Innocent Kid - Bab 817 Aku Tidak Memiliki Obligasi Untuk Bertanggung Jawab Atasnya

Scarlett Jiang membulatkan hatinya dan ketika dirinya ingin membuka mulutnya, Buckland justru mendahuluinya dan berkata: “Jangan menolak lagi, Sofia, aku benar-benar tulus ingin menolongmu.”

Melihat pria itu bersikeras ingin menolongnya, Scarlett Jiang dengan tidak enak hati berkata: “Tuan Buckland, aku benar-benar berterima kasih denganmu……”

Buckland menurunkan bahunya dan berkata dengan santai: “Kalau begitu, kamu terima saja bantuanku ini, aku tidak ingin berhutang denganmu karena sudah menabrakmu, ya?”

Melihat hal itu, Scarlett Jiang tidak memiliki pilihan lain selain berkata iya dan naik ke dalam mobil pria itu.

Ketika duduk di dalam mobil Buckland untuk yang kedua kalinya itu, seluruh perasaan lelah dan gugup yang dirasakan Scarlett Jiang sepanjang malam itu mulai keluar, kelopak matanya mulai terasa berat.

Tetapi dirinya ingat bahwa itu adalah mobil orang dan dia tidak boleh tidur begitu saja.

Scarlett Jiang diam-diam menggenggam tangannya dengan kuat sampai kuku-kukunya menusuk telapak tangannya, dia mencoba mengandalkan perasaan sakit itu untuk membuat dirinya tetap terjaga.

Buckland lalu melirik ke arah betis Scarlett Jiang dan menurunkan suhu AC mobilnya sambil bertanya dengan pelan: “Sofia, apa kakimu masih sakit?”

Scarlett Jiang merasa sangat tersentuh dengan perhatian pria itu, dia kemudian tersenyum dan berkata: “Sudah jauh lebih baik.”

“Baguslah kalau begitu.”

Ucap Buckland sambil tersenyum.

Beberapa menit berkendara di luar, dirinya akhirnya melihat sebuah hotel.

Setelah mobilnya terparkir dengan baik, Buckland membawa Scarlett Jiang masuk ke dalam.

Lampu yang terang…… desain ruangan yang sangat mewah……

Sekali melihat lobi itu, Scarlett Jiang langsung tahu bahwa harga kamar disana pasti mahal.

Dia ingin memanggil Buckland dan memberi tahu pria itu bahwa hotel kecil saja sudah cukup, dia tidak harus mencarikannya kamar di hotel semewah ini……

Seperti tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Scarlett Jiang, Buckland tersenyum dan berkata: “Tidak apa-apa, aku masih mampu untuk membayar kamar disini.”

Setelah itu, dia langsung berjalan ke meja lobi, tidak lama kemudian, dirinya kembali dan memberikan kartu kamar itu kepada Scarlett Jiang sambil berkata dengan serius: “Ingat untuk mengunci pintu kamarmu di malam hari dan jangan sembarangan membuka pintu kamarmu, tetapi kamu seharusnya akan baik-baik saja, keamanan disini cukup baik.”

Scarlett Jiang mengambil kartu kamar itu dan berkata: “Terima kasih, apa kamu bisa memberikanku kontak informasimu?”

Mendengar permintaan Scarlett Jiang itu, Buckland tentu saja senang, dia langsung memberikannya tanpa basa-basi.

Scarlett Jiang menerimanya dengan penuh kesungguhan sambil berkata: “Aku pasti akan mengembalikan uangmu Tuan Buckland.”

Jadi, wanita itu menginginkan kontaknya hanya untuk mengembalikan uang?

……

Hal itu membuat Buckland sedikit terkejut……

Karena semua wanita yang ditemuinya selalu menginginkan sesuatu darinya.

Dirinya benar-benar baru pertama kali bertemu dengan wanita polos seperti Scarlett Jiang itu.

Dirinya refleks mengamati lebih cermat lagi wanita yang berada di hadapannya itu.

Aura dan kepribadian yang berbeda dari wanita pada biasanya, pembawaan diri yang sopan…… dirinya benar-benar ingin tahu asal usul wanita itu.

Meskipun kata-kata wanita itu sedikit……

Tetapi tidaklah buruk kalau seandainya wanita cantik itu bisa menghubungi dirinya.

Sebelum pergi, Buckland kembali mengingatkan Scarlett Jiang: “Jangan lupa, kakimu tidak boleh basah.”

Scarlett Jiang menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

Dan berdiri disana sambil memandangi sosok Buckland itu pergi.

Scarlett Jiang lalu berbalik dan berjalan ke dalam lift, keberuntungannya cukup bagus, pikirnya dalam hati.

Kalau bukan karena bertemu dengan Buckland, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana dirinya hari ini.

Bagian dalam lift yang terang itu memantulkan wajah pucat tetapi cantik milik Scarlett Jiang itu, dia lalu mengerutkan alisnya.

Di tengah-tengah kesunyian itu, wajah Theo Jin tiba-tiba muncul di pikirannya.

Dimana pria itu sekarang?

Apa dia tahu bahwa Buckland membawanya pergi ke Itali? Apa dia akan datang untuk mencarinya?

Scarlett Jiang tidak tahu apa-apa mengenai semua hal itu.

Setelah lift itu tiba di lantai yang ditujunya, dia langsung melangkah keluar, yang paling penting sekarang adalah istirahat dengan baik, dengan begitu barulah dirinya akan memiliki tenaga untuk melakukan hal lainnya.

Setelah tiba di dalam kamarnya, Scarlett Jiang mengunci pintu kamarnya dengan penuh kewaspadaan.

Setelah meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja, barulah dia berbalik dan pergi ke kamar mandi.

……

Buckland menuruni tangga hotel itu dengan cepat dan wajah yang terlihat sangat relaks.

Seorang bawahan dengan setelan jas hitam membukakan pintu untuknya, setelah Buckland masuk ke dalam, barulah dia kembali ke tempat duduknya di balik kemudi itu.

“Tuan kenapa tiba-tiba bisa tertarik dengan seorang wanita yang tidak tuan kenal?“

Bawahan itu tertegun ketika melihat wajah gembira Buckland dari balik kaca mobil itu.

Dia menyaksikan seluruh kejadian malam ini.

Dan merasa semuanya itu bagaikan mimpi, Buckland bukanlah tipe orang yang suka menolong.

Kenyataannya, dia adalah seorang dengan hati yang keras dan bisa menembak kepala orang tanpa mengedipkan matanya lagi.

Jangankan menabrak wanita itu seperti tadi, bagi Buckland, kalau dia menabraknya sampai mati pun, hal itu bukanlah apa-apa.

Hanya dengan satu kata saja, dia bisa membuat dirinya bersih dari segala tuduhan.

Tetapi, atasannya itu tiba-tiba bisa mengantar orang itu ke rumah sakit, membukakannya kamar dan tidak melakukan apa-apa terhadap orang itu?

Benar-benar tidak biasa.

Sedikit pun tidak sama dengan Buckland yang dirinya kenal.

Perlu diketahui bahwa di mata orang-orang, Buckland adalah seorang pria berdarah dingin yang tidak memiliki perasaan sama sekali.

Buckland bersandar di tempat duduknya dengan santai sambil mengingat-ingat wajah cantik Scarlett Jiang itu, lalu senyum di wajahnya itu bertambah lebar.

“Tidak apa-apa, aku hanya sudah lama sekali tidak melihat wajah wanita asia yang secantik itu.”

Ketika Scarlett Jiang terjatuh di depan mobilnya, detik ketika lampu mobilnya menyinari wajah wanita itulah, dirinya seperti dipaparkan dengan wajah cantik sempurna itu dengan cara yang mengejutkan.

Buckland benar-benar dibuat jatuh terpesona.

Karena identitasnya, Buckland sudah bertemu dengan jutaan wanita yang cantik, dia juga bukan tidak pernah bertemu dengan yang lebih cantik dari Scarlett Jiang.

Tetapi Scarlett Jiang memiliki semacam aura khusus yang membuat otang yang melihatnya merasa sangat damai dan tenang.

Melihat wajah gembira Buckland itu, bawahan itu langsung takut dan berkata dengan cepat: “Tuan, jangan sekali-sekali anda mengungkit wanita tadi itu di depan nyonya.”

Kalau seandainya nyonya nya itu melihat ekspresi Buckland yang sekarang itu, sebuah bencana besar sudah pasti akan terjadi.

Mendengar perkataan bawahannya itu, senyum Buckland langsung lenyap.

Dia lalu menjulurkan tangannya dan mengibas-ibaskan celananya sambil berkata dengan acuh: “Maksudmu, aku harus patuh dengannya?”

Bawahan itu langsung merinding dan cepat-cepat menjelaskan: “Bukan, bukan itu maksud saya, hanya saja nyonya sangat mencintai tuan dari dulu, kalau seandainya nyonya tahu, saya takut nyonya tidak akan bisa menerimanya.”

Suara Buckland langsung berubah dingin: “Tidak bisa menerima juga harus menerima, aku tidak ada obligasi untuk bertanggung jawab dengannya!”

Bawahan itu langsung diam, tidak berani melontarkan apapun lagi.

Tetapi, mengingat mereka masih tidak bisa ada masalah dengan pihak nyonyanya itu, dia memberanikan dirinya dan mengingatkan: “Keluarga nyonya sana……”

Buckland tertawa dingin, “Justru karena keluarganya itulah aku masih menahan semuanya sampai sekarang, kalau tidak, apa kamu pikir dia masih bisa bersamaku seperti sekarang ini?”

Sifat dingin itu muncul tanpa ada jejak perasaan sedikitpun.

Bagi Buckland, hanya ada kekuasaan, hal seperti keluarga dan cinta itu tidaklah penting.

Buckland lalu memeramkan matanya, ketika lampu jalan di kedua sisi jalan itu masuk menembus jendela mobil itu dan menyinari wajah dingin pria itu, wajahnya memang tampan, tetapi juga dingin dan menakutkan.

“Dia hanyalah seorang wanita yang aku gunakan untuk mendapatkan kekuasan yang lebih besar saja, cepat atau lambat, aku pasti akan membuangnya, dia tidak memiliki hak untuk mengurusi masalahku!”

Kalimat yang dilontarkan dengan nada suara yang sangat dingin itu membuat bawahan itu tidak berani mengatakan apapun lagi.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu