Innocent Kid - Bab 742 Aku Mendengarkanmu

Alex Gu tertegun sejenak, sangat cepat, merespon apa yang ditanyakan Scarlett Jiang.

Dia tersenyum pahit, berkata dengan suara dalam: “Tidak terlalu baik, tetapi masih bisa bertahan.”

Mendengarnya, mata Scarlett Jiang redup untuk beberapa saat.

Entah bagaimana, hatinya gundah seperti ditimpa oleh batu besar.

Bahkan kilang anggur Fu’s Corp tidak samar untuk menarik garis yang jelas dengan JS Corp untuk keuntungan mereka sendiri, dan mitra yang lainnya seharusnya sama saja.

Alex Gu melihat ekspresi Scarlett Jiang, dan dia juga tidak dapat menahan untuk menghela nafas.

“Sekarang yang jadi masalah adalah CEO, anda bantu untuk membujuk beliau saja.”

“Dia kenapa?” Scarlett Jiang memandang Alex Gu dengan tidak yakin, di dalam matanya menampakkan ekspresi khawatir.

Mata Nesya yang bulat juga ikut berputar.

“Sejak masalah terjadi, CEO sudah lama sekali bekerja dengan keras, bagaimana pun membujuknya dia tidak mau beristirahat, aku takut tubuhnya tidak bisa menanggungnya, sebentar anda bujuk beliau, beliau lumayan mendengarkan anda.”

Scarlett Jiang menganggukkan kepala, alisnya sedikit berkernyit.

Di antara pembicaraan, ketiganya sudah sampai di pintu masuk kantor.

Pintu kantor Theo Jin setengah terbuka, dan melalui celah itu, Scarlett Jiang melihat wajahnya.

Alisnya sedikit mengernyit, seolah sedang mendiskusikan sesuatu dengan yang di sana.

Wajah yang tampan menampakkan kondisi lelah, garis rahangnya menegang.

“CEO.” Alex Gu mengetuk pintu secara simbolis.

Theo Jin mengangkat pandangannya, saling memandang dengan Scarlett Jiang.

Di dalam mata yang sedikit merah, tersebar kelembutan dan terikat dengan dalam satu dengan yang lainnya.

Seolah-olah menemukan pelabuhan, menghilangkan hawa dingin.

“Kamu pertimbangkan sebentar untuk melanjutkan kerja sama atau tidak, hari ini seperti ini dulu saja, saya akan menghubungimu lagi nanti.”

Dia berkata pada orang yang ada di dalam video itu, dan kemudian menghentikan panggilan.

Segera setelahnya, dia memandang Scarlett Jiang dengan perasaan yang dalam, Theo Jin tersenyum dengan lembut, “Sudah datang.”

“Ya.” Scarlett Jiang menganggukkan kepala, dan berjalan masuk ke dalam.

“Daddy!”

Begitu Nesya melihat Theo Jin, kedua matanya langsung bersinar.

Kaki kecilnya diayunkan di udara, mengisyaratkan Scarlett Jiang untuk melepaskannya.

Ketika Scarlett Jiang melepaskannya, dia segera berlari ke arah Theo Jin.

Theo Jin mengangkat sebuah senyuman di sudut mulutnya, membungkuk dan memeluk gadis kecil itu.

Gadis kecil mencium wajahnya, dan bergantung di badan Theo Jin seperti koala.

Tak berapa lama, dia membuat kusut kemejanya.

Dengan nada bicara genit dia berkata dengan manja, “Daddy, Nesya sangat merindukanmu, kamu tidak datang mengunjungi Nesya.”

Kelembutan di hati Theo Jin terpukul, di dalam matanya hanya menyisakan kelembutan.

“Maaf, daddy yang salah.”

Dia mengelus-elus kepala gadis itu dengan manja, dan kemudian bermain sebentar dengan gadis kecil itu.

Scarlett Jiang melihat gadis kecil yang menempel di badan Theo Jin dan bertanya dengan tak berdaya, “Apakah dengan seperti ini kami akan mengganggu pekerjaanmu?”

“Tidak.”

Theo Jin bahkan tidak ragu sama sekali.

Detik berikutnya, mata Scarlett Jiang menatap Theo Jin, dan kemudian berkata dengan berterus-terang: “Dengar-dengar kondisi perusahan di sini tidak terlalu baik.”

Mendengarnya, Theo Jin berhenti, dan melihat Alex Gu yang ada di samping.

Mata Alex Gu dingin.

Alex Gu buru-buru menyingkirkan pandangannya dengan bersalah.

“Aku akan pergi membuat teh.”

Dia buru-buru mencari alasan untuk pergi.

Theo Jin mengalihkan pandangannya kembali ke wajah Scarlett Jiang dan menghiburnya: “Tenang, tidak seserius itu, masalah kecil ini tidak akan menyulitkanku, jangan khawatir.”

Scarlett Jiang melihatnya dengan setengah percaya dan setengah ragu.

Alex Gu yang menguping di luar pintu tidak dapat menahan diri untuk menggeleng-gelengkan kepala.

Karena masalah ini, reputasi perusahaan sudah rusak parah.

Banyak pemasok yang satu persatu datang untuk membatalkan kerja sama.

Bahkan jika Theo Jin sendiri secara pribadi bernegosiasi dengan mereka, masalahnya juga rasanya tidak bisa dikendalikan.

Scarlett Jiang mendengarkan nada tekad Theo Jin, dia juga hanya bisa memilih untuk percaya.

Di dalam kesannya, Theo Jin memang terlalu kuat.

Secara tidak sadar, Scarlett Jiang merasa dia seharusya bisa melakukan segalanya.

Pandangannya menjelajah dan jatuh di meja Theo Jin.

Menyapu ke makanan yang ada di sebelahnya.

Bungkusan yang utuh disisihkannya, bahkan plastiknya pun tidak dibukanya, kelihatannya dia tidak sempat untuk makan.

Scarlett Jiang mengingat perkataan Alex Gu barusan, di dalam hatinya semakin khawatir.

Pandangannya jatuh ke wajah tampan Theo Jin itu, matanya masih merah, tidak tahu sudah berapa lama dia tidak memejamkan mata.

Scarlett Jiang memanyunkan bibirnya, jarinya yang ramping menunjuk ke arah makanan yang ada di sebelah dan bertanya: “Apakah kamu bahkan tidak sarapan?”

Theo Jin sedang membujuk Nesya untuk bermain, mendengarnya dia tertegun sejenak dan segera setelahnya dia berkata dengan biasa saja: “Tidak nafsu makan.”

Mendengarnya, Scarlett Jiang sedikit kesal.

“Tidak nafsu makan juga harus makan, kalau kamu tidak makan, kamu akan kelelahan, apa bisa bekerja dengan baik?”

Nada bicaranya sedikit terburu-buru, Ketika pertama mendengarnya, itu sama seperti sedang menegur.

Gadis kecil yang ada di dalam pelukan Theo Jin terkejut, memandang Scarlett Jiang dengan tak berdaya, dan sedikit kebingungan.

Tetapi mendengarkan kata-kata ini di telinganya, Theo Jin hanya merasakan arus hangat yang mengalir perlahan di dalam hatinya.

Sudut mulutnya menahan senyuman, dia mendongakkan kepala memandang Scarlett Jiang, matanya berbinar.

Sedikit malu dilihat olehnya, Scarlett Jiang baru menyadari nada bicaranya sedikit tidak tepat.

Dia menyentuh lehernya, menjelaskannya hanya membuatnya semakin kentara: “Eh, maksudku, kalau kamu sering seperti itu, perutmu juga bisa tidak baik, kamu harus makan dan beristirahat tepat waktu, iya kan, Nesya.”

Nesya tiba-tiba berteriak, balik bertanya dengan bingung, “Ha? Mommy bilang apa?”

Scarlett Jiang mengangkat dahinya, seketika dia merasa pemandangannya sangat aneh, pipinya ternoda dengan rona merah yang mencurigakan.

“Aku mendengarkanmu.”

Theo Jin tiba-tiba terkekeh, mengulurkan tangan dan mengambil kotak makan yang ada di depannya, dengan cepat dan dengan mudah membuka kantong.

Segera setelahnya dia memisahkan sumpit dan makan dengan perlahan.

Scarlett Jiang tertegun, tidak menyangka Theo Jin bisa bekerja sama seperti ini, makan Ketika disuruh makan.

“Enakkah?” Daddy.”

Mencium aromanya, Nesya menelan air liur, melihat ke arah Theo Jin dengan mendongakkan kepalanya.

Theo Jin tersenyum, “Lumayan, apakah Nesya mau mencicipinya?”

Begitu perkatannya jatuh, Nesya menolehkan kepala dan bertanya pada Scarlett Jiang: “Mommy, bolehkah?”

“Hanya boleh sedikit.” Scarlett Jiang tersadar kembali dan mengiyakan.

“Berikan dia ini saja, jangan terlalu banyak, baru saja dia banyak makan.”

Dia berkata sambil melihat makanan yang ada di dalam kotak makan Theo Jin, menunjuk salah satu diantaranya untuk menyuruh Theo Jin menyuapi gadis kecil itu.

Ketika Alex Gu masuk dan melihat pemandangan ini, dia tersenyum.

Sesuai dugaan, hanya nyonya muda yang dapat membujuk tuan muda.

Dia membujuknya dengan berbagai cara, tidak bisa membuat Theo Jin mendengarnya, Scarlett Jiang berkata sekali dan langsung berguna.

Hatinya sedikit tidak berdaya, dalam waktu yang bersamaan dia juga sangat senang.

Tidak makan lagi, dia benar-benar takut Theo Jin akan kelelahan kapan saja.

“Nyonya muda, minum teh.”

“Terima kasih.” Scarlett Jiang berterima kasih sambil tersenyum ringan.

Selesai makan, beberapa orang kembali mengobrol.

Selama waktu ini, Nesya sudah lelah bermain, meringkuk dalam pelukan Scarlett Jiang dan tertidur.

Ketika Scarlett Jiang kembali sadar, dia menyadari bahwa sudah sore.

Setelah melirik Theo Jin, dia berdiri dan berkata, “Sudah mengganggumu sangat lama, kalau tidak aku bawa Nesya pulang dulu.”

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu