Innocent Kid - Bab 441 Menginginkan Anak Lagi

Apakah Theo Jin akan peduli tentang ini, selama Scarlett Jiang yang mengundang, bahkan jika itu adalah warung pinggir jalan, dia juga bisa terus makan tanpa berkedip.

Dibuat senang dengan ekspresinya, Scarlett Jiang berkata dengan tersenyum: “Sudah, tenang saja, aku tidak akan membuatmu lapar. Meskipun aku tidak sekaya kamu, tetapi aku masih bisa mentraktirmu makan.”

Theo Jin menatapnya tanpa berkedip, “Kamu tahu aku tidak bermaksud begitu.”

“Aku tahu, aku hanya menggodamu saja.” Kata Scarlett Jiang tanpa malu.

Dia menyalakan mobil, keduanya mengobrol satu dengan yang lainnya, dan sampai ke tempat tujuan dengan cepat.

Setelah memarkirkan mobil di tempat parkir bawah tanah, Scarlett Jiang membawa Theo Jin langsung ke rooftop.

Tak disangka yang dia pesan adalah restoran Sky Garden yang hampir tidak memiliki tempat kosong.

Pelayan datang, membawa mereka ke tempat mereka, mengantarkan menu makanan.

“Aku sudah mereservasi dua bulan sebelumnya, tempat ini benar-benar sangat sulit untuk direservasi.” Kata Scarlett Jiang dengan emosi.

Meskipun sulit untuk direservasi, tetapi ada juga keuntungannya, melihat ke luar dari tempat duduk mereka, mereka dapat melihat pemandangan malam seluaruh kota.

Selesai memesan makanan, Scarlett Jiang bertanya padanya dengan tidak sabar: “Apa pendapatmu tentang restoran ini?”

Hatinya sedikit gugup.

Theo Jin mengangkat sudut bibirnya, berkata dengan pelan, “Bagus sekali, aku sangat suka.”

Hari ini status keduanya benar-benar tertukar, Theo Jin sangat mau untuk menyesuaikan.

Semua perjalanannya mengikuti ritme Scarlett Jiang, hanya ingin dia senang.

Cahaya lampu memantul di matanya, sinarnya berwarna-warni, tetapi di dalam sorot cahaya itu, hanya ada Scarlett Jiang seorang.

Scarlett Jiang tertegun melihatnya, tidak bisa menahan diri untuk mengulurkan tangan dan menyentuhnya, tangan yang digengam oleh Theo Jin ditempelkan ke pipinya.

Keduanya saling memandang dengan bodoh,keduanya melihat cinta yang dalam dari dalam mata masing-masing.

Pelayan mengantarkan makanan, menyalakan kandil, menuang penuh wine, seketika suasananya menjadi lebih kental.

“Bersulang!”

Scarlett Jiang mengangkat gelas bir, membenturkannya dengan gelas Theo Jin, meneguknya dengan gembira.

Ketika suasananya tampak sangat baik, keduanya hampir habis meminum sebotol wine.

Pipi Scarlett Jiang memanas, pandangannya mulai kabur.

Theo Jin memandang kedua matanya yang berair, matanya gelap, dia berkata dengan lembut: “Kita pulang.”

Scarlett Jiang berlari ke sebelahnya, duduk berdempetan dengannya dan berbisik: “Tidak pulang, Theo, aku akan menunjukkan padamu sesuatu yang bagus.”

Dia berkata dan merogoh sebuah kartu.

Dia sudah memesan kamar di hotel lantai bawah.

Mata Theo Jin menjadi agak gelap, ada suatu kerumunan yang keluar.

Dia memegang Scarlett Jiang untuk bangkit, suaranya sedikit serak, “Jadi, tunggu apa lagi.”

Keduanya datang ke kamar hotel seperti sepasang kekasih yang sedang bernafsu.

Begitu pintu terbuka, Theo Jin tidak lagi dapat menahan, dia menarik Scarlett Jiang ke pelukannya, menekannya di tembok, meletakan tangannya di belakang kepalanya, menendang pintu dengan kakinya.

Dia mengikutinya, membungkuk dan memegang bibir Scarlett Jiang.

Menghisap. Menghirup, nafasnya saling bertukar, aroma wine memenuhi udara.

“Theo, jangan, tidak nyaman……”

Scarlett Jiang pusing dan terengah-engah oleh ciumannya, dia mengulurkan tangan mendorong Theo Jin.

Dia menyerah jarahannya, memeluknya ke samping dan meletakannya di atas tempat tidur.

Scarlett Jiang masih belum merespon, tubuhnya sudah ditekan oleh tubuh yang kuat.

Suhu di dalam kamar semakin meningkat……

Keduanya menghabiskan satu malam di hotel, keesokan paginya baru pulang.

Kali ini, Theo Jin yang mengemudikan mobil, Scarlett Jiang pusing karena mabuk, ditambah dengan tubuhnya yang agak tidak nyaman, semuanya diam.

Sebaliknya, Theo Jin sangat segar, sama seperti seekor singa yang puas.

Scarlett Jiang sudah melihatnya lebih dari satu kali.

“Ah, kenapa dia begitu bodoh, membawa dirinya sendiri ke dalam mulutnya, sekarang sudah tidak apa-apa, melayaninya dengan baik.

“Apakah masih tidak nyaman?” Theo Jin berkata dengan peduli.

Scarlett Jiang berpura-pura baik-baik saja, “Tidak nyaman apanya, jangan sembarang bicara, aku sangat nyaman.”

Theo Jin tersenyum penuh arti, “Kelihatannya aku tidak cukup bekerja keras.”

Mendengarnya, bahkan tulang leher Scarlett Jiang sekalipun memerah, dia memandang Theo Jin dengan tajam, kemudian memalingkan kepala dan tidak melihatnya.

Theo Jin melihat dan menerimanya, tidak lagi mengatakan apa-apa.

Mobil sampai di pintu rumah dengan cepat, Scarlett Jiang memimpin terlebih dahulu turun dari mobil dan tidak menunggu Theo Jin.

Tetapi badan Theo Jin tinggi dan kakinya panjang, dengan cepat dia menyusulnya, berdampingan dengannya masuk ke ruang tamu.

“Kalian pergi ke mana kemarin malam, kenapa baru pulang?” Ibu Jin memandang kedua orang itu, bertanya dengan curiga.

Ace melompat turun dari lantai atas, berkata dengan gembira: “Aku tahu, aku tahu, pasti pergi membuat adik kecil.”

Semua orang di ruang tamu: “……”

Theo Jin bertanya: “Ace, siapa yang mengatakannya padamu?”

Ace mengangkat kepalanya dan berkata dengan bangga: “Paman kecil yang mengatakannya, paman kecil bilang daddy dan mommy akan membuatkanku seorang adik perempuan, mommy, apakah yang aku katakan benar.”

Bocah ini, benar-benar tidak tahu apa artinya membuat anak kecil, tetapi sedikitpun tidak mempengaruhi kata-kata yang dia pelajari dari orang lain.

Scarlett Jiang menangis tanpa air mata, wajahnya terbakar.

Theo Jin memelototi dengan tajam Oscar Jin dengan wajah tak bersalahnya, “Oscar Jin, kamu butuh dipukul lagi ya, cobalah untuk berani mengajarkan yang tidak-tidak lagi.”

Oscar Jin tertawa bodoh, menghindari pandangan kakaknya, dia bergumam pelan: “Ternyata memang benar, aku juga tidak salah mengatakannya, kalau begitu kenapa masih marah karena malu.”

Scarlett Jiang tidak bisa tinggal lagi, dia beralasan untuk mengganti pakaian dan buru-buru naik ke atas.

Ace berusaha untuk mengikuti dengan kakinya yang kecil dan pendek, “Mommy, tunggu aku……”

Ibu Jin berdeham, dan juga memelototi Oscar Jin, “Sudah, kurangi bicaramu, bukannya hari ini kamu mau pergi ke rumah sakit untuk diperiksa kembali, biarkan kakakmu sekalian mengantarkanmu.”

“Baiklah, aku sih terserah.” Kata Oscar Jin

Theo Jin juga tidak mengeluh, dia menganggukkan kepala tanda setuju.

Ketika tangan Scarlett Jiang yang menggandeng tangan Ace itu turun, sarapan sudah siap, roti kukus gandum, pangsit udang, siomay, pangsit kukus, diletakkan memenuhi meja.

Satu keluarga duduk bersama, selesai sarapan dengan bahagia dan harmonis, Theo Jin menyetir mobil, mengantar Oscar Jin ke rumah sakit.

-----------------------

Terima kasih kepada para pembaca atas dukungan yang diberikan kepada author. Author mendoakan supaya para pembaca sehat selalu dan Tuhan selalu memberkati kalian dan keluarga kalian. Jika kalian suka buku ini, jangan lupa ya untuk di share ke teman kalian. Sukses selalu!

Bagi para pembaca yang ingin membaca buku berikutnya, silahkan di baca buku The Prettiest You, ceritanya tak kalah menarik lo :))

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu