Innocent Kid - Bab 619 Sungguh Tidak Tahu Apa Yang Kamu Pikirkan

Ketika Scarlett Jiang membereskan sumpit dan mangkok, dia melirik ke arah langit di luar, warna senja berubah seperti semakin kuat.

Kemudian dia tiba-tiba teringat akan sebuah hal, menatap Ace dan merengut, “Ace, bagaimana dengan ayahmu, apakah dia mengetahui tentang dirimu yang dirawat di rumah sakit?”

“Tahu, guru sudah menghubunginya, ayah baru saja selesai meeting, dia segera kemari.”

Ace berkata dengan lembut.

Wajahnya tersenyum, selalu tampak optimis, dia sangat memahami kehidupan ayahnya yang sibuk.

Tidak menangis ataupun mengeluh.

“Kalau begitu seharusnya tidak secepat itu dia bisa kemari.”

Scarlett Jiang menunduk, matanya tampak terlarut dalam kekhawatiran yang mendalam.

Ini larut malam, meskipun ada perawat disini, tetapi jika meninggalkan Ace disini sendirian dia juga merasa tidak tenang.

Ace juga bisa menebak dari cara bicara Scarlett, dia berkata kepada Scarlett : “Tidak apa-apa, mama, aku sendirian juga tidak masalah.”

Sebenarnya dia tahu bahwa Scarlett tidak akan meninggalkannya sendirian, dia hanya mengatakan itu sebagai formalitas.

Setelah memikirkan sejenak, Scarlett Jiang mengambil keputusan.

“Aku disini menemanimu, tunggu ayahmu datang baru aku pergi.”

“Benarkah?”

Ace tampak bahagia.

Scarlett Jiang mengelus kepala Ace, berkata dengan lpembut : “Iya, sementara ini tidak pergi, tidak tenang meninggalkan kamu sendirian.”

Mata Ace menjadi merah.

Sejujurnya dia juga paham, sendirian di sebuah kamar rumah sakit itu mengerikan.

Apalagi jika saat sakit, orang menjadi mudah sentimen.

Dia berhenti berpura-pura di depan Scarlett Jiang.

Menggenggam tangan Scarlett, Ace mengusapkan ke wajahnya, dengan manja dia berkata : “Terima kasih ibu, kamu yang terbaik.”

Tatapan Scarlett menjadi sangat lembut.

Duduk di tepi tempat tidur, mengelus kepala Ace, menghiburnya.

Angin malam bertiup, cahaya rembulan masuk dengan bayang-bayang pohon.

Ibu dan anak saling bersandar, pemandangan ini tampak hangat.

Rasa sakit berkurang dan menjadi lebih tenang.

“Ibu, ceritakan padaku sebuah dongeng, dulu kamu selalu melakukan itu.”

Ace memandang Scarlett.

Scarlett sering memberikan dongeng sebelum tidur kepada Nesya, karena ini permintaan Ace, dia menerimanya dengan mudah.

“Baiklah, coba aku pikir dulu dongeng apa yang bagus untukmu.”

Suaranya yang lembut mengalir di tengah keheningan malam, diiringi dengan hembusan angin, sangat menyentuh.

Beberapa saat kemudian, Scarlett tersenyum, dia menceritakan dongeng yang pernah dilihatnya di sebuah buku.

“Cerita tentang raja kecil ya, pada jaman dahulu, hiduplah seorang raja di sebuah planet, disana terdapat dua gunung api dan satu bunga mawar yang sangat disukainya.”

Kemudian, dia dan mawar itu bertengkar, raja sangat marah dan dia meninggalkan planet itu.

Suaranya sangat lembut, seperti sebuah lagu yang memanjakan telinga.

Ace begitu mendengarnya seketika itu juga terbawa suasana.

Dongeng sepanjang dua puluh ribu huruf itu pun diceritakan oleh Scarlett, memakan waktu yang tidak sebentar.

Tidak terasa, waktu bergulir sangat jauh.

Setelah tersadar, dia mendapati bahwa lampu-lampu di setiap rumah sudah ikut terdiam.

Bayangan pohon dan suara serangga semakin samar.

“Baiklah, ceritanya sudah selesai, waktunya tidur.”

Scarlett menarik selimut ke atas, dengan hati-hati dia menutupkan ke atas tubuh Ace.

Ace masih berada di dalam cerita raja kecil tersebut, dia sangat sedih.

Dia melihat ke arah Scarlett dan tampak sedih , matanya tampak berharap dan bertanya : “Ibu, apakah raja kecil sungguh mati, apakah dia masih bisa pulang? Bunga mawar akan menunggunya kan.”

Melihat dia sangat serius, Scarlett Jiang merasa tersentuh hatinya.

Dia tidak tega memberitahu Ace, raja kecil mungkin saja sungguh mati.

Mawarnya tidak menunggu dia pulang, tetapi layu……

Bagaimanapun juga tidak semua penantian membuahkan hasil.

Tetapi menurut anak, mereka menganggap semua itu indah.

Scarlett Jiang memberitahu Ace akhir yang diharapkan.

“Tenang saja, raja kecil pasti akan kembali, dia akan kembali ke planetnya, dia akan hidup bahagia bersama bunganya.”

“Begitu baru bagus.”

Setelah mendengar itu, Ace seketika menjadi tersenyum, tidak mencurigai perkataan Scarlett.

Dia melihat Scarlett, dan mengucap satu kalimat, “Sama seperti ibu.”

Raja kecil kembali ke planetnya, kalau ibunya juga kembali kepadanya dan ayahnya.

Ace berpikir seperti itu.

Tidak mendengar jelas perkataan Ace, Scarlett pun bertanya, “Kamu berkata apa?”

“Bukan apa-apa, aku mau tidur, ibu, selamat malam.”

Ace memberikan senyuman manis kepada Scarlett, dengan cepat masuk ke dalam selimut.

Scarlett menepuk-nepuk punggung Ace, supaya dia tertidur.

Suara nafas terdengar, Scarlett Jiang menatap Ace dengan penuh kasih sayang.

Tetapi di keluarga Fu, tidak terlalu harmonis.

Leon Fu pulang larut malam tidak melihat sosok Scarlett.

Setelah bertanya Ibu Fu, dia tahu bahwa Scarlett hari ini mungkin tidak pulang, dia pun mengerutkan dahinya.

Setelah ragu beberapa saat, dia menelpon Scarlett.

Takut membuat Ace bangun, Scarlett mengambil ponselnya dan diam-diam keluar ke lorong, barulah dia mengangkat telpon.

“Ada urusan?”

Karena hubungan dua orang ini canggung, Scarlett merasa ragu sejenak, kemudian menyentuh leher.

Kakinya sedikit berjinjit.

Leon Fu bertanya dengan ragu, “Apa kamu di perusahan? Kenapa tidak pulang?”

Scarlett tercengang sesaat, melihat ke dalam ruangan Ace, terlihat tertidur pulas.

Dia pun menjawab : “Tidak, aku di rumah sakit.”

“Rumah sakit? Apa yang terjadi denganmu? Parah? Rumah sakit mana, aku pergi.”

Leon Fu begitu mendengar Scarlett di rumah sakit, dia terkaget, dan bbebrtanya dengan gugup.

Dan dengan terburu-buru dia mengambil jaketnya hendak pergi keluar.

Begitu mendengar suara gerakan terburu-buru, Scarlett Jiang segera menjelaskan : “Bukan aku, tapi Ace, di terjatuh dari lantai atas. Ayahnya tidak ada, maka dari itu aku menjaganya semalam.”

Setelah selesai berbicara, suasana menjadi hening sebentar.

Langkah Leon Fu terhenti, wajahnya tampak pucat.

Ekspresinya yang muram, tidak dapat menahan tangannya.

Ingin menahan amarahnya, tetapi memikirkan Scarlett sedang mengurus anak orang lain, dia semakin tidak tahan.

Dengan nada sarkastik dia berkata : “Anak dan bapak itu lagi, Scarlett, kamu bukanlah ibu kandung dari anak itu, kenapa tiap saat menjaganya?

Demi menjaga anak itu, kamu meninggalkan Nesya di rumah, dia masih sangat kecil, kamu sebagai ibunya, tidakkah khawatir sedikit saja? Sungguh tidak paham dengan cara pikirmu, anak sendiri tidak kamu pedulikan, tetapi malah mengurus urusan orang lain.

Kalimat ini sebenarnya sudah ada di dalam hati Leon Fu sejak lama, saat ini situasi tepat untuk mengungkapkannya kepada Scarlett.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu