Innocent Kid - Bab 822 Aku Suaminya

Catherina mengendus dalam hatinya, ia benar-benar tidak dapat tahan terus melihat sikap munafik para lelaki ini lagi.

Setelah berbasa-basi sejenak, Buckland mencampuri percakapan mereka pada saat dan kesempatan yang sangat tepat.

“Profesor Currie, dia adalah talenta yang sulit sekali didapatkan, kamu sebaiknya jangan sia-siakan talenta dalam dunia kedokteran ini.”

“Tentu saja, Tuan Fu, silahkan ikuti aku.”

Profesor Currie mem[erhatikan lirikan Brooklyn baru saja, ia pun mengerti abhwa ia harus membawa Leon Fu pergi.

Leon Fu perlahan menganggukkan kepalanya.

“Kalau begitu, kalian pergi saja ke pusat penelitian terlebih dahulu.”

Buckland menatap Leon Fu dengan perasaan memuji,”Kamu harus tampil dengan baik.”

Leon Fu hanya tersenyum ketika mendengarnya, lalu mengikuti Profesor Currie.

Saat ia baru saja bergerak maju, ekspresi wajah yang berada di belakangnya langsung berubah, ekspresi hangat diantar temannya itu pun menghilang.

“Kamu melakukannya dengan cukup baik, lelaki ini ternyata benar-benar datang bersama denganmu.”

Buckland tersenyum dan menepuk bahu Catherina, tatapannya dipenuhi dengan perhitungan.

Catherina merendahkan alisnya,”Aku pasti akan menyelesaikan hal yang kamu perintahkan dengan baik.”

Setelah selesai berbicara, ia bergerak mundur setengah langkah.

“Namun kamu harus ingat bahwa kamu tidak boleh menyepelekannya, aku perlu kamu terus memperhatikannya, jangan buat kesalahan sedikitpun.”

Senyuman Brooklyn langsung menghilang dan membuat orang merasa bahwa senyumannya tadi hanyalah sebuah ilusi.

Namun, ia memang demikian, ia tampil dermawan di depan orang-orang, tetapi ia sebenanrya memiliki konspirasi besar yang dirahasiakan.

Perubahan ekspresi ini sudah menjadi kebiasaannya sejak awal, sehingga Catherina pun sudah terbiasa sejak awal.

“Baik, Bos.”

Setelah tidak ada yang perlu dikatakan lagi, Catherina juga tidak ingin berbasa-basi lagi.

Ia tahu, orang seperti Buckland ini paling benci dengan omong kosong dan orang yang tidak dapat menyelesaikan masalah, sehingga ia hanya perlu menyelesaikan tugas yang diberikan Brooklyn saja.

Brooklyn merasa sangat puas terhadap penampilan Catherina, ia juga sangat kagum terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan masalah.

“Bagus sekali, kamu hanya perlu mengawasinya disini, aku akan pergi keluar untuk menyelesaikan sedikit urusan.”

Setelah selesai berbicara, ia pun langsung bergegas melangkah pergi.

Suara langkah kakinya di lantai laboratorium penelitian itu menghasilkan suara “dong dong dong”, suara yang terdengar sedikit aneh di tengah situasi yang kosong dan luas seperti ini.

Brooklyn akhirnya sudah pergi, Catherina pun dapat menghela nafas lega.

Ia sudah berusaha mengumpulkan dua kali lipat fokusnya dalam menghadapainya.

Setelah menenang sejenak, Catherina kembali ke sikapnya yang semula, lalu berjalan ke arah yang baru saja dilalui Leon Fu.

Ia tidak melupakan tugasnya sendiri.

......

Cahaya matahari yang hangat bersinar melalui celah tirai jendela dan terpancar ke arah tempat tidur luas di dalam kamar.

Gadis kecil yang berada di atas tempat tidur itu terlihat menggerakkan tubuhnya, mengerang sejenak, membuka kedua matanya yang terlihat linglung.

Tetap tempat tidur di rumah yang terasa paling nyaman.

Pikiran dalam kepalanya mulai memanas, Scarlett Jiang pun terbangun.

Scarlett Jiang tertidur sangat lelap kali ini, sehingga rasa lelah dan tegang yang sudah terkumpul selama berhari-hari pun menjadi lega.

Punggungnya terasa hangat, karena ia kini sedang berada dalam pelukan seorang lelaki.

Pernafasan lelaki tersebu terdengar tenang, Scarlett Jiang juga merasa sangat bahagia atas hal ini.

Ia ingin sekali saat-saat ini terhenti sementara, berhenti di saat-saat yang membahagiakan seperti ini, ia perlahan memutar tubuhnya dan berbaring berhadapan dengan Theo Jin.

Scarlett Jiang tidak berani bergerak terlalu keras, ia khawatir ia akan membangunkan lelaki yang berada di sisinya, juga khawatir mengganggu perasaan tenang seperti ini.

Bulu mata Theo terlihat panjang dan padat, hingga menghasilkan bayangan gelap di bawah matanya, ia pun tidak bisa menahan diri dan menyentuhnya perlahan.

Ia kemudian diam-diam tersenyum, tersenyum dengan sangat manis.

Ia kini benar-benar seperti seorang gadis kecil yang sedang dimanja.

Theo Jin sebenarnya sudah terbangun ketika ia terbangun dan perlahan bersuara sebelumnya, dengan kata lain, ia tidak tertidur lelap.

Ia baru saja berbaring setelah menyelesaikan pekerjaan yang memakan waktu sangat lama.

Ia berusaha keras seperti ini hanya untuk mendapatkan waktu luang dan menemani gadis yang kini sedang berada dalam pelukannya dan terus memenuhi pikirannya ini.

Theo Jin membuka matanya dan melihat gadis yang sedang diam-diam tersenyum itu, tatapannya terlihat sangat mendalam seakan-akan bisa saja menghisap orang ke dalamnya.

Dan tidak akan bisa melarikan diri lagi setelah memasukinya.

Pada saat Scarlett Jiang kembali mengangkat kepalanya, ia pun terpaku oleh karena tatapannya dan kembali fokus setelah cukup lama.

“Kamu...... Sejak kapan kamu terbangun?”

Scarlett Jiang terlihat sedikit gugup dan kebingungan.

Apakah ia melihat sikapnya yang baru saja?

Sambil berpikir, wajahnya mulai terlihat memerah.

Ia menyembunyikan kepalanya dalam selimutnya dan tidak ingin keluar.

“Apa yang membuatmu malu? Bukannya tidak pernah kulihat sebelumnya,”ucap Theo Jin yang tidak terlalu peduli.

Ia sudah sering sekali melihatnya, namun ia tetap saja merasa tersentuh seitpa kali melihatnya.

Perasaannya, akal sehatnya, semuanya kehilangan kontrol sejak ia bertemu dengannya.

Wanita yang berada dalam selimut itu tentu saja merasa semakin malu mendengar ucapannya, ia mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan sikap yang pura-pura kesal.

Ia hanya menggunakan cara seperti ini untuk menutupi rasa malunya.

Theo Jin kemudian mengelus hidungnya dengan lembut,”Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, apakah kamu mau pergi keluar hari ini? Aku akan menemanimu.”

Aku akan menemanimu.

Tiga kata yang membuat perasaan lembut Scarlett Jiang meleleh,”Baiklah, aku sudah lama sekali tidak pergi keluar.”

Ia benar-benar merasa tegang selama beberapa hari ini, ia juga sudah seharusnya pergi keluar untuk melegakan diri.

Setelah memutuskannya, mereka berdua pun mulai beranjak bangun dan bersiap-siap.

Jalanan di Kota Milan dipenuhi oleh suasana yang sangat artistic.

Orang-orang Milan juga sangat ramah, tidak peduli apakah mereka adalah orang tua ataupun anak kecil namun ekspresi wajah mereka selalu terlihat bagaia, sama seperti dengan Scarlett Jiang saat ini.

Kota Milan yang seperti ini terasa berbeda dengan kegelapan dingin yang ia rasakan ketika ia berlari keluar sendirian.

Scarlett Jiang menggelengkan kepalanya dan menyingkirkan semua masa lalunya yang tidak menyenangkan itu di belakangnya, ia juga menyingkirkan semua rasa putus asa dan kecewanya.

Tangan besar Theo Jin menutupi tangan kecil Scarlett Jiang, mereka berdua berjalan di jalanan, seperti sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta.

Scarlett Jiang melihat sebuah toko donat yang berada tidak jauh darinya, ia teringat kembali akan harum dan rasa manisnya, ia pun tidak dapat menahan diri dan menelan ludahnya.

Ia menunjuk ke arah plat toko tersebut, lalu berpaling dan bertanya kepada Theo Jin,”Apakah kamu ingin makan donat?”

Tidak perlu dipikirkan, jika ia bertanya seperti ini, maka ia pasti ingin makan.

Theo Jin perlahan tersenyum dan membiarkannya menggandengnya.

“Ayo pergi beli.”

Ketika tiba di dalam toko, Theo Jin berbincang kepada pemiliknya dengan menggunakan bahasa Italia yang standar,”Bos, satu donut untuk setiap rasanya.”

Tubuh sempurna dan wajah khas timur Theo Jin yang sempurna itu sudah menarik perhatian pemiliknya sejak awal.

Ketika mendengarnya berbincang dengan bahasa Italia yang baku dan kata-kata yang sopan, beberapa wanita yang berada di sisinya pun ikut meliriknya beberapa kali.”

“Nona, kamu benar-benar beruntung sekali mendapatkan seorang kekasih yang sehebat ini.”

“Aku suaminya.”

Theo Jin merangkul Scarlett Jiang dan menariknya ke dalam pelukannya.

“Hahaha, kamu sepertinya benar-benar sangat mencintai istrimu.”

Bosnya kembali melihat Scarlett Jiang dan tersenyum lebih ceria.

“Nona, ini donatmu, semoga kalian akan terus berbahagia seperti donat ini.”

Senyuman pemilik tokonya benar-benar terlihat sangat tulis, Scarlett Jiang pun ikut terpengaruh.

Walaupun ia tidak mengerti apa yang sedang ia bicarakan, namun ia tetap saja tersenyum kembali kepadanya dengan sopan.

Ia lalu berpaling dan menatap Theo Jin dengan perasaan ingin bertanya.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu