Innocent Kid - Bab 485 Jika Keluar Aku Akan Menghabisimu

Theo yang mendengar ejekan dari adiknya ini membuat dia memutarkan bola matanya itu.

“Tidak perlu seperti itu, takutnya kamu juga seperti itu dikemudian hari.”

“Bagaimana mungkin!” Oscar yang mendengar ini langsung membantahnya.

Sambil menepuk dadanya sendiri, dengan gayanya yang kokoh dia berkata : “Aku percaya hal itu, tidak akan membuat kamu menangkap basah hal itu! Pasti Devina yang akan menjaga aku nanti!”

Tidak menjaga orang lain hal ini bukanlah sikapnya dia.

“He.” Theo tersenyum.

“Kenapa, kamu tidak percaya? Mari kita taruhan?”

Oscar merasa dirinya yang dicurigai ini membuat dia merasa marah, dan ingin memperjelas hal ini.

“Bodoh.” Theo mengeluarkan perkataan ini dari bibirnya, dirinya sungguh malas dengan permainan seperti ini.

Tubuh yang panjang ini berjalan keruangan bukunya, lalu menutup pintunya.

Oscar yang berada diluar ini terus memanggil...

Keesokkan harinya, pagi-pagi sekali Theo telah berangkat kekantor.

Baru saja dia duduk dikursinya, Alex telah ikut masuk sambil membawa sebuah berkas ditangannya.

Sambil memperbaiki dasinya, dengan kedua tangan dia membuatnya, terlihat dengan serius.

Alex terlebih dulu melaporkan beberapa laporan didalam negeri.

Mendengar semua ini, Theo sedikit berpikir lalu memberikan beberapa pertanyaan untuk diselesaikan oleh Alex.

Setelah membahas semua ini, Alex tak kunjung pergi, dia sedikit mengerutkan kepalanya dan bertanya : “Apakah masih ada yang lain?”

“Begini direktur, Alvaro sedang mengalami masalah diluar, lalu permasalahan didalam negeri juga mengalami sebuah keadaan. Beberapa tahun ini, ketika mereka beranjak untuk keatas, mereka mendapatkan beberapa musuh, dan permasalahan ini membuat mereka menjadi melemah. Beberapa Corp’s besar ingin sekali menelan mereka, jika menurut anda perlukah kita melakukan sesuatu?”

Alex melaporkan hal ini kepada Theo.

Setelah melihat berkas ini, tatapan mata Theo berubah menjadi penuh kebencian.

Tangan kurusnya itu seketika mengeras, lalu terdengar suara ketukan yang pelan dari meja.

Setelah itu berkata : “Tentu saja harus melakukan sesuatu.”

Beberapa waktu yang dulu, Drake telah membuat beberapa kesusahan untuknya.

Melemah didepan lawan itu bukanlah tipenya Theo.

Dia percaya jika semua ini dibalikkan, dan jika yang mengalami kesusahan adalah dirinya, Drake pasti tidak akan melepaskannya.

Bagi lawan seperti ini sebaiknya tidak perlu memberikan mereka kesempatan, dan habiskan dalam satu hentakan!

Dengan mata yang kecil Theo menaikkan kepalanya dan berkata dengan dingin : “Mungkin aku harus keluar negeri untuk sementara ini, kamu urus kembali jadwalku itu.”

“Baik direktur, aku akan segera mengurusnya.”

Alex menganggukkan kepalanya dan pergi.

Tidak tahu mengapa, perasaannya ikut berdetak, dia seperti merasa darah ini mengalir dengan panas.

Langkah membalas dendam ini terlihat sangat cocok dengan direkturnya ini.

Ketika malam hari kembali, Theo harus memberitahu kepergiannya kepada Scarlett.

Awalnya dirinya merasa khawatir jika dia akan marah, dan akan menjelaskan hal ini dengan detail.

Tapi siapa sangka ketika Scarlett mendengar ini, wajahnya tidak berubah dengan baik.

“Kapan kamu akan pergi, aku akan mempersiapkan pakaianmu.”

Setelah terdiam sejenak, Scarlett segera mengambil kopernya.

Pada saat ini dia telah berdiri, lalu mengambil koper itu dipojokan sana.

“Kamu akan pergi berapa hari? Apakah cukup 5 pasang baju, kamu harus membawa handuk, kamu tidak memerlukan barang dihotel...”

Bibirnya yang berkata itu, menuju kelemari dan ingin mengambil pakaian.

Theo yang melihat bayangannya yang sibuk itu, perpisahan ini membuat dia mengerti sesuatu.

Mengambil tangannya Scarlett dan membawanya kedalam dekapannya.

“Kenapa?” Scarlett melihat dan dengan pelan memegang wajahnya.

Theo membiarkan kepalanya berada dilehernya, lalu memeluk dia dengan erat.

“Ketika aku pergi siapa yang akan menjaga kamu?” Dengan sedih dia berkata.

Scarlett kehilangan senyumannya.

“Bukankah masih ada ibunya kitadan juga banyak pelayan dirumah, diriku ini bukanlah anak kecil bisa menjaga diri dengan baik.”

“Bagaimana jika bayi ini menjadi nakal lalu membuat kamu kesakitan?” Theo merasa tidak tenang.

“Tidak mungkin, bayi ini sangatlah penurut.” Scarlett tersenyum.

Lalu Theo melihat perutnya Scarlett sambil mengeluarkan telunjuknya kemudian berkata.

“Bocah kecil jika kamu berani menyakiti istriku, maka aku akan menghabiskanmu ketika kamu keluar!”

Melihat Theo yang seperti ini, Scarlett seperti ingin menangis dan tersenyum.

Setelah itu Theo memegang wajahnya Scarlett dan memberikan beberapa peringatan.

Scarlett tahu, perlakuan Theo yang seperti ini karena tidak rela meninggalkan mereka.

Merasa terharu dan memeluknya kemudian memberikan sebuah kecupan untuknya.

“Sudahlah, cuman pergi beberapa hari saja, tidak perlu sekhawatir itu aku dan bayi ini pasti akan merindukanmu, dirmu juga harus berhati-hati diluar.”

Tetapi Theo tetap merasa tidak tenang lalu berkata : “Aku akan meminta Levita menjaga kamu, jika ada sesuatu yang terjadi lebih baik jika ada yang seorang penjaga.”

Scarlett yang mendengar ini terdiam sejenak lalu menganggukkan kepalanya.

Walaupun Levita membuat dia merasa tidak nyaman, tetapi agar Theo bisa dengan tenang untuk keluar negeri, maka itu dia menurutinya.

Waktu perpisahan semakin dekat, setelah Theo pergi selama beberapa ini Scarlett merasa tidak terbiasa.

Melihat ruangan ini, terkadang sedikit merasa dingin seperti kehilangan sesuatu.

Untung saja ibu Jin sering datang untuk menemani dia berbicara, dengan seperti ini dia merasa semua ini terasa lebig ringan.

Dan juga dia merasa terlalu bahaya untuk sering keluar maka dari itu dirinya mengurangi waktu keluarnya.

Setiap hari bersama Ace lalu mendengar musik, hidup ini terlewati dengan lembab.

Hari ini, ibu Jin dan Scarlett berada diruang tamu, pengurus rumah membawakan minuman sarang burung.

Scarlett yang tidak berkata apa-apa ini segera menghabiskan minuman ini.

Karena dirinya tahu, jika Ibu Jin telah meminta mereka membuatnya.

“Sudah merepotkanmu.”

Kemudian memberikan gelas ini kepada pengurus rumah, lalu memberikan sepasang tatapan terimakasih kepada ibu Jin.

Melihat ini membuat ibu Jin merasa senang.

Ketika mengandung, terlalu banyak pantangan makanan yang tidak dizinkan.

Tetapi Scarlett tidak berkata apapun, apapun minuman yang dibawakan oleh pengurus rumah tetap ia habiskan.

Hal ini membuat ibu Jin semakin sayang kepada Scarlett.

Seketika tatapannya itu terhenti diperutnya Scarlett, dengan penasan dia berkata.

“Bayi ini sungguh kalem, tidak begitu menganggu kamu, tidak tahu apakah seorang pria atau wanita.”

Scarlett yang mendengar ini, segera memegang perutnya tatapan matanya penuh dengan kegembiraan.

Sebenarnya dirinya juga ingin mengetahui, apakah seorang bayi laki-laki atau perempuan.

“Sebenarnya anak laki-laki atau perempuan sama saja, tetapi rumah kita ini telah memiliki Ace, mungkin jika ditambah seorang bayi perempuan akan terasa baik.”

Oscar yang baru saja bermani dengan Ace diluar, om dan ponakannya ini terasa haus dan secara kebetulan mendengar pembicaraan ini kemudian berkata.

Ibu Jin yang mendengar ini merasa sangat bahagia, kemudian dia memeluk Ace dan berkata.

“Bagus jika seorang puteri, Ace bakal mempunyai seorang adik perempuan, senang tidak.”

“Bahagia, ingin mempunyai seorang adik perempuan, adik perempuan.”

Mata Ace yang berbinar ini, dengan semangat dia bertepuk tangan dengan tangan yang kecil ini.

Semua orang yang melihat ini, ikut tersenyum.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu