Innocent Kid - Bab 305 Ia Keguguran

Sebuah Land Rover hitam melaju cepat di jalan raya, bahkan sampai menerobos beberapa lampu merah. Polisi lalu lintas mengejarnya di belakang.

“Mobil yang di depan, cepat berhenti di pinggir jalan!”

Terdengar suara-suara seruan polisi yang tak henti-henti dari luar, namun Oscar Jin tidak menggubrisnya.

Raut wajahnya penuh kecemasan, ia memandang jalan di depannya.

“Sialan!”

Ia merenggut lepas earphone bluetooth-nya, lalu melemparnya ke kursi samping supir.

Telepon kakaknya tidak diangkat-angkat, bahkan Alex Gu juga tidak mengangkat telepon.

Mereka sebenarnya sesibuk apa?

Tangannya menggenggam erat-erat setir mobil, raut wajahnya semakin tidak enak dilihat.

Cih!

Mobilnya berhenti di depan pintu masuk rumah sakit. Oscar Jin membuka pintu mobil dan segera turun, buru-buru berjalan masuk ke rumah sakit.

Mobil polisi yang mengikuti di belakangnya juga ikut berhenti. Dari dalam mobil, turun dua orang polisi lalu lintas, mereka berlari menghentikan Oscar.

“Tuan...”

Baru saja mereka membuka mulut, Oscar Jin sudah menyela, “Saya ada urusan yang sangat mendesak, tidak ada waktu untuk berbicara dengan kalian. Ini kartu nama saya, nanti hubungi saja.”

Ia mengambil secarik kartu nama dari kantung bajunya, lalu menjejalkan kartu nama itu ke dalam tangan seorang polisi. Lalu ia melewati mereka dan berjalan pergi.

Kedua polisi itu melihat sekilas kartu nama tersebut, lalu saling bertatapan sejenak. Kemudian mereka mengejar Oscar lagi.

“Tuan!”

Oscar Jin akhirnya berhenti sekali lagi. Ia menoleh, menumpahkan kekesalannya dan berseru, “Kakak iparku sedang meregang nyawa, tidak bisakah kalian memahami sedikit?!”

Kedua polisi tersebut langsung terdiam.

Oscar Jin tidak menghiraukan mereka lagi, ia langsung berlari masuk ke dalam rumah sakit.

Diarahkan oleh suster, Oscar Jin sampai ke depan pintu ruang operasi.

“Ia jatuh dari tangga, kepalanya terbentur dinding, sehingga kehilangan kesadaran.”

Suster melaporkan keadaan Scarlett pada Oscar Jin. Setelah ia mendengarnya, alisnya mengernyit dalam, “Lalu, apakah parah?”

“Gegar otak, namun tidak terlalu parah. Sekarang yang menjadi masalah adalah, kita tidak dapat menyelamatkan bayi dalam perut pasien.”

Awalnya mendengar kondisi Scarlett tidak terlalu parah, Oscar Jin sudah menghela napas lega. Namun kalimat yang dikatakan suster itu selanjutnya, membuat jantungnya seakan naik ke tenggorokannya.

“Tunggu, kau... Kau sedang berkata, bahwa kakak iparku hamil.”

“Ya, seharusnya baru saja sebulan lebih. Dokter sedang melakukan operasi untuk membersihkannya.”

Bagaimana bisa seperti ini?

Oscar Jin terkaget-kaget, tidak sanggup memercayai hal ini. Dalam sekejap, ia tidak tahu bagaimana harus memberitahukan kakaknya tentang hal ini.

......

Tengah malam.

Theo Jin terbangun karena mimpi buruk, dan tidak bisa jatuh tertidur lagi.

Anehnya, hatinya terus terasa gelisah.

Entah karena mimpi buruk tersebut, atau memang terjadi sesuatu.

Sekarang di negara asalnya, sedang siang hari.

Theo Jin berpikir sejenak, lalu ia mengambil ponsel dan menelepon Scarlett Jiang.

Sisi lain telepon tersambung dengan cepat.

“Kak, kenapa aku tidak bisa menelepon ponselmu?”

Suara yang tidak ia duga muncul dari seberang. Theo Jin mengernyitkan dahi, “Mana Scarlett?”

“Kakak ipar kecelakaan. Aku sudah terus menerus meneleponmu, tapi tidak tersambung.”

Begitu mendengar Scarlett Jiang mengalami kecelakaan, raut wajah Theo Jin langsung berubah. Tanpa menggubris apapun yang adiknya katakan setelahnya, ia buru-buru bertanya, “Kecelakaan bagaimana?”

Oscar Jin menceritakan keadaan sekarang pada Theo. Setelah selesai mendengar, air muka Theo Jin berubah jadi sangat tidak enak dilihat, seakan-akan ia habis menelan racun.

“Oscar, tolong bantu aku jaga Scarlett baik-baik, aku akan pulang secepat mungkin.”

“Baik.”

Setelah mengakhiri panggilan, Theo Jin langsung keluar dari kamarnya dan mengetuk pintu kamar di sebelahnya.

Beberapa saat kemudian, pintu itu terbuka. Begitu Alex Gu melihat bahwa Theo Jin yang mengetuk, ia langsung tersadar, “CEO.”

“Pesankan tiket pesawat paling cepat untuk kembali ke negara kita,” ucap Theo Jin.

Alex Gu terheran-heran, “Bukannya urusan di sini belum selesai? Kenapa sudah mau pulang?”

“Scarlett kecelakaan.”

Mendengar perkataan Theo, raut wajah Alex Gu berubah dingin, “Baik, akan langsung saya pesankan.”

Theo Jin kembali ke kamarnya dan membereskan koper, lalu ia duduk menunggu Alex Gu.

Setelah lewat sepuluh menit, Alex Gu buru-buru berjalan masuk.

“CEO, penerbangan paling pagi adalah jam enam pagi, sudah saya pesankan.” Alex Gu menengok jam tangannya, lalu lanjut berbicara, “Kita sekarang berangkat ke bandara, akan tepat waktu untuk check-in.”

Theo Jin bangkit berdiri, “Ayo jalan.”

......

“Dengar-dengar wanita itu keguguran.”

Bella Jiang bersembunyi di kamar mandi, menelepon Clarissa Su.

“Ia hamil?” Clarissa Su sedikit terkejut.

“Benar. Ini namanya karma!” Bella Jiang mengatakan dengan penuh kebencian.

Wanita murahan itu sudah membuat anaknya meninggal, sekarang anak wanita itu sendiri juga sudah tiada, benar-benar balasan yang setimpal.

“Lalu sekarang bagaimana keadaannya?” Clarissa Su bertanya.

“Ia sudah masuk kamar rawat inap, orangnya sendiri belum sadar.”

Berbicara sampai sana, mata Bella Jiang berkilat kejam, “Menurutmu, kenapa ia tidak langsung jatuh dan mati saja, ya?”

Clarissa Su tertawa dengan dingin di sisi lain telepon, “Wanita murahan memang sulit mati.”

Waktu itu Scarlett juga pernah terjatuh dari lereng gunung dan hanya luka-luka, orangnya tidak apa-apa.

Ia benar-benar tahan banting.

“Sekarang kita bagaimana?” Bella Jiang bertanya.

“Hapus dulu riwayat percakapan kita, untuk sementara jangan hubungi aku. Kalau orang keluarga Jin datang mencarimu, bilang saja kau tidak tahu apa-apa.”

Sebenarnya ini tidak perlu Clarissa Su beritahu, ia pun tahu harus lakukan.

Ia memutuskan panggilan, lalu duduk sebentar di atas kloset, baru bangkit dan keluar.

“Bella, kenapa kau lama sekali dalam toilet?”

Mira Shen melihat Bella sudah keluar, tidak bisa menahan diri untuk bertanya dengan alis berkerut.

Bella Jiang berjalan melewatinya dan duduk di samping tempat tidur. Ia memandang Mira Shen dan bertanya, “Ma, bagaimana keadaan wanita murahan itu?”

“Bisa bagaimana lagi, anaknya sudah mati, ia masih koma.”

Bicara sampai sana, Mira Shen tidak bisa menahan tawa, “Bella, bukankah Tuhan tidak pernah tertidur, sekarang sudah menggantikan kita memberinya pelajaran.”

Bella Jiang bicara dengan dingin, “Ini adalah karma.”

“Benar, ini karmanya.” Mira Shen mengulang kalimatnya.

Begitu memikirkan wanita murahan yang sedang kena sial itu, hati Mira Shen terasa jauh lebih lega. Kekesalannya beberapa hari ini seperti sudah terbayar lunas.

......

Setelah dioperasi, Scarlett Jiang dirujuk ke kamar rawat inap.

Wajahnya begitu pucat, tidak ada warna darah sedikitpun pada bibirnya. Kalau bukan karena monitor menunjukkan detak jantung dan tekanan darahnya, orang yang melihatnya bisa mengira ia sudah tidak lagi hidup.

Oscar Jin berdiri di samping ranjang Scarlett. Wajah tampannya kelihatan begitu gelap, bagaikan sudah mau mengeluarkan tinta.

Orang yang menjadi saksi bahwa Scarlett jatuh dari tangga mengatakan, ia mendengar ada suara seorang pria. Namun ketika mereka mengejar sumber suara itu, mereka tidak menemukan satu orangpun.

Bisa dibilang semua ini bukan kecelakaan belaka, namun ada orang yang ingin dengan sengaja mencelakai kakak iparnya.

Begitu mendengar berita ini, ia langsung menyuruh orang memeriksa riwayat kamera pengawas rumah sakit, namun sayangnya, kamera pengawas sudah diutak-atik orang, sehingga selain rekaman sang kakak ipar masuk gedung rumah sakit, sama sekali tidak terlihat sosoknya di rekaman lain.

Ini justru membuktikan bahwa apa yang ia pikirkan memang benar adanya.

Ada orang yang sengaja mencelakai kakak iparnya!

Namun siapa orang itu sebenarnya?

“Tuan Muda kedua.” Seorang pria berjalan masuk ruangan, lalu menghampiri ke samping Oscar Jin. Ia dengan suara pelan membisikkan beberapa kalimat pada Oscar Jin.

Oscar Jin menoleh ke arahnya, “Bella Jiang juga dirawat di rumah sakit ini?”

“Ya.” Pria itu mengangguk.

Oscar Jin memicingkan matanya, matanya tampak dalam. Ia awalnya masih bingung, untuk apa kakak iparnya datang ke rumah sakit ini. Kalau begini, pasti ada hubungannya dengan Bella Jiang.

“Ia di mana?”

“Di kamar rawat inap di lantai bawah.”

Oscar Jin menatap sejenak Scarlett Jiang yang memakai masker oksigen. Alisnya berkerut. Ia berbalik membuat kesepakatan dengan pria itu, “Kau tetap di sini, kalau ada apa-apa langsung beritahu saya.”

“Baik.” Pria itu menundukkan kepalanya dengan hormat.

Oscar Jin membalikkan badan, meninggalkan ruangan dengan langkah-langkah besar.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu