Innocent Kid - Bab 484 Maka Kamu Harus Baik-baik Saja

Setelah kembali kemobil, Scarlett merasakan ada rasa yang tidak menyenangkan dihatinya.

Apakah dia terlalu marah?

Mengapa ketika dia melihat Scarlett itu membuat dia merasa takut.

Melihat dia yang sedang membujuk dirinya itu membuat dirinya tidak bisa menerima hal ini.

Lebih baik Branson memarahi dirinya saja, karena dia sudah terbiasa dengan semua perbuatan ini.

Apalagi karena kedudukkan yang berubah ini membuat Scarlett merasa dirinya adalah orang yang menjijikkan.

Theo yang melihat wajahnya Scarlett terlihat tidak baik itu segera bertanya : “Scarlett, apa yang ayahmu katakan?”

Scarlett memberikan wajah tersenyum yang penuh dengan kepahitan berkata : “Tidak apa-apa, mengatakan hal yang dulu dan ingin aku memaafkannya.”

Kemudian melihat kearah barang yang Branson bawakan, membuat tatapan Scarlett terlihat kabur.

“Apakah semua ini terlihat lucu, orang itu awalnya selalu merendahkan aku dan sekarang ketika aku sedang mengandung dia malah datang seperti mengerti sebuah kasih sayang. Dan juga dia datang memberikan barang, kasih sayang seorang ayah adalah hal yang tidak berani aku harapkan.”

Dia berusaha untuk membuat nada ini menjadi setenang mungkin, tetapi semua ini terlihat dingin.

Perkataan ini membuat Theo yang mendengarkan ini hatinya terasa sakit.

Sambil mengecilkan matanya dia datang sambil menepuk tangannya Scarlett dengan lembut.

“Jangan berkata seperti itu tentang dirimu sendiri.”

Theo melihat kearah Scarlett dengan nada sedikit bersemangat.

“Didunia ini tidak ada maaf yang harus memaafkan, perbuatan dia itu adalah perbuatan yang tidak sepantasnya seorang ayah lakukan. Dan sekarang kamu punya aku, punya Ace dan bayi dijaninmu itu semua ini terbilang cukup.” Theo berkata kepadanya.

Dengan tangan yang besar itu dia memegang perutnya sambil memperbaiki perasaannya.

Scarlett seketika merasa tercengang lalu dia memberikan sebuah senyuman.

Dia memegang punggung tangannya Theo, hatinya penuh dengan kebahagiaan dia seperti merasakan sebuah kepuasaan.

Bener, dirinya mempunyai Theo, Ace dan bayi di janinnya ini, yang diatas telah memberikan hadiah yang cukup untuknya.

Yang lain, dia sudah tidak menginginkannya!

“Benar yang kamu katakan suamiku, mari kita pulang.”

Seketika mata yang terasa kabur ini, membuat Scarlett tidak memikirkan Branson lagi, dia merasa Theo begitu manis.

Melihat kondisi ini Theo mulai memberikan sebuah senyuman.

Ketika kembali kerumah, para pelayan yang mendengar kehadiran mereka ini segera ingin membantu Scarlett tetapi mundur akan tatapannya Theo.

Tangan kanannya dengan erat memegang Scarlett, membuat tubuh Scarlett berada didalam dekapannya.

“Bawalah ini pergi.” Theo memberikan sebuah barang kepada pelayannya itu.

“Theo Scarlett kalian sudah kembali.”

Ibu Jin yang mendengar suara ini segera berjalan kekedua orang ini penuh dengan kebahagiaan.

Tatapan matanya tertuju kepada barang yang dibawa oleh pelayan, seketika membuat sebuah kerutan diwajahnya.

“Mengapa kalian juga membeli sebanyak ini dan tidak berkata kepadaku, aku baru saja meminta seseorang untuk mengirimkan ini dari luar negeri, aku takut jika semua ini tidak bisa dihabiskan.”

Ibu Jin merasa mengelengkan kepalanya.

Melihat tatapan wajah ibu Jin ibu, Scarlett segera berkata : “Ma, semua ini bukan kami yang membelinya, tetapi ayahkulah yang mengantarkan ini, punya dia dibiarkan saja ya dulu, kita makan dulu yang anda belikan, terimakasih ya ma.”

Ibu Jin mendengar ayahnya Scarlett membuat dia sedikit tercengang, dan ada yang aneh.

Lalu seperti mengingat sesuatu dan sedikit berpikir.

Kemudian melihat kearah Scarlett dan merasa tidak terjadi sesuatu yang aneh dengan wajahnya baru merasa lebih tenang.

“Oh ya, apakah hari ini perutmu terasa tidak nyaman? Apakah bayi ini tidak menganggumu?”

Ibu Jin segera mengalihkan pembicaraan ini dan menarik Scarlett dan bertanya.

“Tidak ada.” Scarlett tersenyum dengan lembut.

Mengingat kembali janin diperutnya ini membuat tatapan matanya membaik.

Kemudian beberapa orang ini berbincang dengan santai.

Ibu Jin yang kembali membicarakan bayinya ini semakin bersemangat, kemudian terus saja berbicara kepada Scarlett.

Scarlett juga ingin melakukan hal yang terbaik didepan mertuanya ini, dia berusaha untuk menemaninya berbicara.

Theo hanya bisa mendengarkan dan tidak bisa ikut berpartisipasi.

Mertua dan menantu ini tidak memperdulikan dia.

Setelah beberapa lama, Theo merasa tidak puas.

Memeluk pinggangnya Scarlett sambil melihat waktu dan memotong pembicaraannya ibu Jin.

“Ma, disambung dilain waktu ya, kami baru saja kembali Scarlett dan janinnya harus segera berisitirahat.”

Mencari alasan lain sambil membawa orang ini pergi.

“Oh benar, Scarlett tidak boleh terlalu lelah sekarang, segera kamu bawalah Scarlett untuk beristirahat.” Ibu Jin dengan cepat berkata.

Theo segera menganggukkan kepalanya dan membawa Scarlett untuk naik keatas.

Ketika naik tangga, dengan pelan dia melihat karena takut Scarlett terjatuh.

Sambil menundukkan tubuhnya dan bibirnya terus berkata, “Pelan.”

“Tidak apa-apa baru berapa bulan saja, tidak perlu terlalu khawatir.”

Scarlett tersenyum kearahnya.

Dia itu sedang hamil bukan sedang sakit, hanya naik dan turun tangga tidak perlu dibopoh seperti ini.

“Astaga, kakak yang seperti ini membuat aku mengira kakak ipar akan segera melahirkan.”

Dari atas, Oscar yang sedang melihat keadaan ini, sambil bersandar dan bibirnya tidak bisa menahan ini.

Mendengar ini, Scarlett menaikkan kepalanya lalu melihat kearah Oscar.

Scarlett tidak hanya memerahkan wajah, tetapi juga sedikit mengeser lengannya Theo, menandakan kepadanya untuk melepaskannya.

“Tidak apa-apa untuk berhati-hati, tidak perlu memperhatikan bocah itu.”

Theo merasa gerakannya ini berbahaya lalu kembali membawanya kedalam dekapannya, gerakan ini tidak dilepaskan sedikitpun olehnya.

Kemudian, dengan dinginnya melihat kearah Oscar dan membuat dia menutup bibirnya dan memberikan jalan.

Sepanjang perjalanan ini wajah Scarlett memerah, gerakan yang manis ini membuat dia merasa malu.

Setelah masuk kekamar, Theo menuangkan air hangat untuknya, lalu mencarikan baju yang longgar untuk dia ganti.

Dengan terlihat hebatnya dia memijit kakinya, dan tidak tahu dari mana asal semua ini.

“Sudahlah, aku tidak kenapa-napa segeralah kembali untuk bekerja, aku akan berdiam diri disini.”

Dia segera mendorong orang ini, Scarlett takut jika dia harus lembur hingga larut malam.

“Baiklah, kamu harus dengan baik-baik disini.”

Theo menundukkan kepalanya untuk memberikan sebuah kecupan didahinya dan segera pergi.

Setelah keluar, dia bertemu dengan Oscar yang belum juga pergi.

Melihat wajah Theo yang penuh dengan senyuman itu dengan sengaja dia berkata : “Baiklah, kamu harus baik-baik ya disini~”

“Apakah kamu ingin mati?”

Tatapan matanya Theo penuh dengan kedinginan, wajah tampannya itu kembali kewajah normalnya.

“Hei, kan cuman bercanda saja, jangan marah.”

Oscar mengeluarkan jempolnya, “Aku hanya ingin berkata, kakak kamu sekarang adalah suami idaman, kakak ipar pasti akan sangat bahagia! Juga sangat hebat karena dia bisa membuat kamu... heh, aku tidak berkata apa-apa.”

Sambil berkata, dia menyadari ada hal yang salah disini dan segera menutup bibirnya.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu