Innocent Kid - Bab 374 Menguntit

Levita yang saat ini, sedang berada di ruang rapat bertemu dengan Vanessa Bai dan Sheren He, 4 orang tersebut sedang membahas permasalahan dalam atmosfer yang gugup.

Vanessa meminum seteguk air, dengan serius berkata, “Sejauh ini sudah bisa dipastikan ada 3 kelompok orang yang secara berturut-turut tiba di kota ini, dan sebaliknya, kita lebih pasif.”

Keadaan ini secara alami Theo juga jelas, hanya melihat dia menundukkan kepala bergumam pada diri sendiri untuk sekejap, lalu memerintahkan, “ Vanessa, kamu dan Sheren 2 orang perhatikan dengan seksama orang-orang itu, lalu hancurkan mereka 1 per 1, cegah mereka untuk bergandengan tangan.”

Saat ini serangan terbuka lebih mudah dihadapi dibandingkan serangan secara rahasia, dan hanya mengubah pasif menjadi aktif, barulah bisa tidak berjalan di bawah kepemimpinan orang.

Vanessa dan Sheren juga mengerti kepentingan dari masalah ini, kedua orang itu saling bertatapan, lalu mengangguk-anggukkan kepala, memberi isyarat bahwa sendiri sudah mengerti.

1 jam kemudian, mereka baru akhirnya memperjelas seluruh masalah, dan juga terpikirkan cara untuk menanggulanginya

Saat ini, Theo baru berhadapan dengan Levita dan berkata, “ Kamu seharusnya juga sudah mengerti, oleh karena seperti ini, kalian kembali ke departemen, pergi ke tempat Lett melihat lah.”

Meskipun sangat tidak rela, namun bagaimana pun juga ialah Theo yang mengatakannya dengan langsung, dia juga hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala.

Sama sekali tidak terpikirkan, tunggu dia kembali ke departemen, apakah disana masih ada bayangan tubuh Scarlett?

Awalnya ia masih mengira Scarlett pergi makan minum atau pergi toilet, namun sudah menunggu hampir 20 menit masih belum bertemu dengan orangnya, dia pun menyadari ada sesuatu yang tidak beres.

Sangat mungkin ketika tadi dirinya pergi ke ruang rapat, Scarlett sudah pergi.

Berpikir sampai disini, ekspresi Levita semakin tidak sabar, wanita ini, pada masa genting seperti ini sangat tahu bagaimana membuat orang repot.

Scarlett yang saat ini, karena jalanan macet, baru saja tiba di toko kopi tempat membahas urusan.

Ia pun melihat tidak jauh dari tempat ia memberhentikan mobil, ada sebuah mobil sedan berwarna hitam mengikutinya.

Di dalam mobil ada seorang pria yang berpakaian jas elit, dan juga seseorang yang kelihatannya bawahannya.

Hanya melihat bawahan itu melapor dengan suara kecil berkata, “Tuan, belakangan ini aku menyelidiki wanita ini dan orang dari Jin’s Corp berjalan dengan sangat dekat, tampaknya hubungan mereka tidak biasa.”

Pria itu mendengar hal itu lalu melepaskan kaca mata hitamnya, lalu tertawa dingin dengan jahat, barulah berkata, “Jika menangkapnya, bisa mengancam Theo kah?”

Bawahan itu tertegun, tidak tahu harus menjawab bagaimana, setelah sesaat baru ia berkata, “Mungkin saja bisa.”

Tidak sangka setelah mendengar hal ini, pria yang tadinya tenang, seketika wajahnya pun berubah dingin, dengan tidak senang berkata, “Begitu tidak pasti? Yang aku inginkan adalah jawaban yang pasti. Dari dulu aku mengerjakan sesuatu tidak beresiko sama sekali, kamu mengikuti ku begitu lama, lantas apakah masih tidak jelas?”

Perkataan nya ini mengejutkan bawahan hingga tidak berani apa-apa, keringat dingin terus mengalir, setelah beberapa saat baru ia berkata dengan gemetar, “Me... mengerti, tuan.”

Dan Scarlett yang saat ini, sedang membahas keadaan sebenarnya tentang berkas desain dengan klien, kira-kira berbincang selama setengah jam, sebagian besar urusan juga sudah jelas.

Dan pun pada saat ini, handphone Scarlett berdering, melihatnya ternyata adalah Levita yang meneleponnya.

Melihat nama ini, hatinya terasa tidak enak sesaat tanpa sebab, tapi bagaimanapun juga bisnis adalah bisnis, dia pun tetap mengangkat telepon itu.

“Kamu dimana?” Suara Levita tetap dingin, tidak terdengar perasaan sedikit pun.

Scarlett sangat tidak suka nada bicara nya yang interogasi seperti ini, tapi teringat bagaimanapun juga ia adalah penjaga pribadi yang diutus oleh Theo, ia pun berkata: “Aku di ruang VIP lantai 2 The Island Coffee Shop.”

Levita awalnya mengira dia hanya ada di sekitaran perusahaan, tidak sangka ternyata dia pergi begitu jauh, nada bicaranya semakin jelek berkata, “Kalau begitu kamu tunggu disana.”

Nada bicara perintah dia ini semakin membuat Scarlett tidak senang, jadi dia pun menutup telepon dan tidak mempedulikan perkataan Levita.

Dia pun berbalik, dan berkata pada klien, “CEO Wang, anda lihat masih ada masalah kah? Jika tidak ada masalah, maka kita tanda tangan.”

Pria yang dipanggil CEO Wang itu pun sekali lagi membalik melihat berkas desain, setelah yakin tidak bermasalah, barulah ia mengangguk-anggukkan kepala.

Kedua belah pihak menanda tanganinya, berjabat tangan, lalu berkata “Selamat bekerja sama.”

Scarlett menghela nafas panjang, akhirnya selesai, sebentar ketika pulang pun bisa langsung melaporkannya pada manager.

Bagaimanapun dia adalah pihak kedua, jadi Scarlett tetap dengan penuh sopan santun mengantar klien itu keluar pintu.

Dia berdiri di depan pintu toko kopi, ujung matanya tidak hati-hati melihat mobil itu.

Sungguh sangat aneh, ketika dia baru saja datang, mobil itu pun mengikutinya di belakang, kenapa sekarang ternyata masih disana, dan juga tidak ada tanda-tanda mau pergi.

Dan..... bahkan lampu utamanya juga lupa di tutup, sepertinya di dalam mobil itu ada orang.

Awalnya ia mengira dirinya lah yang berpikir terlalu banyak, tapi tidak tahu kenapa, sebuah rasa tidak aman memenuhi hatinya, dia selalu merasa mobil itu tidak segampang itu.

Lebih baik cepat meninggalkan tempat itu.

Karena mobil itu terletak sangat dekat dengan mobil nya, jadi dia pun langsung menghilangkan niat untuk mengemudi mobil pulang, langsung berjalan menelusuri tepi jalan.

Yang tidak terpikirkan ialah, rasa tidak aman nya saat ini berubah menjadi kenyataan, mobil itu setelah beberapa langkah Scarlett, juga pelan-pelan mengikutinya.

Rencana Scarlett jauh dari kata baik, tidak sangka hal yang begitu sial benar-benar ia temui, sekarang pun bisa meyakinkan, mobil ini memang benar mengikuti dirinya, sungguh apa yang ditakutkan benar-benar datang, benar-benar membuat orang tidak bisa berkata-kata.

Dia berpura-pura melihat pemandangan melihat belakang badannya, menyadari mobil itu mengikutinya dengan sangat dekat.

Karena tidak jelas dengan keadaan jalan di depan, dan juga tidak tahu apa yang sebenarnya ingin dilakukan orang yang didalam mobil itu, jadi dibawah rasa panik Scarlett, dengan segera ia berbelok masuk ke dalam toko baju di tepi jalan.

Dia sambil berpura-pura memilih baju, sambil melihat dengan seksama gerak-gerik orang yang ada di dalam mobil.

Setelah orang di dalam mobil melihat ia masuk ke dalam toko, juga segera turun dari mobil, lalu berlari masuk ke dalam toko baju.

Hati Scarlett berdebar, sebuah rasa takut menyelimutinya, tapi ia tetap memaksa dirinya untuk tetap tenang, lalu berkata pada staff toko, “Bawa turun 2 baju itu, aku mau mencobanya.”

Staff toko tentu saja sangat senang, langsung membantunya membawa turun.

Tidak sangka Scarlett berbelok di dalam toko, melempar bajunya lalu berlari keluar dari pintu belakang.

Ternyata tadi ia tidak hanya memperhatikan gerak-gerik mobil itu, namun juga memperhatikan toko bajunya,ia menyadari ada sebuah ruang ganti baju yang dekat dengan pintu belakang, jadi dia meminjam nama toko itu dengan segera berlari keluar dari pintu belakang.

Kedua orang itu kira-kira menunggu 10 menit lebih, menyadari Scarlett masih belum keluar, seketika hatinya merasa tidak enak, kedua orang itu saling bertatapan pun langsung menerobos masuk ke dalam ruang ganti baju.

Didalam nya tidak ada siapapun.

Pria yang memakai kacamata hitam itu tertawa dingin, “Tidak disangka wanita ini cukup cerdik.” Selesai mengatakan hal itu ia langsung berkata pada bawahannya, “Kamu segera pergi mengejarnya.”

Selesai mengatakan hal itu juga merasa masih belum cukup, menelepon, dengan dingin berkata, “Kalian beberapa datang kesini, tangkap dia bawa kesini.”

Dan Levita yang saat ini juga menggunakan kecepatan yang sangat cepat, sudah tiba di The Island Coffee Shop, tapi ia tidak terpikirkan, di ruang VIP lantai 2 sama sekali tidak ada bayangan tubuh Scarlett, bahkan mencarinya ke seluruh toko kopi juga tidak bisa menemukan Scarlett.

Wajahnya seketika berubah menjadi dalam.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu