Innocent Kid - Bab 961 Kamu Paling Baik

“Kenapa ini?”

Lucas Fang pun bergegas datang mendengar suara itu. Melihat serpihan di lantai, lalu ayah dan adiknya yang saling berhadapan, ia pun mengernyit.

Mario Fang melihat putra sulungnya datang, kemarahannya menurun dan berkata, “Siapa lagi kalau bukan adikmu, keras kepala, tidak tahu jera.”

Keras kepala, tidak tahu jera.

Kalimat ini menusuk pada saraf Terryx Fang yang langsung meledak, “Ayah, kamu sedang omong kosong apa, aku berbuat hal yang tak beradab seperti apa?”

Takut akan terjadi pertengkaran, Lucas Fang pun meneriaki Terryx Fang, “Cukup! Terryx, jangan bicara.”

Terryx Fang mengepalkan tinjunya, sangat tidak menerima.

Dia hanyalah memiliki pikiran yang tak seharusnya, tetapi ia tidak melakukan apa-apa kepada Scarlett Jiang.

Lucas Fang melihat pada ayahnya, lalu pada adiknya, dan berkata pelan, “Terryx, aku tahu kamu merasa kesal, tetapi hal ini kamu benar-benar salah...”

“Kakak, kenapa kamu juga berkata demikian?”

Tidak menunggunya selesai berbicara, Terryx Fang pun menyela dengan cemas.

Lucas Fang mengangkat tangan menyuruhnya jangan panik, lalu melanjutkan, “Kamu harus tahu bagaimana keadaan kita sekarang ini, terkadang dengan menunduk dapat menyelesaikan banyak masalah.”

Terryx Fang mendengus dan berkata, “Bilang saja kalian takut dengan keluarga Jin.”

“Tidakkah kamu takut?, Lucas Fang bertanya balik.

Terryx Fang terdiam seketika.

Tentu dia takut, namun ia tidak ikhlas.

“Sekarang George Fang lah yang paling bahagia di keluarga Fang, aku dan kamu paling rendah, bahkan di bawah Darius Fang. Jika kita berkonflik dengan keluarga Jin, habislah kita.”, jelas Lucas Fang dengan sabar.

“Dengarkan kakakmu. Jika kamu ada separuh saja dari kakakmu, aku dan ibumu pun akan tertawa dalam mimpi.”

Kepada Terryx Fang putranya, Mario Fang sungguh kesal dengan ketidakmampuannya.

Terryx Fang menunduk dan terdiam. Namun tangannya yang terkepal erat menunjukkan ketidakikhlasan hatinya.

“Terryx.” Lucas Fang menghampirinya dan meletakkan tangannya pada pundaknya. Ia berkata dengan serius, “Terkadang kita menunduk adalah supaya bisa melihat dengan jelas jalan di bawah kaki kita sehingga bisa berjalan dengan mapan dan lebih cepat, bukankah begitu?”

Meskipun Terryx Fang suka berkeliaran bagaikan seorng playboy, tetapi ia tidaklah bodoh. Yang seharusnya ia mengerti, ia pun mengerti.

“Kalau begitu... Apa yang harus kulakukan? Minta maaf?”

Lucas Fang bertukar mata dengan ayahnya, lalu berkata tersenyum,

“Betul. Kamu pergi minta maaf kepada Scarlett Jiang hingga ia memaafkanmu.”

Terryx Fang ragu-ragu, “Aku.... Aku tidak pergi saja.”

“Terryx Fang!”

Mario Fang pun marah lagi. Lucas Fang bergegas berkata, “Aku pergi menemanimu.”

Dengan ini Terryx Fang pun kehabisan kata-kata dan mengangguk, “Baiklah, aku pergi.”

Melihatnya setuju, Mario Fang merasa lega.

.........

Malam telah larut, Scarlett Jiang pun pulang ke rumah keluarga Fang.

Baru saja menginjak masuk, dua sosok kecil pun menyerbu ke arahnya.

“Mommy!”

Mereka adalah Ace dan Nesya.

Scarlett Jiang sangatlah terkejut dan bergegas berjongkok dengan tangan lebar. Lalu ia memeluk mereka dan mencium dahi mereka masing-masing.

“Sayang, kenapa kalian bisa di sini?”

“Aku yang membawa mereka kemari.”

Suara berat familiar terdengar di telinganya. Scarlett Jiang mendongak dan tersenyum, “Kamu paling baik.”

Dia selalu begitu mengetahuinya. Ia tahu bahwa dia kangen kedua anaknya, maka ia pun membawa mereka ke ibukota.

Theo Jin memandang mereka dengan lembut, tampaknya tindakannya ini sangatlah tepat.

Melihat senyumnya yang berseri, hatinya pun luluh bagaikan seonggok luapan air.

“Mommy, aku sangat rindu padamu.” Nesya menaruh kepalanya pada pundak Scarlett Jiang.

Tidak mau kalah, Ace juga bergegas menambahkan, “Mommy, aku juga kangen denganmu.”

Melihat muka kecil mereka yang polos, Scarlett Jiang merasa saat ini dirinya adalah orang yang paling bahagia di dunia ini.

“Aku juga kangen dengan kalian.”

Sekali lagi mencium dahi mereka, ia berdiri dan membawa mereka berjalan ke dalam.

“Lett sudah pulang.” Melihat mereka, Olivia Shang berjalan keluar dari dapur.

“Nenek.”

Panggil kedua anak itu dengan lantang.

Seketika hati Olivia Shang pun luluh. Ia membungkuk dan meremas pipi mereka, lalu berkata dengan manja, “Dua kesayangan kecil, bukankah kalian ingin makan paha ayam? Sudah nenek buatkan, ayo kemari.”

Mendengar ada paha ayam, kedua anak kecil langsung melepaskan tangan Scarlett Jiang dan berlari dengan semangat menuju ruang makan.

“Pelan-pelan.”

Melihatnya, Scarlett Jiang pun berteriak.

Olivia Shang mengikutinya sambil berkata, “Mereka berdua ada aku, kalian sibuklah dengan urusan kalian.”

Mendengarnya, Scarlett Jiang menarik balik langkahnya dan menoleh pada Theo Jin, “Kebetulan ada yang ingin kukatakan padamu.”

Theo Jin mengangkat alis, tampak kaget.

Mereka berdua balik ke kamarnya di lantai atas.

“Leon menghubungiku.”, ujar Scarlett Jiang.

Seketika Theo Jin pun mngernyit. Leon Fu sekarang berada dalam lembaga penelitian Buckland, situasinya tidaklah begitu aman.

Terlebih lagi Lett adalah orang yang Buckland inginkan selama ini. Dia menghubungi begitu mendadak, Lett lah yang akan terluka jika terjadi sesuatu.

“Apa yang dia katakan?”, tanya Theo Jin.

Scarlett Jiang menggeleng, “Tidak apa-apa, ia menanyakan apakah aku baik-baik saja?”

“Adakah dia membicarakan tentang virus?”

“Tidak ada.”

Theo Jin pun memikirkannya.

Scarlett Jiang tidak memperhatikan ekspresinya. Ia teringat dengan panggilan telepon dari Leon Fu dan bertanya dengan khawatir, “Theo, menurutmu, ia menghubungiku tiba-tiba, apakah ada maslaah?”

Mendengarnya, Theo Jin mengusap kepalanya dan berkata ringan, “Jangan berpikir terlalu banyak, dia mungkin hanya mengkhawatirkanmu.”

“Benarkah?” Scarlett Jiang tetaplah khawatir.

Theo Jin berpura-pura tidak senang, “Di depanku, kamu begitu memedulikan pria lain, tidakkah kamu merasa tidak baik?”

Scarlett Jiang tertegun, “Aku hanyalah menganggapnya sebagai keluarga.”

Theo Jin tersenyum, “Aku tahu. Aku hanya ingin mengatakan bahwa kamu tidak perlu mengkhawatirkannya, ia adalah orang dewasa yang bisa melindungi dirinya sendiri.”

“Jika bukan karenaku, ia tidak perlu begitu mengambil resiko seperti itu.”

Jika terjadi sesuatu pada Leon Fu, ia sungguh tidak tahu harus bagaimana menghadap pada ayah Fu dan ibu Fu, bahkan tidak akan tenang dalam hidupnya.

“Lett.” Theo Jin memegang pundaknya dengan kedua tangan dan membungkuk ke depan memandang ke matanya yang penuh dengan kecemasan. Ia berkata dengan serius dan perlahan, “Hal ini tidak ada hubungannya denganmu. Ini adalah pilihannya sendiri.”

“Tetapi...”

Scarlett Jiang masih ingin mengatakan sesuatu, namun Theo Jin memotongnya, “Jangan lupa dari mana asalnya virus dalam tubuhmu. Dia berbuat demikian hanyalah untuk menebusnya. Kamu tidak perlu menambah beban lagi pada dirimu sendiri.”

“Sebenarnya... Aku merasa terbeban kepada ayah dan ibu Fu.”, gumam Scarlett Jiang.

Theo Jin tersenyum, “Aku tahu. Jangan banyak berpikir, Leon Fu bukanlah orang bodoh, ia tidak akan ada masalah.”

Meskipun begitu, kekhawatiran dalam hati Scarlett Jiang tidaklah menghilang.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu