Innocent Kid - Bab 948 Tante Yang Aneh

Keesokan harinya, Scarlett terbangun karena kedua bocah ini.

Karena ingin bermain ke taman bermain, mereka sungguh bahagia dan pagi-pagi buta mereka telah mengetuk pintunya.

“Seharusnya tidak perlu memberitahu mereka dulu.” Theo dengan tidak bisa apa-apa berkata.

Tidak apa-apa jika menganggu dia, tetapi dirinya takut jika Scarlett kekurangan tidur.

Scarlett pun merasa lucu, “Melihat kedua anak yang bahagia ini membuat aku bahagia.”

Setelah berkata dia membuka pintunya.

Setelah pintu terbuka, kedua anak ini langsung menyerang dia.

“Daddy mommy, hari ini kami begitu hebat kami mengosok giginya sendiri dan berganti pakaian!”

Nesya terlihat bersemangat dengan senyuman diwajahnya itu terlihat lebih cerah dari matahari diluar.

“Sungguh hebat.”

Scarlett mengelus kepala kedua anak ini, lalu berkata dengan pelan : “Jika kalian bisa kebawah untuk sarapan, maka akan lebih hebat lagi.”

Mendengar ini, kedua bocahnya segera berlari.

“Pelan-pelan.” Scarlett berkata, sambil mengelengkan kepalanya.

Theo datang untuk menutup pintunya, lalu berjalan kearahnya dan mengendongnya, “Aku ingin seperti dulu, hanya ada kita berdua.”

Scarlett menaikan alisnya, “Apakah kamu ingin menjadi seorang daddy yang tidak bisa memegang kata-kata, apakah ingin membuat anak-anak mengingat hal ini?”

“Tidak.” Theo melepaskannya sambil menghelakan nafasnya, “Maka dari itu hanya bisa dengan terpaksa mengajak mereka keluar.”

Scarlett dengan tidak senang melihat dia, “Jika seperti itu sungguh telah merepotkan kamu.”

Theo melihat kearahnya lalu mengecup bibirnya dan pergi dengan segera.

“Dengan seperti ini tidak akan susah lagi.”

“Kamu...” Scarlett dengan wajah memerah, seketika tidak bisa berkata apapun.

“Mandilah, kita harus berangkat pagi-pagi agar tidak macet.” Theo tersenyum.

“Baik.”

...

Setelah sarapan, keluarga kecil ini menuju ke taman bermain.

“Kakak ipar, aku ingin ikut dengan kalian.”

Sebelum keluar, Devina dengan suara iri melihat dia.

Sekarang dengan perut yang besar ini, dirinya tidak cocok ke tempat-tempat yang ramai, maka dari itu dia sungguh iri kepada Scarlett.

Scarlett memegang tangan dia dan tersenyum : “Setelah kamu mengeluarkan ini, aku akan menemani kamu.”

“Memang kakak ipar yang baik kepadaku.”

Devina merasa terharu dan meletakkan kepalanya di pundak dia, lalu menatap lurus kearah Oscar, “Tidak seperti seseorang yang terus melarang aku ini itu, aku sudah hampir merasa gila disini.”

“Aku kan takut kamu kenapa-napa.” Oscar merasa sedih.

“Benar, memang hanya kamu saja yang pengertian, boleh?”

Scarlett merasa lucu ketika mereka, “Sudahlah Devina, kami berangkat dulu ya.”

“Hati-hati dijalan.”

Setelah mengantar keluarga kecil ini, Devina dan Oscar kembali kekamar.

Devina melihat ke sekeliling, dengan tidak adanya kedua anak ini seketika tempat ini terasa sepi dan sambil merasa bosan juga menghelakan nafasnya dia berkata, “Aku juga ingin keluar.”

Kemudian memutarkan bola matanya dan menatap Oscar dengan wajah yang ceria, “Oscar, kita keluar yuk?”

“Kemana?” Oscar bertanya.

“Taman bermain... pasti kamu tidak mengizinkannya, jika seperti itu ayo kita ketaman.”

Oscar menganggukkan kepalanya, “Boleh, ayo kita ke taman.”

Senyuman diwajah Devina seketika menghilang, “Oscar, kamu sungguh membosankan!”

Setelah mengatakan ini, dia berjalan keatas.

“Membosankan? Kenapa aku membosankan?” Oscar tertegun.

Tetapi Devina tidak menghiraukan dia, kepalanya kembali pergi.

...

Sepanjang perjalanan ke taman bermain, Ace dan Nesya begitu pendiam, mereka dengan manisnya duduk dikursi mobil.

Melihat kedua anaknya yang seperti ini, Scarlett merasa ada yang aneh.

“Kenapa kaliah hari ini begitu pendiam?” Scarlett bertanya dengan penasaran.

Kedua mata Nesya dan Ace saling bertemu lalu Ace menjawab : “Kata daddy, jika didalam mobil kami tidak berisik maka sesampainya di taman bermain dia akan membelikan kami balon yang cantik.”

Jawaban ini terbilang aneh.

Scarlett melihat kearah Theo, “Kamu beneran mengatakan itu?”

“Iya.” Theo menganggukkan kepalanya.

“Kenapa tidak membiarkan mereka berisik?” Sebenarnya dirinya sangat suka ketika kedua bocah ini bermain.

“Karena takut menganggu kamu.”

Scarlett seperti ingin menangis dan tertawa.

Pada intinya, semua ini demi dirinya.

Dengan tidak bisa apa-apa dia berkata, “Aku tidak menganggap mereka itu berisik.”

Theo terdiam.

Sebenarnya dia takut karena ulah anak-anaknya ini, dia harus berusaha lebih keras, harus membujuk mereka dan akan membuat dia merasa lelah dan tidak baik untuk kesehatannya.

Setibanya di taman bermain, masing-masing dari Theo dan Scarlett mengandeng salah satu tangan dari anak-anak.

Keluarga ini sungguh menarik perhatian orang lain.

“Mommy aku ingi naik kincir ria.” Nesya menunjuk kearah kincir ria.

Scarlett, “Baik, ayo kita kesana.”

“Ace, kamu ingin permainan apa?” Scarlett melihat kearah putranya dan bertanya.

Ace melihat semua ini dengan berpikir dengan serius, “Aku ingin memainkan semuanya.”

Scarlett yang mendengar ini mengelengkan kepalanya, “Permainan yang terlalu bahaya tidak boleh kamu naiki.”

Karena dia masih kecil.

Ace merasa kecewa lalu “Oh, baiklah.”

Walaupun hari ini bukan hari libur, tetapi pengunjung di taman bermain ini termasuk banyak.

Theo pada harus mengantri sekitar 10 menit untuk menaiki kincir ria ini.

Setelah menaiki kincir ria, lalu melalui kaca mereka dapat melihat seluruh kota Jin ini.

“Mommy mommy, aku melihat sebuah istana.”Nesya terlihat sangat bersemangat.

Scarlett dengan pelan mengatakan, “Iya, mommy juga melihatnya.”

Dibandingkan dengan Nesya, Ace terlihat lebih pendiam dengan wajah bulatnya tetap terlihat juga jika dia merasa senang.

Seturunnya dari kincir ria, Nesya menarik tangan Scarlett kearah carousel.

Setelah seharian, kedua anak ini bermain cukup banyak permainan, dan pada akhirnya merasa lapar.

Theo mengajak mereka kesebuah tempat makan di taman bermain ini.

Setelah memesan sebuah makanan, Ace dan Nesya bermain dengan para kakak yang mengenakan baju boneka.

Ace sendiri dengan tidak sengaja menabrak seorang kakak dan dia meminta maaf : “Kakak maaf.”

Dia adalah wanita muda yang berpakaian cantik.

Awalanya dia merasa sedikit marah, tetapi ketika melihat Ace dan ketika dia meminta maaf amarah tersebut seketika menghilang.

“Adik kecil lain kali hati-hati oke?” Wanita ini memegang kepalanya Ace dan tersenyum.

Ace menganggukkan kepalanya, “Aku mengerti, lain kali aku akan lebih hati-hati.”

“Kamu sungguh mengemaskan.” Wanita ini menyentuh pipi bulatnya, “Daddymu pasti sangatlah tampan.”

Nesya yang mendengarkan ini, segera menunjuk kearah yang tak jauh dari Theo : “Itu adalah daddyku, dia dan mommyku sama indahnya.”

Wanita itu melihat kearah yang ditunjuknya lalu ketika melihat itu adalah Theo, tatapan matanya berubah.

Dia tersenyum, “Memang cantik dan tampan.”

“Adik kecil kalian bermainlah disini, tante pergi dulu.” Wanita ini mengelus kepalanya dulu kemudian pergi.

Ace yang melihat arah kepergiannya, wajah bulat kecil itu merasa aneh, kenapa dia merasa tante ini terlihat aneh?

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu