terhempas di atas tanah yang keras, masih belum pulih.

Scarlett saat ini baru merespon, segera ia memapahnya berdiri.

Theo mengandenginya, dengan ekspresi wajah yang dingin ia berjalan ke sisi Oscar, melihat bekas darah di atas tanah, Scarlett dengan sadar menggenggam erat lengan Theo.

Ini sebenarnya apa yang terjadi?

Oscar pun diantar ke ruang ICU.

Melalui pernyataan Theo, Scarlett baru tahu ternyata tadi penjahat itu mengemudi mobil kemari untuk menabrak mereka.

Oscar lah yang berlari mendorong mereka ke samping.

Namun dirinya sendiri malah tidak sempat untuk menghindar, terserempet mobil, dan kakinya juga tertekan hingga patah.

Saat itu Scarlett sepenuhnya berada dalam kondisi linglung, sama sekali tidak tahu apa yang terjadi, juga tidak tahu takut.

Sekarang setelah mendengarkan semua yang dikatakan Theo, barulah dia sangat ketakutan setelah kejadian itu.

“Penjahatnya?” Scarlett bertanya.

“1 meninggal 3 luka-luka, semua nya di rumah sakit, ada polisi yang melihatnya.”

Saat kejadian berlangsung, mobil melaju sangat cepat, setelah mobil menyerempet Oscar, arahnya miring, penjahat itu ingin membanting stir mobil namun sudah tidak sempat, langsung menabrak tiang lampu jalan yang berada di sisi jalan.

Supir meninggal di tempat, tersisa 3 orang yang mengalami luka berat dan ringan yang berbeda.

Scarlett pun terkesiap, penjahat itu masih ingin mengambil uang dan melarikan diri, malah tidak tahu Theo dan pihak kepolisian dari awal sudah mengutus orang-orang , mereka sama sekali tidak akan bisa lolos dari Kota Jin.

“Yang pria itu lukanya berat tidak?” Yang ditanyakan Scarlett ialah penjahat yang menahannya dengan paksa.

“Tidak berat. Pikirannya sadar.”

“Jadi dia ada menyampaikan sesuatu tidak?” Scarlett dengan cemas bertanya lagi.

Dia ingin tahu apakah sebenarnya Bella ingin mencelakainya.

Mengetahui pikiran Scarlett, Theo pun berkata dengan suara yang dalam: “Ialah Bella .”

Perasaan yang tidak bisa diucapkan memenuhi hatinya, Scarlett tetap saja sedikit kecewa, ekspresi mencibir terlihat pada alisnya, “Masih saja tetap dia.”

Perlahan ia memegang telapak tangannya, ekspresinya sedikit membeku, sebenarnya Bella ingin melakukan berapa banyak kesalahan baru bisa menyerah?

“Bella sudah mengakuinya belum?”

“Masih belum mencarinya untuk saling berhadapan.”

Scarlett diam sejenak, lalu berkata: “Aku ikut kalian pergi.”

Dia harus mendengar dengan telinga sendiri pengakuan Bella akan semua yang ia perbuat.

Theo menganggukkan kepala, “Baik.”

……

Melewati proses operasi selama beberapa jam, akhirnya Oscar didorong keluar dari ruang operasi.

“Oscar!”

Ayah Jin Ibu Jin beserta Theo dan Scarlett pergi menyambut.

“Bius pasien masih belum hilang.” Kata dokter.

“Dokter, putra ku bagaimana? Apakah ada masalah?” Ibu Jin bertanya dengan panik.

“Selain cedera di bagian kaki, ada sedikit pendarahan di bagian paru-paru, bagian lain tidak ada cedera yang besar.”

Ibu Jin masih saja sangat sedih, air mata nya tidak berhenti menetes ke bawah.

Scarlett melihatnya, hati juga merasa sedih dan cemas.

Oscar terluka demi menolong mereka, bagaimanapun juga semua ini terjadi karena Scarlett juga.

Sekali berpikir sampai disini, dia sangat merasa bersalah, dan juga menyalahkan dirinya sendiri.

Sepertinya dari dulu dia hanya bisa membawakan masalah untuk mereka.

Oscar diantar ke kamar pasien, Ayah Jin dan Ibu Jin berjaga di samping kasur.

Scarlett ingin berkata sesuatu, namun melihat Ibu Jin tidak berhenti mengusap air mata, dia pun tidak memiliki keberanian untuk membuka mulut.

‘Kamu jangan menyalahkan dirimu sendiri.” Theo memegang telapak tangannya, dengan suara kecil berkata di samping telinganya

Dia terkejut hingga berbalik kepala melihat Theo, bagaimana dia bisa tahu apa yang dia pikirkan.

“Pikiran mu semua tertulis di wajahmu.”

Seketika Scarlett merasa ingin menangis, dengan segera ia memiringkan kepalanya, menghisap nafas yang dalam, lalu menahan air matanya.

Lalu baru kembali melihatnya, “Ayah ibu mu bisa menyalahkan ku kah?”

“Tidak akan.” Theo memberikan nya senyuman yang menenangkan, “Bagaimana mungkin mereka bisa menyalahkan mu?”

Ayah ibunya dengan tidak mudahnya baru menerimanya, dia sangat takut jika kembali lagi ke perlakuan yang dulu.

“Jangan berpikir sembarangan.” Theo mengelus-elus kepalanya.

Scarlett mengangguk-anggukkan kepala.

……

Dan disisi lain, Clarissa mengetahui penjahat terluka dan tinggal di rumah sakit, namun pada waktu yang bersamaan telah di kontrol oleh pihak kepolisian.

Seluruh badannya bagaikan kehilangan tenaga, jatuh terduduk di atas kursi, ekspresinya tertegun dan bergumam pada diri sendiri, “Tamat lah, benar-benar sudah tamat.”

Marco berjalan masuk, melihat dia seperti ini, langsung berlari kesana, dengan cemas bertanya: “Clarissa, kamu kenapa?”

Mendengar suaranya, Clarissa perlahan mengangkat kepala, “Marco.......”

Air matanya mengalir.

“Kamu sebenarnya kenapa?” Marco seketika panik, sambil terburu-buru membantu nya mengusap air mata, sambil berkata: “Aku sudah pernah berkata, aku pasti akan membantu mu, tidak peduli apapun yang terjadi.”

“Marco!” Clarissa tiba-tiba menggenggam tangannya, dengan cemas berkata: “Bawa aku keluar negeri lah.”

“Keluar negeri?” Marco mengerutkan alis.

“Ya, tidak akan kembali lagi.”

Clarissa mengira asalkan ia meninggalkan Kota Jin, Theo pun tidak akan melawan Keluarga Su .

“Ini......” Marco ragu, bagaimanapun juga bisnis Keluarga Wei ada di dalam negeri.

“Kamu mengatakan tidak peduli apapun yang terjadi tetap akan membantu ku.” Clarissa marah dan menghempaskan tangan Marco, tidak ingin melihat nya.

Melihat hal itu, Marco juga tidak berpikir panjang lagi, menganggukkan kepala, “Baik, aku bawa kamu ke luar negeri.”

Melihat dia setuju, Clarissa langsung tertawa bahagia, membalikkan kepala masuk ke dalam pelukannya, “Marco, kamu sangat baik.”

Wanita ada di pelukannya, Marco tidak berpikir banyak lagi, ada sedikit kelembutan dan kehangatan.

“Asalkan kamu senang.”

Dia tidak menyadari Clarissa yang ada di pelukannya sedang tersenyum bangga.

Tunggu sampai dia bersembunyi di luar negeri untuk menghindari masalah kali ini, dia akan kembali lagi.

Dia tidak akan melepaskan Scarlett seperti ini lagi.

……

Pada waktu yang bersamaan, Bella sedang berbangga hati, ujung bibirnya hampir menggapai daun telinganya.

“Bella, kamu sudah tertawa 1 2 jam, juga sepantasnya berhenti.”

Mira mengambil makan malam berjalan ke mari, melihat dia masih tertawa, tidak tahan untuk menasehatinya.

Bella membalikkan kepala melihatnya, “Ibu, menurutmu orang murahan itu sekarang apakah sedang menangis? Apakah sedang sedih putus asa? Aku hanya terpikirkan dia sakit hingga tidak ingin hidup, hati dan pikiran pun senang, perasaan suram yang terus berada dalam hati ini akhirnya hilang.”

Meletakkan termos tahan panas, Mira mengulas kembali momen saat itu, lalu bergumam dingin dengan sedikit menghina: “Orang murahan itu di mulutnya berkata tidak percaya dengan omongan ku, sebenarnya hatinya dari awal sudah mempercayainya. Jika bukan karena diusir, sungguh ingin melihat dengan kepala sendiri gaya dia yang menderita.”

“Bu, bagaimana jika besok kita bersama-sama pergi melihatnya.” Bella memberi ide.

Dia sungguh ingin melihat dengan mata kepala sendiri gaya Scarlett yang menderita.

Mira mengerutkan alis, “Tapi dijaga oleh pengawal, kita sama sekali tidak bisa masuk.”

Bella mendengus dingin, “Theo melindunginya dengan begitu baik, itu karena dia sudah tahu kenyataan bahwa dia keguguran.”

Yang paling membuatnya tidak rela ialah, Theo begitu menaruh hati pada Scarlett orang murahan itu.

Dan dia ?

Edward beralasan sibuk bekerja, tidak datang melihatnya.

Tunggu sampai badannya pulih, pasti akan mencari perhitungan dengan Edward.

Melihat ekspresi wajahnya terus berubah, ibu paling mengerti putrinya, Mira tahu apa yang sedang ia pikirkan, pun menasehatinya: “Kamu juga jangan berpikir terlalu banyak, aku sudah bertanya pada ayahmu, Edward benar-benar sedang sibuk.”

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu