Innocent Kid - Bab 809 Dibawa Pergi

Langit mulai mengelap, Scarlett juga perlahan-lahan terbangun.

Tanpa di sadari dirinya telah tertidur selama dua belas jam lamanya kemudian setelah dia mengerakkan lehernya yang terasa pegal, serta perut yang keroncongan ini membuat dia mengelusnya.

Dia terbangun dari tempat tidur dan duduk tidak jauh dari sebuah piring yang berisi makanan yang mungkin pada saat dia tertidur Leon telah menaruhnya.

Dengan ragu-ragu Scarlett tetap memilih untuk berjalan ke sana.

Bagaimanapun juga dia harus terlebih dahulu mengisi perutnya yang kosong ini, jika dia memiliki kesempatan untuk menemukan jalan keluar dirinya tidak ada tenaga untuk berjalan keluar.

Ketika hendak mengambil rotinya, seketika pintu terbuka dan Leon berjalan masuk.

Melihatnya, Scarlett dengan segera melepaskan sesuatu dari tangannya kemudian dengan waspada melihat ke Leon.

“Kenapa kamu kesini?”

Leon berjalan mendekatinya dan hendak untuk menyentuh pipinya tetapi Scarlett memalingkan wajahnya.

Melihat dirinya begitu terhadap dia, Leon hanya bisa menghelakan nafasnya.

Semua ini seperti hukuman baginya.

“Scarlett, jangan menyalahkanku karena semua ini buat kamu, kesini dan minumlah ini.”

Leon berkata sambil mengeluarkan sebuah botol kaca dari tangannya dan menyerahkan kepadanya.

Mengetahui apa yang akan dilakukannya dengan sigap Scarlett melangkah mundur sampai ke sudut tembok dan tidak ada jalan untuk kabur.

“Leon Fu, jangan buat aku membencimu!”

Meskipun nada bicara Scarlett Jiang kaku dan dingin tetapi Leon sama sekali tidak peduli dengan hadangannya dan dengan kuat memegang kedua tangannya.

Scarlett bersusah payah melawan tetapi tenaga Leon lebih besar dari dirinya seperti seekor semut yang ingin mengoyangkan sebuah pohon.

Leon menuangkan cairan dari botol kaca ke dalam tenggorokan Scarlett, dan dirinya hanya bisa pasrah sambil menutup matanya.

Setetes demi setetes cairan tersebut masuk ke tubuhnya membuat Scarlett merasa kekuatan di dalam tubuhnya hilang dengan sekejap.

Cahaya yang didepan digantikan oleh sebuah kegelapan.

Tetapi kali ini kesadarannya masih ada namun dia tidak bisa mendengarkan suara di sekelilingnya juga tidak bisa mengeluarkan suara.

Namun, dia bisa merasakan Leon mengangkatnya dan meninggalkan ruangan ini.

Dia akan membawanya kemana?

Di sisi lain, pencarian dari Alex membuahkan hasil lebih cepat dari Seven.

Setelah Theo mengetahui informasinya, hal pertama adalah dengan segera menuju ke sana.

Tetapi sangat disayangkan ketika dia sudah memasuki apartemen, orang tersebut telah di bawa pergi.

Melihat apartemen yang kosong itu, dia merasa putus asa dan dengan kasarnya dia mendaratkan sebuah pukulan ke sebuah dinding putih.

Ruas-ruas jari tangan Theo pun mengeluarkan darah dan dinding menjadi warna merah cerah seperti bunga mawar yang sedang bermekaran.

Alex yang melihat ini dengan segera mengobati lukanya Theo, tetapi Theo menyingkirkan tangannya.

“Segera lanjutkan pencariannya! Aku harus menemukannya!”

Setelah kalimat dingin yang dilontarkan, Theo memalingkan kepalanya lalu meninggalkan ruangan itu sambil berjalan terlihat dia menghelakan nafas yang haus akan darah.

Mobil itu melaju kencang di jalanan, pemandangan di luar jendela berlalu dengan cepat, dari telinga ini pun terdengar suara angin yang keras, dan juga mobil di sekeliling memberikan bunyi klakson tetapi Theo seperti tidak mendengarnya.

Alex yang berada di belakang melihat bagaimana dia mengemudi seketika hatinya menjadi merasa tidak tenang.

Jika hal ini terus dilanjutkan maka akan terjadi kecelakaan.

Melihat ini Alex dengan sigap mempercepat kecepatannya untuk mengejar dia.

Baru dua hari di Italia, Theo hanya tidur dalam beberapa jam ditambah lagi dengan kecemasan kepada istrinya membuat jiwanya seperti di ambang kehancuran.

Meskipun dia tidak mengatakan tetapi Alex bisa merasakannya.

Untungnya, di jalanan ini tidak begitu banyak mobil yang lalu lalang sehingga Alex dengan gampangnya menginjak pedal gas untuk mengejar mobil Theo tetapi Theo terlihat tidak akan menghentikan mobilnya.

Alex sibuk menelepon ponselnya, “Tuan muda, kamu tidak boleh membahayakan jiwamu, nyonya muda masih menunggumu jika terjadi sesuatu kepadamu, bagaimana dengan dia?”

Kata dari Alex sangat mempengaruhinya, perlahan-lahan Theo mulai memperlambat kecepatan mobilnya dan mencari lokasi untuk menghentikan mobilnya.

Dari laci mobilnya dia mengambil sebuah kotak rokok lalu mengelurkan sebatang rokok dan menundukkan kepalanya sambil menghisapnya.

Aroma dari nikotin itu menyebar di mulut dan sarafnya dengan sangat cepat seolah-olah beban di dalam dirinya itu perlahan dilepaskan.

Setelah satu batang, Theo terlihat mulai berpikiran rasional kembali.

Alex dengan tepatnya berkata: “Tuan muda, sini aku yang mengemudi, anda beristirahatlah.”

“Baiklah.”

Theo sudah mengatur emosinya dengan baik, dia mendorong pintu mobilnya sambil berjala ke belakang mobil.

Alex melihat Theo yang duduk di belakangnya, membuat dirinya merasa lega.

“Jalan.”

Setelah berkata, Theo menutup matanya.

Sebelum pergi, Alex menelepon orang agar membawa pulang kembali mobil yang masih berada di jalanan itu.

Sekembalinya ke hotel, Theo langsung mengurung dirinya di dalam kamar.

Ketika dia melihat ada sebuah email yang belum dibaca, ini adalah email yang dikirim dari KG.

Setelah membukanya diketahui bahwa ini adalah lokasi dari penelitian Buckland.

Setelah mengingat lokasinya, Theo menutup laptopnya.

Perkataan Alex benar, dirinya tidak boleh panik karena Scarlett masih menunggu kehadirannya.

Pada saat ini di pusat penelitian di Italia, Catherina dengan hormat melaporkan seluruh informasi yang diketahui oleh dirinya.

Mendengar perkataannya, Buckland merasa puas dan menganggukkan kepalanya.

“Bos, kapan kamu berencana menemui Leon?” Catherina bertanya.

Sambil memakan buah yang diberikan seorang gadis di sebelahnya Buckland dengan malasnya berkata: “Sudah boleh diaturkan, aku ingin bertemu dengan si jenius dari bidang medis ini.”

“Baik, bos jikalau tidak ada lagi hal lain aku akan mengaturkan jadwalnya.”

Buckland dengan terlihat tidak peduli melambaikan tangannya.

Setelah menutup pintu kamar, ekspresi hormat dari Catherina seketika berubah menjadi ekspresi yang keji.

Setelah Leon membawa Scarlett pergi, dia membawanya ke suatu tempat yang tenang, dengan seperti ini Scarlett akan tetap aman.

Akhirnya dia menemukan sebuah bangunan kecil yang berada di pinggir kota, dan seharusnya Theo tidak dapat menemukan tempat ini untuk sementara.

Seperti pepatah mengatakan bahwa tempat yang paling berbahaya adalah tempat yang paling aman, Leon sangat mengenal perkataan ini.

Setelah selesai mempersiapkannya, Leon mengendong Scarlett ke kasur dan memasukkan obat lain ke dalam mulutnya.

Perlahan-lahan tubuh Scarlet membaik dan sudah bisa mengeluarkan suara lagi.

Ketika melihat dengan jelas sosok di depannya adalah Leon seketika dia langsung menampar wajahnya.

“Kamu jauh-jauh dari aku!”

Karena baru pulih, suara Scarlett terlihat serak tetapi Leon bisa merasakan nada suaranya yang menunjukkan ekspresi jijik terhadap dirinya.

Tatapan matanya terlihat dipenuhi oleh rasa dingin dan amarah.

Leon tahu bahwa dirinya sangat menyakiti hati Scarlett tetapi di benar-benar tidak mempunyai pilihan.

“Pukul lagi, selama kamu bisa menghapus amarahmu, kamu dapat memukul sesukamu.”

Dengan senyum dingin Scarlett memalingkan kepalanya bahkan memberikan tatapan jahat kepada dirinya.

Melihat dia yang semakin kurus, hati Leon dipenuhi dengan kesakitan yang mendalam.

Setelah dia ragu dalam beberapa saat, dengan suara yang berat dia berkata : “Scarlett, aku tahu kamu tidak menghiraukanku, aku merasa sangat sedih tetapi tolong dengarkan perkataanku.”

Dengan sedikit batuk, Leon melanjutkan : “Bakteri yang ada di tubuhmu itu bukan dari aku, tetapi aku tahu dari mana dia berasal, aku memutuskan untuk menyelinap masuk ke lembaga penelitian tersebut, lalu menemukan hasil penelitian ini, setelah mengetahui sumbernya pemecahannya, maka aku bisa menyelamatkanmu.”

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu