Innocent Kid - Bab 657 Ace Kehilangan Banyak Darah

Badan Scarlett Jiang tiba-tiba bergetar seketika mangkok yang dia pegang jatuh.

Gadis kecil itu awalnya sedang berkaca lalu bergegas setelah mendengar suara itu.

Melihat Scarlett Jiang yang menutupi jantung dengan tangannya dan wajahnya menunjukkan ekspresi yang menyakitkan.

Nesya bergegas bertanya: “Mommy kenapa?”

“Tidak apa-apa... Mommy akan duduk sebentar dan membaik...”

Dengan bantuan Nesya, Scarlett Jiang dipapah duduk di sofa.

Nesya yang pengertian itu menggosok hati Scarlett Jiang.

Pada saat ini, pintu terbuka dan Leon Fu masuk ke dalam.

Dia barusan yang kembali dari rumah sakit dan hal pertama yang dilihatnya adalah wajah Scarlett Jiang yang terlihat pucat, membuat dia terkejut dan membuang dokumen-dokumen yang ada di tangannya kemudian mendatangi Scarlett Jiang.

Setelah lebih dekat melihatnya, terlihat jelas jika ada butiran keringat yang bercucuran dari dahinya, dengan cemasnya dia bertanya: “Scarlett, apakah kamu tidak enak badan? Haruskah aku memanggil dokter kemari?”

Scarlett Jiang yang mendengar ini menggunakan tangannya memberi isyarat tidak dan dengan lemasnya berkata: “Aku tidak apa-apa... tidak usah repot membantuku, cukup ambilkan aku segelas air.”

Setelah mendengar ini Leon Fu dengan segera mengambil segelas air dan memberikannya kepada Scarlett Jiang.

Membantu dia memegangi gelas yang akan diminumnya.

Setelah meminum segelas air, Scarlett Jiang merasa seperti kembali hidup.

Dia bangkit dari sofa dan merasakan perasaan yang tidak enak di hatinya.

Dia merasa ada hal yang buruk akan terjadi tetapi tidak ada tanda-tandanya.

Beberapa saat kemudian, Leon Fu bertanya: “Scarlett, kamu benaran tidak kenapa-napa? Aku melihat wajahmu masih sangat pucat.”

“Tidak apa-apa, aku sekarang sudah baikan, kita pergi ke rumah sakit untuk memberikan ibu makan.”

Ketika kata-kata itu diucapkan kemudian Scarlett Jiang membangkitkan tubuhnya.

Leon Fu yang melihat ini tidak lagi berkata lalu mengendarai mobilnya dan membawa mereka menuju ke rumah sakit.

Memasuki ruangan pasien, Ibu Fu yang melihat Nesya datang dengan segera memberi isyarat tangan kepadanya.

“Nesya, sini ke tempat nenek.”

Dengan langkah kecilnya Nesya berjalan sampai ke depan tempat tidur ibu Fu.

Melihat tangan ibu Fu yang diinfus dengan penasaran dia bertanya: “Nenek, ini apa kok ini menetes?”

Melihat tingkah anak kecil yang lucu ini ibu Fu tersenyum dan berkata: “Karena nenek sedang sakit maka harus disuntik, hanya dengan ini nenek bisa pulang lebih awal dan bermain bersama Nesya.”

“Oh, kalau begitu jika nenek setiap hari diberi suntikan lebih banyak mungkin akan lebih cepat pulang.”

Kata dari anak kecil selalu terlihat seperti anak-anak, ibu Fu tidak bisa menahan tawanya.

Scarlett melihat ketel air yang berada di sebelah kasur dan kemudian melihat tidak ada air panas disana lalu berkata: “Ma, aku akan keluar untuk mengisi ketel.”

Leon Fu yang mendengar ini ingin merebut ketelnya tetapi Scarlett Jiang menolaknya.

Dia tidak ada pilihan lain selain menurutinya.

Keluar dari kamar pasien, Scarlett Jiang hanya merasa dadanya tidak nyaman dan semakin parah.

Baru saja melangkah beberapa langkah di koridor, beberapa orang perawat bergegas berlari searah dengannya.

Ekpresi wajahnya yang terlihat begitu cemas seolah-olah dia mengalami masalah yang serius.

Perkataan dari mereka terdengar samar olehnya.

“Ayo cepat, hari ini ada kecelakaan yang serius, seorang anak kecil ditabrak oleh mobil dan kehilangan banyak darah.”

“Anak ini sepertinya terlihat dari kaum berada, sekujur tubuhnya berlumuran darah, sangat menyedihkan.”

“Sepertinya dia kehilangan banyak darah AB dan rumah sakit ini tidak memiliki stok darah AB yang cukup, sungguh tidak tahu apakah anak ini dapat bertahan hidup.”

“Ya, setidaknya butuh beberapa waktu untuk pindah ke rumah sakit lain, dan juga tidak tahu apakah mereka sempat atau tidak.”

“...”

...

Seorang direktur mengenakan jas putih berjalan melewati kedua orang perwat itu dan tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak: “Masih bergosip saja, tidakkah kamu tahu nyawa orang itu penting? Masih di sini untuk mengobrol!”

Ketika dua perawat ini melihat pria di depan mereka, dengan tergesa-gesa berlari ke depan.

Scarlett Jiang seketika berhenti ketika mendengar informasi tersebut.

Tetapi, darah AB bukankah dirinya berdarah itu juga?

Tanpa ragu-ragu, Scarlett Jiang menyingkirkan ketelnya dan mengikuti mereka.

Setelah sampai di ruangan pasien, menyadari sekuruman orang berkumpul dan bahkan Theo Jin juga berada di tengah-tengah mereka.

Ketika melihat wajah Theo Jin yang suram, Scarlett Jiang pun tercenggang.

Sekujur tubuhnya berlumuran darah, pada saat ini dia menunggu di luar ruang pasien, mungkinkah...

Scarlett Jiang tiba-tiba terlintas pikiran yang buruk, apakah Ace mengalami masalah?

Kedua kakinya bergemetaran dan dengan hati-hati berjalan dan menepuk bahunya Theo Jin.

“Siapa... siapa yang mengalami masalah?”

Setelah mendenger suara Scarlett Jiang, Theo Jin dengan tidak percaya dan mengangkat kepalanya.

Ketika orang di depannya adalah Scarlett Jiang, Theo Jing dengan segera membawa dia kedalam dekapannya.

“Scarlett... Ace... itu Ace...”

Seperti ada sebuah pukulan di kepala Scarlett Jiang, seluruh orang menjadi kaku.

Ace? Kenapa bisa Ace?

“Apa yang terjadi? Ace... Kenapa bisa Ace...”

Ketika bertanya pertanyaan ini, Scarlett Jiang tidak bisa berdiam diri.

Melihat cahaya diruang operasi yang terang ini, seperti mendapatkan petunjuk dari Ace.

Ace...

Benarkah ini Ace...

Mereka mengatakan anak yang sedang sekarat itu adalah Acenya dia...

Tercengang untuk beberapa saat, Scarlett Jiang tiba-tiba teringat mereka bilang golongan darahnya adalah AB, kedua mata merahnya melihat ke arah perawat.

Dengan cemas dia berkata: “Aku golongan darah AB, cepat ambil darahku!”

Setelah mendengar bahwa dia golongan AB, tanpa ragu dengan segera membawa Scarlett untuk pengecekan darah.

Jika hasil yang keluar cocok maka dengan darahnya Ace dapat diselamatkan!

Proses penantian memang selalu lama, meski baru berjalan lima menit tetapi bagi Scarlett Jiang terasa setengah abad telah berlalu.

Sambil menunggu tes hasilnya, Scarlett Jiang bertanya: “Bagaimana mungkin Ace tiba-tiba bisa mengalami kecelakaan mobil yang serius?”

Theo Jin perlahan-lahan berbicara sambil melihat ke arah Scarlett Jiang.

Ternyata pagi tadi, Ace terlambat bangun pagi dan keluar rumah dengan terburu-buru, setelah dia berada didalam mobil, dia juga mendesak supir untuk mengemudi dengan cepat.

Tetapi tidak disangka tiba-tiba ada sebuah truk besar yang melaju di tengah jalan, supir tidak bisa menghindari mobil besar itu.

Jika bukan karena supir yang terampil maka mobilnya akan melindas mobilnya dan takutnya Ace akan kehilangan nyawanya.

Tetapi Ace tetap terluka, sekujur tubuhnya dipenuhi oleh darah dan kehilangan kesadaran diri.

Bahkan pengemudi juga mengalaminya.

Pejalan kaki yang melihat kecelakaan mobil, dengan baiknya menelepon ambulan untuk menyelamatkan Ace dan di tasnya mereka menemukan nomor telepon Theo Jin.

Baru pada saat itulah dia menyadari bahwa Ace mengalami kecelakaan mobil.

Setelah Theo Jin sampai, Ace sudah berada di ruangan operasi.

Darah di sekujur tubuhnya itu akibat dia memukul dinding menunjukkan kekecewaan pada dirinya.

Dia sangat kecewa kenapa bukan dirinya saja yang mengantarkan Ace.

Jika seperti itu, bencana yang terjadi pada Ace akan dapat dihindari.

Melihat matanya yang memerah, Scarlett Jiang mengetahui hatinya juga sangat tidak nyaman.

Dia mengulurkan tangannya dan meraih tangan besarnya, berharap bisa menenangkannya.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu