Innocent Kid - Bab 548 Dia Masih Hidup

"Apa yang ingin kamu katakan? Jika tidak ada aku akan tutup telepon." Ethan mengerutkan dahi, tidak sabar lagi.

"Benar dingin." Oscar berkata, mengangkat tangan dan pasra.

"Aku ingin tanya kamu apakah tahun ini kamu akan membawa Ace pulang negri? Kalian sudah tiga tahun tidak pulang, ayah dan ibu sangat rindu kalian."Oscar juga mencoba bertanya.

Theo tatapannya terlihat merenung, akhirnya menggelengkan kepala pada dia.

"Tidak pulang, Ace sekolah disini, waktu liburan dengan luar negri tidak sama."

Mendengar ini, tatapan Oscar terlihat sedih, tapi jawaban ini didalam tebakannya.

Beberapa tahun ini, ayah dan anak ini tidak pernah pulang kedalam negri.

Setiap tahun, dia yang membawa orang tua pergi melihat mereka, hanya berkumpul beberapa hari, sudah pulang.

Beberapa tahun ini Theo keluar negri, melewati waktu yang sakit hati itu, kemudian dengan serius berkerja keras.

Sekaligus mengembangkan bisnis Jin's Corp di luar negri.

Dia sekarang sedang mengurus JS Corp, di Perancis sudah termasuk perusahaan besar, kemampuan ini bisa dibandingkan dengan Jin's Corp yang didalam negri.

Hanya waktu tiga tahun saja sudah membuat perusahaan menjadi begini, bisa dipikirkan pekerjaan Theo pasti sangat banyak.

Ayah Jin Ibu Jin meskipun tidak katakan, tapi Oscar sering melihat mereka melihat foto cucu sambil melamun, dari tatapan mata saja sudah terlihat rindu.

Perasaan ini saat di hari festival lebih terlihat lagi.

Kurang Theo dan Ace, rumah ini terasa kosong, terasa dingin, seperti tidak lengkap.

"Kak, apakah kamu masih tidak bisa melepaskan kakak ipar?"

Jadi baru tidak berani pulang, takut kembali ketempat yang sedih ini.

Oscar juga langsung bertanya dan nada sangat rendah.

Baru katakan, tangan Theo yang memegang pulpen menjadi kaku, menandatangani dikertas putih menjadi tercoret.

Tatapan dia terlihat ada perasaan yang dalam, tenggorokan juga menjadi erat.

Sejenak kemudian, Oscar mendengar dia menjawab, "Iya, aku selamanya tidak akan melepaskan dia."

Kemudian layar ponsel hitam, Theo yang menutup telepon.

Tindakan ini membuat Oscar curiga, apakah dirinya sudah salah dengar.

Setelah Theo menutup telepon, ekspresi dingin dan sakit hati.

Dia memijat dahinya, dalam otaknya selalu keluar senyuman Scarlett, membuat dia sangat merindukan dia.

Semua orang berkata waktu adalah obat yang terbaik, tapi beberapa tahun ini, dengan waktunya berlalu, rindu ini sehari demi sehari lebih dalam.

Matahari terbenam diarah barat, langit diselimuti kabut hitam, terlihat senja.

Panas hari siang ini hilang, burung kembali ke hutan, kota menjadi sangat hangat, terasa sangat tenang.

Saat malam, didalam rumah, satu pengurus rumah tua berjalan keatas ruang belajar.

Pintu tidak ditutup, terbuka setengah.

Tidak lama, dari dalam terdengar suara dingin, "Masuk."

Pengurus rumah dengan pelan membuka pintu, membungkukkan badan dengan hormat berkata: "Tuan, sudah sampai waktu, kamu seharusnya turun makan malam."

Theo menengadah kepala, lalu menggelengkan kepala berkata: "Aku tidak makan lagi, belum lapar."

Harus menyelesaikan pekerjaan ini dulu.

Pengurus rumah mendengar ini, dalam hati berpikir ingin membujuk Theo.

Tapi tahu sikap dia, jadi tidak berkata banyak.

Melihat Theo, pengurus rumah terpikir Ace yang dilantai bawah menjadi diam.

Saat Theo melihat pengurus rumah pergi, dia memerintah.

"Oh ya, kamu antar makan untuk Ace, jangan bilang aku yang suruh, bilang kamu yang mencuri untuknya."

Pengurus rumah dengan senang tersenyum, "Baik baik baik, aku segera pergi, memang kamu sangat sayang pada Ace."

Theo hanya bersuara hmmph, "Aku takut dia kelaparan, Lett dulunya sangat sayang pada Ace. Aku takut dia tahu aku menyiksanya, lain kali kembali akan menghukum aku."

Saat mengatakan Scarlett, Theo dengan nada yang natural, seperti yakin suatu hari Scarlett akan pulang.

Meskipun hatinya masih sakit, tapi tidak seperti awalnya berhati-hati.

Karena dia merasa, jika suatu hari tidak ada orang yang mengatakan Scarlett, maka dia akan hilang dari dunia ini.

Theo dengan kerasa kepala mengira dia masih hidup.

Dia tidak perlu menutupi apapun, karena dia benar merindukan Scarlett, sangat merindukan.

Pengurus rumah melihat eskpresi Theo yang rindu ini, terpikir dulunya dia yang semangat ini, tidak tahan untuk tersenyum.

"Aku turun melihat tuan muda dulu, kamu selesai kerja juga makan sedikit, jangan menyakiti tubuh."

Selesai bicara, dia berjalan kearah pintu dan keluar.

Tangan mengambil kue barat, dengan tersenyum berjalan ke sudut dinding.

Ace sedang menghadapi dinding merepet, tiba-tiba tercium aroma wangi.

Hidung dia bergerak, sesuai dengan aroma mengejar kesana.

Melihat pengurus rumah, Ace tersenyum, dengan manis menyapa.

Pengurus rumah mengelus kepala dia, dengan baik menyapa: "Tuan muda, sudah lapar kan?"

Setelah pengurus rumah datang Ace matanya hanya melihat ke kue barat yang di tangan pengurus rumah.

Air liur juga menetes keluar.

Mengangkat tangan menyeka sudut mulutnya, sambil menelan ludah, dengan sedih katakan: "Lapar, tapi Daddy tidak memberi aku makan malam, karena aku berbuat salah."

Wajah yang tampan ini menunjukkan ekspresi sedih, membuat orang kasihan padanya.

Pengurus rumah bergegas memberikan makanan di tangan Ace, dengan suara kecil membujuk dia: "Tidak apa-apa, kamu makan beberapa suap, tuan tidak akan menyalahkan kamu."

"Tidak boleh, aku harus mendengar perkataan ayah."

Ace mengerutkan wajah, mengambil piring lalu mendorong pada pengurus rumah, tapi tenaga sangat kuat, ingin menerima tapi berpura-pura menolak.

Ragu sejenak, dia dengan meggigit gigi, menolak makanan ini.

"Kakek, kamu bawa pergi saja, aku belum lapar."

Baru selesai katakan, perutnya sudah mengeluarkan suara, suara sangat keras.

Wajah Ace memerah, dengan malu menggosok tangan.

Pengurus rumah melihat ini, merasa lucu lalu menggelengkan kepala.

"Tuan muda, kamu makan saja, jika tuan tahu dan menghukum kamu, kamu bilang sama ibu kamu saja. Dia sangat sayang padamu, pasti tidak akan tega melihat kamu dihukum." Dia dengan lembut membujuk.

Ace mendengar ini, tatapan mata menjadi sangat rumit.

Dengan cepat, dia kembali seperti semula lagi.

Dia tersenyum dengan senyum tertawa.

Iya, Mommy lebih hebat dari pada Daddy.

Memikir begitu, Ace mengambil makanan, dengan cepat makan.

Saat ini, dari luar berjalan masuk seorang pria.

Pengurus rumah mengangguk kepala dia, manganggap menyapa.

"Boss ada dirumah tidak?"

"Didalam ruang belajar, kamu naik saja."

Pengurus rumah mengangguk kepala, menunjuk kearah ruang belajar.

Orang yang datang adalah Alex, Theo datang ke Perancis tidak lama, Alex juga ikut datang kesini.

Dia berhormat pada pengurus rumah, kemudian langsung ke ruang belajar.

Setelah masuk, menutup rapat pintu ruang belajar.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu