Innocent Kid - Bab 521 Banyak Kesempatan Untuk Balas Dendam

Melihat pemandangan malam hari dari jendela, tatapan dia sangat dingin.

Akhirnya Levita mengeluarkan ponsel, menghubungi nomor luar negri.

Dengan cepat ada orang yang angkat, orang itu adalah murid yang dia didik.

Tugas untuk menjaga Bella diluar negri.

"Suruh wanita itu angkat telepon."

Orang yang disana menanggapi iya, kemudian terdengar suara langkah kaki.

Tidak lama, suara nyaring Bella terdengar.

"Lepaskan aku, apa yang kalian ingin lakukan!"

Dia duduk di ikat dikursi, eskpresi Bella sangat takut.

"Nona muda kedua Jiang, bagaimana belakangan ini? Sikap kamu masih sangat begitu panas, kelihatannya pelajaran terhadap kamu masih kurang ya."

Suara dingin Levita keluar dari telepon ini, mmebuat Bella takut sampai wajahnya pucat.

Dia menjadi marah, berencana menakuti Levita ini.

"Kamu wanita gila ini, cepat lepaskan aku, jika tidak ayah ibu aku tidak akan membiarkan kamu!"

Levita tertawa, sengaja memberi Bella informasi ini.

"Hehe, kamu masih terlalu polos, ayah kamu demi Scarlett sekarang sudah berbaring di rumah sakit dan belum tahu hidup atau tidak."

"Dan ibu kamu, sudah dalam kondisi bahaya, beberapa hari lagi akan masuk penjara, mereka bagaimana bisa menolong kamu?"

Benar, Bella yang biasanya angkuh ini, kali ini menjadi takut sampai wajah juga pucat.

Hanya menggelengkan kepala berkata: "Tidak mungkin, kamu bohong aku, kamu bohong aku!"

Teriakan semakin keras.

Levita sudah tahu dia akan mengatakan ini, kemudian mengirim foto Mira kena tangkap.

Sekejap, Bella seperti di sambar petir saja, wajah memucat.

Bella menjadi panik, melihat foto yang dikirim Levita, sama sekali tidak percaya.

Didalam foto, Mira menunduk kepala, kedua tangan di borgol, terlihat sangat kasihan.

"Mengapa bisa terjadi ini, ibu aku kenapa bisa ditangkap?"

Melamun sebentar, dia tiba-tiba teriak, orang yang disamping langsung menahan dia.

Levita yang disana hanya diam, dengan tenang melihat dia pelan-pelan putus asa.

Melihat tidak ada orang yang menjawab, Bella terpikir perkataan Levita tadi, dan terpikir satu orang.

"Scarlett, apakah Scarlett yang mencelakai mereka!"

Tatapan dia sudah ditutupi oleh dendam, Bella menyalahkan semua kesalahan pada Scarlett!

Dia dengan sekuat tenaga melawan, lalu berteriak pada orang yang disamping: "A a a, lepaskan aku, aku ingin pulang membunuh dia!"

Levita mendengar ini juga tersenyum.

Bella benar seperti yang dia pikirkan, tidak punya otak.

Hanya perlu dibohong saja, sudah menyalahkan Scarlett.

Dia tiba-tiba mengganti nada bicara, dengan serius berkata pada Bella: "Aku mengerti perasaan kamu, karena aku juga pernah dicelakai orang."

Tapi kamu sekarang panik juga tidak berguna, seperti kemampuan kamu ini, ingin balas dendam masih sangat lemah.

"Kalian lepaskan nona kedua dulu, dia tidak akan lari." Dia memerintah bawahan dia.

Duluan membuat dia sakit kemudian menghiburnya, terhadap Bella yang bodoh ini, adalah cara yang paling baik.

Benar, Bella juga tidak memberontak lagi.

Mendengar Levita berkata seperti ini, kepala merasa masih pusing.

"Menurut kamu aku harus bagaimana, apakah seumur hidup aku ini tidak bisa membalas dendam pada Scarlett, dia bernasib baik, bisa mendapatkan Theo pohon besar ini! Ada perlindungan dia, aku sama sekali tidak bisa mendekati Scarlett?"

Bella merasa sangat kesal.

Mendengar nama Theo, tatapan Levita terlihat kejam.

Dia dengan dingin berkata: "Pohon besar memang bisa melindungi kita dari hujan, tapi dia ada akar, tidak bisa bergerak."

Theo tidak setiap saat ada disamping Scarlett.

Bella mendengar maksud ini, dengan lemah bertanya, "Maksud kamu ini......"

Levita melihat ikan sudah tertangkap, pelan-pelan menarik pancingan.

Didalam kegelapan ini, dia tersenyum jahat, menghadapi ponsel dengan pelan merayunya.

"Maksdunya, ada saja kesempatan untuk balas dendam, namun kamu tidak boleh buat tindakan dulu, kamu harus mendengar perintah aku......"

Sebuah arus didalam malam hari ini mulai pelan-pelan bergerak......

Dalam ruang belajar Keluarga Jin, saat ini sedang berdiri dua orang.

Vaness sedang memberitahu hasil penyelidakan dia pada Theo.

"Tuan muda, aku menemukan keberadaan Sophia, dia waktu itu kabur dari Kota Bei, pergi ketempat Kota A. Segerombolan orang yang mencelakai nyonya, tidak lama juga keluar dia Kota A, orang kita melaporkan bahwa mereka sedang mengejar Sophia."

Tatapan Theo menjadi dingin, tatapannya telrihat sangat dalam.

Vaness terus berkata: "Ditubuh wanita ini, pasti menyimpan rahasia yang ingin ditemukan mereka, jadi terus mengejarnya, orang yang Sophia dekati semua terkena musibah."

"Apakah barang itu berhubungan dengan penelitian di Negara E?" Theo bertanya.

Sebelumnya hasil penelitian Axel, dan ungkapan Sophia sendiri bahwa ada segerombolan orang yang menginginkan hasil penelitiannya.

Vaness mengangguk kepala menjawab: "Kemungkinan besar."

Karena mereka tidak bisa pastikan, orang itu sedang mencari apa, hanya bisa menebak saja.

Ekspresi Theo juga semakin dingin.

Masalah menjadi sangat rumit.

Masalah ini, jika dibilang besar mungkin saja akan terlibat dengan masalah negara.

Melihat reaksi orang itu, barang yang dimiliki Sophia pasti bukan barang biasa.

Tapi yang aneh adalah, jika hanya kabur saja Sophia tidak perlu mendekati Scarlett.

Kurang mendekati beberapa orang, maka dia juga tidak mudah diketahui.

Namun dia malahan mengambil resiko untuk mendekati Scarlett, hal ini sangat dicurigai!

Terlalu banyak misteri yang belum diketahui, membuat Theo merasa tidak bisa tenang, berkata pada Vaness: "Kamu segera pergi ke Kota A, wanita itu adalah bom yang tidak tepat, ingat harus menangkap dia."

Vaness mengangguk kepala menanggapi. "Baik, aku segera berangkat."

Tunggu dia pergi, Theo berdiri didepan jendela, terasa kejam dan dingin bahkan punggungnya juga terasa dingin.

Theo juga memegang bibirnya, berpikir sejenak, perasaan juga tidak bisa tenang.

Selalu merasa, ada hal yang belum dibereskan.

Berpikir begitu, dia mengambil jaket lalu berjalan keluar.

Kebetulan Ibu Jin sedang minum air, jadi bertemu dengan dia yang buru-buru ini, lalu bertanya.

"Theo, malam begini kamu ingin kemana, kenapa tidak menemani Lett?"

Theo menunduk kepala mengganti sepatu, menjawab: "Lett dengan Ace sudah tidur, aku ke rumah kakek dulu, segera pulang."

"Iya? Malam begini apain kamu kerumah kakek?"

"Ada masalah penting ingin bahas padanya, kamu jangan urus lagi, duluan istirahat saja."

Theo tidak menjelaskan banyak, ambil kunci mobil lalu keluar.

Ibu Jin melihat dia pergi juga mengerutkan alis.

Hanya bisa dengan cepat berjalan sampai pintu, berteriak, "Kamu hati-hati dijalan."

Theo melambaikan tangan, menyatakan dia sudah tahu.

Mobil dengan cepat berjalan di jalan raya, dengan cepat menuju ke Kediaman Keluarga Qin.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu